Suami Pilihan Abah

Suami Pilihan Abah

Bab 1

" Astaghfirullah, kenapa jam segini baru

 pulang.. Abah sudah peringatkan kamu berulang kali. tetap saja begini! " ucap Abah sambil memegangi dadanya.

sedari almarhum umi meningal, sekarang Zahra jadi susah di atur, ia sering keluar beralasan sekolah padahal sebenarnya ia bolos. beberapa guru melaporkan sikap Zahra disekolah yang pecicilan, bahkan tidak beretika sedikit pun. gelar abah nya yang kiyai sekaligus pemilik pesantren merasa gagal mendidik putri bungsu nya.

" apa sih baa?... Zahra cape baru pulang sekolah abah malah ngomel terus. " ucap Zahra sambil memicingkan mata nya.

" ini udah jam tuju, mana ada pulang sekolah jam tuju malam gini? " abah semakin kesal pada Zahra semakin hari kelakuan nya menjadi jadi.

Zahra yang tak menghiraukan abah nya, langsung naik ke kamar nya, sambil membanting pintu.

" sudah bah yang ada. nanti darah tingi abah kumat " ucap umi farida ibu sambung Zahra

imran yang baru pulang dari masjid pun. kaget saat melihat abah nya sesak nafas dibuat Zahra!

" Umi Abah kenapa? "

" adik mu keterlaluan semakin hari Abah merasa gagal mendidik nya " ucap abah sambil memegang tangan Imran.

" Zahra bikin ulah lagi bah?.. keterlaluan itu anak, biar nanti imran yang akan menasihati nya." ujar imran.

" Umi bawa Abah kekamar yah, biar aku ke atas mau kasih dia pelajaran! " ucap imran serius.

" jangan terlalu keras pada adik mu bang, mungkin tadi di sekolah banyak acara maknya pulang telat. " ucap umi farida menenangkan suasana.

namun imran yang sudah kadung kesal. akhirnya menuju kamar Zahra

Tok...

Tok...

Tok...

" Zahra buka pintu nya, abang mau bicara "

Zahra yang gelagapan sehabis mandi pun hanya mengenakan daster lengan pendek. dan langsung membukakan pintu Kamar nya

" apa sih bang? brisik tau " ucap Zahra tampa rasa bersalah.

" ayo turun segera minta maaf sama Abah. " ucap imran sambil menggenggam tangan mungil Zahra

" Aku ngak akan turun bang , aku cape sama dunia ku. pernah ngak sedikit ajah kalian pikirin perasaan aku pernah ngak abang sama Abah ngerti in. aku pernah ngak!!! " ucap Zahra sabil menangis. "

tentu saja imran yang tak tega langsung melepas kembali tangan adik nya, dan membiarkan Zahra menutup pintu tampa berkata lagi.

di dalam kamar Zahra, menangis sambil menyebut nama Umi nya. menurut nya Umi lah yang selalu mengerti dirinya. sejak kepergian Umi satu tahun yang lalu membuat Zahra menjadi gadis yang Malas di rumah serta pecicilan diluar rumah. Zahra berharap aba tidak menikah lagi setelah ditingal oleh almarhumah umi namun dugaan nya salah besar. farida yang dulu pengasuh nya kini malah menjadi ibuk sambung nya.

pada saat itu, Zahra jadi merasa kesepian dia seolah bersikap kepada dirinya.ia merasa hanya hidup seorang diri di rumah ini. baginya sahabatnya di sekolah adalah keluarga nya. dan kepergian umi seolah dimanfaatkan farida untu mengambil peran di keluarga nya itulah sebab Zahra malas bersikap sopan kepada farida.

" kenapa sih? ngak ada yang ngertiin, sedikit aja " gumam Zahra dalam hati sambil mengusap air matanya.

Telpon nya berdering panggilan video call, dari grup sahabatnya. Kalau malam ini mereka akan sepakat pergi nongkrong di caffe sambil karokean. Zahra yang tadinya habis menangis langsung melupakan kesedihannya.

" Hey,,,Ra Lu mau ikut ngak nih kita jemput? " ucap Mawar

" iyah nih Ra.. hayuk lah besok kan juga libur kan keluar lah mingguan kita. " sahut Ratna dan intan

" ngak tau nih ge.. Gue habis debat sama orang rumah " ujar Zahra sambil memegang dagunya.

