NovelToon NovelToon

Suami Pilihan Abah

Bab 1

" Astaghfirullah, kenapa jam segini baru

 pulang.. Abah sudah peringatkan kamu berulang kali. tetap saja begini! " ucap Abah sambil memegangi dadanya.

sedari almarhum umi meningal, sekarang Zahra jadi susah di atur, ia sering keluar beralasan sekolah padahal sebenarnya ia bolos. beberapa guru melaporkan sikap Zahra disekolah yang pecicilan, bahkan tidak beretika sedikit pun. gelar abah nya yang kiyai sekaligus pemilik pesantren merasa gagal mendidik putri bungsu nya.

" apa sih baa?... Zahra cape baru pulang sekolah abah malah ngomel terus. " ucap Zahra sambil memicingkan mata nya.

" ini udah jam tuju, mana ada pulang sekolah jam tuju malam gini? " abah semakin kesal pada Zahra semakin hari kelakuan nya menjadi jadi.

Zahra yang tak menghiraukan abah nya, langsung naik ke kamar nya, sambil membanting pintu.

" sudah bah yang ada. nanti darah tingi abah kumat " ucap umi farida ibu sambung Zahra

imran yang baru pulang dari masjid pun. kaget saat melihat abah nya sesak nafas dibuat Zahra!

" Umi Abah kenapa? "

" adik mu keterlaluan semakin hari Abah merasa gagal mendidik nya " ucap abah sambil memegang tangan Imran.

" Zahra bikin ulah lagi bah?.. keterlaluan itu anak, biar nanti imran yang akan menasihati nya." ujar imran.

" Umi bawa Abah kekamar yah, biar aku ke atas mau kasih dia pelajaran! " ucap imran serius.

" jangan terlalu keras pada adik mu bang, mungkin tadi di sekolah banyak acara maknya pulang telat. " ucap umi farida menenangkan suasana.

namun imran yang sudah kadung kesal. akhirnya menuju kamar Zahra

Tok...

Tok...

Tok...

" Zahra buka pintu nya, abang mau bicara "

Zahra yang gelagapan sehabis mandi pun hanya mengenakan daster lengan pendek. dan langsung membukakan pintu Kamar nya

" apa sih bang? brisik tau " ucap Zahra tampa rasa bersalah.

" ayo turun segera minta maaf sama Abah. " ucap imran sambil menggenggam tangan mungil Zahra

" Aku ngak akan turun bang , aku cape sama dunia ku. pernah ngak sedikit ajah kalian pikirin perasaan aku pernah ngak abang sama Abah ngerti in. aku pernah ngak!!! " ucap Zahra sabil menangis. "

tentu saja imran yang tak tega langsung melepas kembali tangan adik nya, dan membiarkan Zahra menutup pintu tampa berkata lagi.

di dalam kamar Zahra, menangis sambil menyebut nama Umi nya. menurut nya Umi lah yang selalu mengerti dirinya. sejak kepergian Umi satu tahun yang lalu membuat Zahra menjadi gadis yang Malas di rumah serta pecicilan diluar rumah. Zahra berharap aba tidak menikah lagi setelah ditingal oleh almarhumah umi namun dugaan nya salah besar. farida yang dulu pengasuh nya kini malah menjadi ibuk sambung nya.

pada saat itu, Zahra jadi merasa kesepian dia seolah bersikap kepada dirinya.ia merasa hanya hidup seorang diri di rumah ini. baginya sahabatnya di sekolah adalah keluarga nya. dan kepergian umi seolah dimanfaatkan farida untu mengambil peran di keluarga nya itulah sebab Zahra malas bersikap sopan kepada farida.

" kenapa sih? ngak ada yang ngertiin, sedikit aja " gumam Zahra dalam hati sambil mengusap air matanya.

Telpon nya berdering panggilan video call, dari grup sahabatnya. Kalau malam ini mereka akan sepakat pergi nongkrong di caffe sambil karokean. Zahra yang tadinya habis menangis langsung melupakan kesedihannya.

" Hey,,,Ra Lu mau ikut ngak nih kita jemput? " ucap Mawar

" iyah nih Ra.. hayuk lah besok kan juga libur kan keluar lah mingguan kita. " sahut Ratna dan intan

" ngak tau nih ge.. Gue habis debat sama orang rumah " ujar Zahra sambil memegang dagunya.

" ya elah kenapa lagi sih? " ucap intan

" biasa anak ustad mah begitu kan ngab, Apa-apa pasti harus izin " cletuk Mawar seakan sudah tau apa penyebab nya.

selama berteman dengan Zahra mereka jarang bertemu dirumah pak kiyai yusuf karna jika tau pun. mereka akan kena omelan. pernah waktu itu saat mereka menjemput Zahra di ajak nonton di bioskop pun. langsung kena semprot semua.

" yah udah lah gaes, gw bisa nih keluar tapi jemput yah..! pokonya nanti pas adzan isya lu pada mesti Setai. di depan ujung gang pondok! "

" nahh... iniii baru kawan oke lah Gas... " ucap Mawar sambil menutup pangilan video call.

Zahra bersiap menganti pakean nya. ia mengunakan gamis namun ia membawa baju ganti sweter dan celan jens nya, seblum keluar ia memastikan seluruh sudut lantai 1 dan 2 tidak ada siap pun. misinya berhasil malam ini. Zahra dan ketiga sahabatnya keluyuran.

sesampainya di mobil Mawar. Zahra langsung menganti baju nya. meskipun ia mengunakan celan jens ia tetap memakai kerudung nya. karna sejatinya ia masih merasa malu jika harus membuka hijab didepan umum.

sesampainya di caffe, Mawar memarkirkan mobilnya. di tempat biasa dan mereka pun memesan makanan yang sama. sedari masuk SD mereka memang sudah bersahabat bahkan nanti mereka ingin bersepakat kuliah di Singapura bersama.

" Ra,,,ini lu beneran kabur-kaburan lagi? " tanya Ratna.

" Kalau pun gue izin ngak bakalan juga di boleh in. sama Abah percuma kan! " ucap Zahra sambil membenarkan kerudung nya.

" yah ws lah nyanyi aja yuk.. biar ngak ruwet ini hidup " cletuk intan.

mereka bertiga menyanyi di sambil di iringi musik biasa. namun Zahra hanya menyaksikan intan Mawar dan Ratna bernyanyi. malam ini Zahra memang berasa Mimpi tapi Raga nya Zahra seakan tidak disana ia melihat ketiga sahabatnya bernyanyi dengan banyak tingkah nya. disana meskipun ramai Zahra masih merasa kesepian.

" Ayo,,,Ra Luh naik ke pangung sinih? " ucap ketiga sahabatnya sambil melambaikan tangan.

Zahra hanya mengelengkan kepala nya. sahabatnya yang peka pun. berhenti bernyanyi dan langsung menghampiri Zahra yang mematung di sudut sendirian.

" Lu lagi kenapa?.. cerita coba masa murung terus. kita kesini buat heppy-heppy. kali Ra " ujar Mawar.

namun Zahra langsung menangis. ketiga sahabatnya kebingungan apa penyebab nya. apa mungkin kata-kata yang di keluarin salah?

" