awal baby blues

Ubi bakar telah habis dilahap tyas sendirian. Tak bersisa sedikitpun.  Hanya tinggal jagung rebus yang masih belum tersentuh sama sekali.

Setelah makan tyas terdiam sejenak.  Terlintas keberadaan suaminya sekarang yang pergi tanpa pamit.

Terdengar suara tangisan ayuning dari arah kamar. Tyas segera beranjak dari tempat duduknya menuju ke kamar.

"haus ya sayang,  sebentar ya ibu buka kancing baju dulu. Trus mimim ya. "ucap tyas tersenyum.

Saat tengah menyusui juga fikiran tyas kemana-mana khawatir dengan suaminya.

Hingga terdengar kembali tangisan ayuning yang begitu kencang.

Tyas nampak cemas dan bingung.  Beberapa kali mencoba untuk menyusui nya namun lagi-lagi sang bayi menolak. Dan saat disadari asi yang keluar hanyalah sedikit dan sangat susah untuk mengeluarkanya.

Tyas nampak resah,  ia hanya menggendong berusaha agar sang bayi berhenti dari tangisannya.  Namun usahanya sia-sia justru tangisan sang bayi makin nyaring ditelinga tyas.

Tyas yang panik tak mampu lagi berfikir. Namun tiba-tiba saja terlintas dalam benaknya untuk memberikan bayinya air tajin yang mungkin bisa membantu anaknya merasakan sedikit kenyang.

Langkah tyas menuju dapur terhenti ketika melihat yuda masuk ke dalam rumah.

"mas,  kamu dari mana?,  ini ayuning dari tadi nangis terus, aku udah susuin tapi dianya ga mau"keluh tyas.

"duh tyas, aku tu baru pulang cari uang.  Kamu sendiri kan yang minta pempers yang kemasan besar,  gak mau renceng sekarang aku capek pengen istirahat  malah kmu curhat gini.  Ayuning tu urusan kamu.  Makanya kamu itu kalau lagi susuin jangan pikiran yang macem-macem.  Jadi mampet kan.  Trus sekarang siapa yang repot. Aku juga mesti tambah biaya susu formula  "balas yuda.

mata tyas berkaca-kaca mendengarkan kata-kata yang terlontar dari mulut Yuda. Baginya ini sangat menyakitkan.

"emmm...  Mas yuda udah makan?  Tanya tyas mengalihkan pembicaraan untuk menutupi kesedihannya.

"udah tadi makan di rumah Pakdhe Sapto,  anaknya baru pulang di kota. Makan-makan tadi di rumahnya"jawab yuda.

Seketika raut wajah tyas berubah menahan emosi.  Bagaimana tidak asinya mampet ia disalahkan begitu saja padahal itu karena tyas tak bisa makan nasi dan sayur. Dan hanya bisa memakan ubi bakar untuk mengganjal perutnya. Sementara suaminya dengan enteng berkata habis makan-makan enak di rumahnya Pakde Sapto.

Bagai tertusuk ribuan duri, terasa sesak dada tyas melihat suaminya. Tangisan ayuning seolah jadi saksi bahwa sedikitpun suaminya sudah tidak peduli padanya sekarang.

Dengan langkah gemetar dan kekuatan menahan emosinya tyas menuju dapur.  Tyas mengedarkan pandangannya.  Nampak tempat beras tinggal satu gelas,  bahan-bahan dapur lainnya seperti dibiarkan kosong.

Tyas memasak beras itu dengab banyak air berharap banyak tajin untuk sekedar meredakan tangis bayinya.

Di depan kompor tyas menitikkan air matanya. Tyas seakan merasa tidak ada lagi tempatnya mengadu. Ia merasa Ayuning adalah korban yang juga tak menginginkan kondisi seperti ini.

Selang beberapa menit. Air beras itu sudah masak.  Perlahan setetes demi setetes ia masukkan ke dalam mulut sang bayi. Rasa haru bahagia muncul ketika mulut sang bayi merespon dan tangisnya mereda.  Namun bersamaan dengan itu hati tyas merasa pilu dan sesak.

Ia tak pernah membayangkan akan menjalani keadaan seperti ini. Andaikan orang tuanya masih ada mungkin ia akan membawa ayuning ke rumah orang tuanya.

"kenapa mas yuda tak seperti dulu lagi,  masih ingatkah dia dulu dia yang mengejarku,  segala upaya ia lakukan untuk membuatku bisa bersamanya. Tapi mengapa sekarang rasanya aku sudah tak berarti baginya.  Apa rasa cintanya telah habis untuk ku sehingga dia berhenti peduli denganku. "batin tyas.

