semakin tak terurus

Seharian penuh di lewati Tyas hanya merenung dan sesekali ia menitikkan air matanya. Ia meresa beban berat dipikulnya sekarang. Tak mempunyai uang sepeserpun membuat Tyas merasa tak tega pada Ayuning. Ia yang seharusnya bisa membelikan susu formula untuk bayinya namun ia tak mampu berbuat apa-apa.

Hanya menatap sang bayi dengan perasaan teriris dan merasa dalam keadaan menyedihkan.

Tok...tok...tok..

Tyas merasakan tenang ketika suaminya terlihat sudah pulang ke rumah. Bahkan tak segan ia mencium tangan suaminya saat sudah di depan pintu. Namun ,tangan Tyas dihempaskan begitu saja dengan alasan malu diliatin tetangganya. Seketika hati Tyas merasa seperti di sayat pisau,terluka.

Yuda melangkahkan kaki masuk ke dalam rumah. Indera penciumannya merasa seperti ada makanan. Ia bergegas menuju arah dapur. Di sana masih ada sisa nasi pecel tadi pagi dan juga jamu pemberian Mpok Lela.

"Tyas ... Sini kamu! Ini apa-apa kamu hah.. katanya tidak punya uang tapi ini malah hambur-hamburkan uang buat beli nasi pecel"ucap Yuda dengan nada mengintimidasi.

"Mas, aku juga manusia masih butuh makan. Kamu ninggalin aku di rumah buat kerja tapi enggak kamu kasih uang. Kamu mau aku mati pelan-pelan ? Emang bisa kamu ngurus ayuning sendiri? Lagian itu juga aku nggak beli mas, tadi di kasih Mpok Lela "jawab Tyas tak mau kalah

"Ngomong apa kamu, aku capek-capek kerja pulang disambut kamu yang marah-marah gak jelas kayak gini?"tanya Yuda marah

" Mas ,jangan kamu pikir kamu aja yang capek,aku juga capek mas. Kamu pikir di rumah aku hanya tidur ha? "Jawab Tyas yang mulai meninggikan suaranya.

"Capek apa kamu ,hanya tidur terus"Yuda sewot

"Aku sakit mas, apa kamu peduli? Enggak..kamu bahkan tega biarin aku kelaparan di rumah. Dan saat asi aku nggak keluar kamu nyalahin aku"bentak Tyas

"Itu emang salah kamu, kamu gak becus mengatur cara asi itu keluar"balas Yuda.

"Udalah mas aku capek debat sama kamu. Kalau kamu udah gak bisa sayang dan peduli sama aku bilang mas gak kayak gini"ucap Tyas.

"Kamu minta pisah? Apa kamu pikir gampang pisah. Udahlah jangan ngomong aneh-aneh. Nih uang buat kamu belanja ,bisa makan buat besok. Aku capek mau istirahat."ucap Yuda berlalu setelah menyodorkan sejumlah uang, meskipun tidak banyak namun bagi Tyas lebih dari cukup.

Setelah mendapatkan uang, Tyas langsung memutuskan untuk membeli sepotong tempe dan juga sayur kangkung. Tak lupa ia juga membeli sedikit beras. Dan sisa uangnya ia belikan kebutuhan bayinya.

Saat di toko kelontong, Tyas segera mengambil beberapa sayur dan juga tempe sebagai lauknya. Namun saat mau membayarnya Tyas malah mendapat perlakuan tak terduga dari tetangganya yang mencari-cari kesalahan Tyas dalam merawat diri pasca melahirkan.

Berbagai nasihat juga diutarakan sang tetangga kepada Tyas. Walaupun dengan nada nylekit nyatanya Tyas mampu mengontrol emosinya agar tak sampai menyakiti orang itu.

Dalam fikiran Tyas. Boro-boro merawat diri merawat bayi ayuning sendirian rasanya ia kuawalahan dan tidak mampu. Belum lagi pekerjaan rumah yang biasa menjadi rutinitasnya dulu. Kini nampak semua terbengkalai.

setelah dirasa sudah tak ada yang dibicarakan,Tyas langsung pamit untuk pulang. Ia tidak ingin menambah beban pikirannya.

"Assalamualaikum"ucap Tyas memasuki rumahnya.

"Walaikum salam. Udah selesai belanjanya?"tanya Yuda.

"Udah mas, beli keperluan bayi juga tadi. Walaupun gak kemasan gede yang penting ada semua"jawab Tyas.

"Tyas, bisa ga sih kalau keluar itu liat penampilan juga. Kayaknya setelah melahirkan kamu gak bisa ngerawat diri" ucap Yuda blak-blakan.

Tyas melihat dirinya sendiri. Memang ada benarnya yang dikatakan Yuda juga Bu Har. Tyas kini nampak tak terurus. Bahkan untuk menyisir rambutnya saja tak ia lakukan. Entah apa yang dalam pikirannya sekarang. Tyas merasa hampa.

akhirnya Tyas hanya mengiyakan semua perkataan Yuda yang menilainya buruk itu. Ia tak ingin semakin terpuruk jika memikirkan semuanya sendiri

Ia tau kalaupun ia mengeluh kepada suaminya itu akan menambah rumit permasalahan rumah tangganya. Hingga akhirnya kini Tyas hanya memilih untuk diam dan menghindar. Berusaha untuk tetap baik-baik saja di depan mas Yuda.

Tyas meletakkan semua belanjaannya di dapur, lalu ia duduk merenung.

" Ya Allah, kenapa susah banget kehidupan aku sekarang. Susah banget untuk aku bisa hidup tenang bersama ayuning. Nak maafin ibu, ibu seperti belum siap dengan tugas-tugas baru ibu. Ibu merasa kuwalahan. Ibu benar-benar merasa tak berguna buat kamu nak. Ibu ingin memarahi diri ibu sendiri yang lalai terhadapmu nak" ucap Tyas sendu.

Setelah menumpahkan semua sesak di hatinya Tyas bangkit dan mulai memasak. Hampir setengah jam ia berjibaku memasak makanan untuk makan malam akhirnya pekerjaan itu selesai. Ia menata di meja makan yang ukurannya hanya cukup untuk 3orang.

setelah makan itu siap, Tyas segera memanggil Yuda untuk makan bersama, namun Yuda malah menyuruhnya untuk mandi. Akhirnya Tyas pun hanya menurut tanpa membantah sedikitpun.

Dalam hati ia sakit mendengar perkataan mas Yuda. Apa mas Yuda sudah tak menginginkan dia lagi. Apa rasa cinta itu telah mati untuknya sekarang.

Belum sempat Tyas menuju kamar mandi, ayuning tiba-tiba menangis dengan sangat kencang. Tyas melempar handuk yang sedari tadi sudah ia pegang ke segala arah.

"Ya Allah nak kamu kenapa? Aus ya.. mau mimik ya anaknya ibu ?" Ucap Tyas.

Segera ia ambil bantal sebagai alas bayinya agar mudah untuk ia susui. Dalam keadaan badan yang sudah lengket, keringat yang masih menetas. Rasa tidak nyaman menghinggapi tubuh Tyas. Namun Tyas mengabaikan itu semua. Ia tetap fokus mengasihi anaknya.

Selang 30 menit bayinya sudah selesai mengasihi. Tyas berinsiatif untuk melakukan perawatan pada bayinya. Mulai dari mengganti kasa pusar ,popok dan juga baju yang dikenakan bayinya.

Rasa harum wangi segar menguar dari dalam kamar bayinya. Ayuning sudah nampak cantik dan bugar. Kini Tyas mengayun bayinya hingga sang bayi terlelap tidur.

Setelah menyelesaikan rutinitas Tyas beranjak menuju kamar mandi. Namun saat melewati meja makan ,matanya terbelalak. Bagaimana tidak hanya tersisa tempe 1 potong dan nasi setengah piring. Sementara sayurnya telah ludes tak bersisa.