" ya elah kenapa lagi sih? " ucap intan

" biasa anak ustad mah begitu kan ngab, Apa-apa pasti harus izin " cletuk Mawar seakan sudah tau apa penyebab nya.

selama berteman dengan Zahra mereka jarang bertemu dirumah pak kiyai yusuf karna jika tau pun. mereka akan kena omelan. pernah waktu itu saat mereka menjemput Zahra di ajak nonton di bioskop pun. langsung kena semprot semua.

" yah udah lah gaes, gw bisa nih keluar tapi jemput yah..! pokonya nanti pas adzan isya lu pada mesti Setai. di depan ujung gang pondok! "

" nahh... iniii baru kawan oke lah Gas... " ucap Mawar sambil menutup pangilan video call.

Zahra bersiap menganti pakean nya. ia mengunakan gamis namun ia membawa baju ganti sweter dan celan jens nya, seblum keluar ia memastikan seluruh sudut lantai 1 dan 2 tidak ada siap pun. misinya berhasil malam ini. Zahra dan ketiga sahabatnya keluyuran.

sesampainya di mobil Mawar. Zahra langsung menganti baju nya. meskipun ia mengunakan celan jens ia tetap memakai kerudung nya. karna sejatinya ia masih merasa malu jika harus membuka hijab didepan umum.

sesampainya di caffe, Mawar memarkirkan mobilnya. di tempat biasa dan mereka pun memesan makanan yang sama. sedari masuk SD mereka memang sudah bersahabat bahkan nanti mereka ingin bersepakat kuliah di Singapura bersama.

" Ra,,,ini lu beneran kabur-kaburan lagi? " tanya Ratna.

" Kalau pun gue izin ngak bakalan juga di boleh in. sama Abah percuma kan! " ucap Zahra sambil membenarkan kerudung nya.

" yah ws lah nyanyi aja yuk.. biar ngak ruwet ini hidup " cletuk intan.

mereka bertiga menyanyi di sambil di iringi musik biasa. namun Zahra hanya menyaksikan intan Mawar dan Ratna bernyanyi. malam ini Zahra memang berasa Mimpi tapi Raga nya Zahra seakan tidak disana ia melihat ketiga sahabatnya bernyanyi dengan banyak tingkah nya. disana meskipun ramai Zahra masih merasa kesepian.

" Ayo,,,Ra Luh naik ke pangung sinih? " ucap ketiga sahabatnya sambil melambaikan tangan.

Zahra hanya mengelengkan kepala nya. sahabatnya yang peka pun. berhenti bernyanyi dan langsung menghampiri Zahra yang mematung di sudut sendirian.

" Lu lagi kenapa?.. cerita coba masa murung terus. kita kesini buat heppy-heppy. kali Ra " ujar Mawar.

namun Zahra langsung menangis. ketiga sahabatnya kebingungan apa penyebab nya. apa mungkin kata-kata yang di keluarin salah?

" Ya Tuhan sorry ngab.. gw ngak ada maksud Apa-apa. kenapa Luh nangis? " ucap Mawar yang kebingungan. ia merasa bersalah karna kata-katanya.

" ngak papa, cuman Gua lagi ngerasa sedih banget. "

" malem ini kita nginep di hotel aja yuk. " ucap intan.

Akhirnya mereka berempat sepakat untuk menginap malam ini di Hotel. karna ia tahu perasaan sahabatnya saat ini sedang benar-benar kacau.

" Kalau ngak mau cerita sekarang ngak papa beb. nanti bisa cerita pas udah sampai di hotel. " ucap Ratna sambil mengusap punggung Mega.

yang mereka tahu selama kenal dengan mega. dia adalah si hitam manis yang ceria dia cantik imut baik dan pengertian. mereka merasa bersalah ketika dia melihat Zahra yang ceria tiba-tiba menangis seketika. mereka pikir ucapan Mawar tadi menyinggung mega, tapi baru kali ini Zahra baper biasanya Zahra yang paling julid di Antara yang lain.

🌹

🌹

happy reading.....

Terpopuler

Comments

anggita

anggita

maaf, saran thor. klo awal paragraf/ alinea usahakan pakai huruf besar🙏

2024-07-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!