Bayi Ayuning sudah tertidur di dekapan gendongan tyas,  sementara tyas menatap nasi yang telah menjadi bubur hambar itu.

Perlahan ia menyendokan makanan itu ke dalam mulutnya.  Rasanya sangat tidak selera di lidah.  Tapi apa daya daripada terbuang dan dari pada perutnya harus menahan lapar nantinya karena hanya makan 2buah ubi bakar.

Setelah selesai makan, tyas beranjak ke kamar, meletakkan bayinya di atas kasur.  Sambil memandangi wajah mungil Ayuning, tyas terus berdoa agar cinta Yuda kembali tumbuh dan bisa menjadi keluarga harmonis.

Hingga tak terasa mata tyas terpejam. Namun hanya beberapa saat tyas kembali membuka matanya karena Ayu buang air besar. Mata tyas membulat sempurna ketika melihat ternyata yang keluar adalah fases air. Tyas merasa bersalah meruntuki perbuatannya sendiri yang gegabah memberinya air beras (tajin).

Setelah mengganti pempersnya.  Tyas kembali harus berusaha menidurkan bayinya. Digendongnya bayi Ayuning lalu di ayunkan perlahan sambil sesekali di puk puk bagian pantatnya.

Kurang lebih setengah jam menggendong sambil mengayun,  mata tyas seperti tidak mau di ajak bekerja sama.  Hingga harus meletakkan kembali bayinya di atas kasur itu. Namun karena belum nyenyak bayi ayuning kembali menangis, hal itu membuat tyas lagi-lagi harus menahan kantuknya demi meredakan tangis sang bayi.

"apa sih tyas,  kenapa brisik sekali bayi itu?  "ucap Yuda tanpa rasa bersalah melontarkan kalimat itu.

"mas,  bisa gantian gak gendong Ayuning,  aku gak kuat nahan kantuk mas. Aku takut dia jatuh dari gendonganku"ucap tyas memohon.

"aku capek, besok sudah mulai kerja aku membangun rumahnya Disa.  Aku harus nabung tenaga buat besok,  "ucap Yuda melengos pergi.

Tyas hanya bisa menghela napas dengan berat. Dengan menahan kantuk ,Tyas mengambil jagung rebus yang tadi di berikan Mpok Lela.

Berharap dengan makan ia akan kembali kuat membuka matanya dan menghilangkan kantuknya.

Tyas menyandarkan punggungnya di tepi ranjang dengan menggendong bayi Ayuning. Ia mulai melahap jagung itu. Ini adalah malam pertama ia bersama sang bayi. Namun sang bayi merasa seperti belum siap dengan dunia luar sehingga ia tak mau jauh dari dekapan sang ibu.

Bukannya menghilangkan ngantuk kini malah Tyas merasa semakin lengket matanya tak mampu membukanya lagi. Hingga akhirnya...

Brruuugggghhhh.... Oooeeekkk..oooeekkk...

Tyas yang menyadari bayinya terjatuh dari pelukannya pun kelabakan panik. Segera ia gendong kembali bayinya. Dengan penuh rasa bersalah ia terus mencium pipi Ayuning.

Sesal rasa bersalah hinggap di hati Tyas. Melirik jam dinding masih menunjukkan pukul

00.30. Tyas semakin kelimpungan tak memiliki waktu istirahat. Raganya lelah tapi keadaan tak mengizinkan istirahat.

Dengan berusaha semampunya Tyas kembali menggendong menidurkan ayuning. Lagi-lagi suara tangisan bayi kembali terdengar. Tyas memijat pelipisnya seperti merasa sedikit pusing. Namun ia tak tinggal diam menyelidiki penyebab anaknya kembali menangis

Dan benar saja anaknya kembali membuang fases cair. Perasaan bersalah bertubi-tubi menghinggapi diri Tyas ,pikirannya tertuju pada air beras yang tadi diberikan pada Ayuning.

Setelah memberikan minyak telon,mengganti pempers ,Tyas berusaha menyusui bayinya.

Ia menopang tubuh bayi itu dengan bantal di pangkuannya.

"Ya Allah.... Aku ngantuk. Aku pingin tidur ."gumam Tyas tergugu seolah mengadu ia tak sanggup menghadapi keadaan saat ini.

Episodes
1 hadirnya buah cinta
2 mulai berselisih
3 awal baby blues
4 akut, tak bisa diungkapkan
5 semakin tak terurus
6 kemana rasa pedulimu mas?
7 insiden semut
8 inikah yang kamu harapkan
9 adek?
10 apa maksud yuda
11 pertemuan pertama dengan tuan Rheyno
12 lampu hijau dari Yuda
13 ada apa dengan Yuda dan Mheyta
14 sudah tak berartikah aku
15 memilih pergi
16 keluarga baru
17 menjadi ART
18 perceraian
19 di balik perceraian
20 ucapannya begitu pedas
21 Tyas? kamu kenal Rheyno...
22 walau dingin ,dia perduli
23 mulai tertarik
24 pertemuan tak terduga
25 500juta?
26 membuat Bima penasaran
27 atas kuasa Tuhan
28 menikah?
29 Rencana Rheyno?
30 Rencana licik Rheyno
31 bogem salah sasaran
32 kemarahan ayah Bima
33 Bima yang harus tanggung jawab
34 Ayuning ilang?
35 kecurigaan terhadap Yuda
36 fakta terkuak
37 gagal menemukan Yuda
38 patah
39 menikah
40 akhirnya sah
41 belum sepenuhnya menerima
42 semua butuh waktu
43 mengakuinya
44 menolak?
45 Rheyno sakit?
46 jalani bersama
47 curiga
48 maafin aku mas..
49 salah sangka
50 bagus juga aktingnya
51 terungkap
52 tak nyaman dipeluk ayah
53 Terluka
54 kejahatan dibalas kebaikan
55 cinta terlarang
56 Terluka
57 salah paham
58 keluar negeri
59 memalsukan kematiannya
60 tak bisa dibohongi
61 sekilas ada yang sama
62 kemarahan Mheyta pada Tyas
63 berkata sejujurnya
64 Yuda berulah lagi
65 kepergian Mheyta
66 menjadi ibu susu keponakannya
67 mengapa aku merasa sedang bercermin
68 ---
69 eksekusi malam pertama
70 terlalu baik
71 mencari kebenaran kematian Mheyta
72 penyesalan
73 tunaikan kewajiban
74 terperangkap Yudha
Episodes

Updated 74 Episodes

1
hadirnya buah cinta
2
mulai berselisih
3
awal baby blues
4
akut, tak bisa diungkapkan
5
semakin tak terurus
6
kemana rasa pedulimu mas?
7
insiden semut
8
inikah yang kamu harapkan
9
adek?
10
apa maksud yuda
11
pertemuan pertama dengan tuan Rheyno
12
lampu hijau dari Yuda
13
ada apa dengan Yuda dan Mheyta
14
sudah tak berartikah aku
15
memilih pergi
16
keluarga baru
17
menjadi ART
18
perceraian
19
di balik perceraian
20
ucapannya begitu pedas
21
Tyas? kamu kenal Rheyno...
22
walau dingin ,dia perduli
23
mulai tertarik
24
pertemuan tak terduga
25
500juta?
26
membuat Bima penasaran
27
atas kuasa Tuhan
28
menikah?
29
Rencana Rheyno?
30
Rencana licik Rheyno
31
bogem salah sasaran
32
kemarahan ayah Bima
33
Bima yang harus tanggung jawab
34
Ayuning ilang?
35
kecurigaan terhadap Yuda
36
fakta terkuak
37
gagal menemukan Yuda
38
patah
39
menikah
40
akhirnya sah
41
belum sepenuhnya menerima
42
semua butuh waktu
43
mengakuinya
44
menolak?
45
Rheyno sakit?
46
jalani bersama
47
curiga
48
maafin aku mas..
49
salah sangka
50
bagus juga aktingnya
51
terungkap
52
tak nyaman dipeluk ayah
53
Terluka
54
kejahatan dibalas kebaikan
55
cinta terlarang
56
Terluka
57
salah paham
58
keluar negeri
59
memalsukan kematiannya
60
tak bisa dibohongi
61
sekilas ada yang sama
62
kemarahan Mheyta pada Tyas
63
berkata sejujurnya
64
Yuda berulah lagi
65
kepergian Mheyta
66
menjadi ibu susu keponakannya
67
mengapa aku merasa sedang bercermin
68
---
69
eksekusi malam pertama
70
terlalu baik
71
mencari kebenaran kematian Mheyta
72
penyesalan
73
tunaikan kewajiban
74
terperangkap Yudha

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!