Episodes
1 hadirnya buah cinta
2 mulai berselisih
3 awal baby blues
4 akut, tak bisa diungkapkan
5 semakin tak terurus
6 kemana rasa pedulimu mas?
7 insiden semut
8 inikah yang kamu harapkan
9 adek?
10 apa maksud yuda
11 pertemuan pertama dengan tuan Rheyno
12 lampu hijau dari Yuda
13 ada apa dengan Yuda dan Mheyta
14 sudah tak berartikah aku
15 memilih pergi
16 keluarga baru
17 menjadi ART
18 perceraian
19 di balik perceraian
20 ucapannya begitu pedas
21 Tyas? kamu kenal Rheyno...
22 walau dingin ,dia perduli
23 mulai tertarik
24 pertemuan tak terduga
25 500juta?
26 membuat Bima penasaran
27 atas kuasa Tuhan
28 menikah?
29 Rencana Rheyno?
30 Rencana licik Rheyno
31 bogem salah sasaran
32 kemarahan ayah Bima
33 Bima yang harus tanggung jawab
34 Ayuning ilang?
35 kecurigaan terhadap Yuda
36 fakta terkuak
37 gagal menemukan Yuda
38 patah
39 menikah
40 akhirnya sah
41 belum sepenuhnya menerima
42 semua butuh waktu
43 mengakuinya
44 menolak?
45 Rheyno sakit?
46 jalani bersama
47 curiga
48 maafin aku mas..
49 salah sangka
50 bagus juga aktingnya
51 terungkap
52 tak nyaman dipeluk ayah
53 Terluka
54 kejahatan dibalas kebaikan
55 cinta terlarang
56 Terluka
57 salah paham
58 keluar negeri
59 memalsukan kematiannya
60 tak bisa dibohongi
61 sekilas ada yang sama
62 kemarahan Mheyta pada Tyas
63 berkata sejujurnya
64 Yuda berulah lagi
65 kepergian Mheyta
66 menjadi ibu susu keponakannya
67 mengapa aku merasa sedang bercermin
68 ---
69 eksekusi malam pertama
70 terlalu baik
71 mencari kebenaran kematian Mheyta
72 penyesalan
73 tunaikan kewajiban
74 terperangkap Yudha
Episodes

Updated 74 Episodes

1
hadirnya buah cinta
2
mulai berselisih
3
awal baby blues
4
akut, tak bisa diungkapkan
5
semakin tak terurus
6
kemana rasa pedulimu mas?
7
insiden semut
8
inikah yang kamu harapkan
9
adek?
10
apa maksud yuda
11
pertemuan pertama dengan tuan Rheyno
12
lampu hijau dari Yuda
13
ada apa dengan Yuda dan Mheyta
14
sudah tak berartikah aku
15
memilih pergi
16
keluarga baru
17
menjadi ART
18
perceraian
19
di balik perceraian
20
ucapannya begitu pedas
21
Tyas? kamu kenal Rheyno...
22
walau dingin ,dia perduli
23
mulai tertarik
24
pertemuan tak terduga
25
500juta?
26
membuat Bima penasaran
27
atas kuasa Tuhan
28
menikah?
29
Rencana Rheyno?
30
Rencana licik Rheyno
31
bogem salah sasaran
32
kemarahan ayah Bima
33
Bima yang harus tanggung jawab
34
Ayuning ilang?
35
kecurigaan terhadap Yuda
36
fakta terkuak
37
gagal menemukan Yuda
38
patah
39
menikah
40
akhirnya sah
41
belum sepenuhnya menerima
42
semua butuh waktu
43
mengakuinya
44
menolak?
45
Rheyno sakit?
46
jalani bersama
47
curiga
48
maafin aku mas..
49
salah sangka
50
bagus juga aktingnya
51
terungkap
52
tak nyaman dipeluk ayah
53
Terluka
54
kejahatan dibalas kebaikan
55
cinta terlarang
56
Terluka
57
salah paham
58
keluar negeri
59
memalsukan kematiannya
60
tak bisa dibohongi
61
sekilas ada yang sama
62
kemarahan Mheyta pada Tyas
63
berkata sejujurnya
64
Yuda berulah lagi
65
kepergian Mheyta
66
menjadi ibu susu keponakannya
67
mengapa aku merasa sedang bercermin
68
---
69
eksekusi malam pertama
70
terlalu baik
71
mencari kebenaran kematian Mheyta
72
penyesalan
73
tunaikan kewajiban
74
terperangkap Yudha

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!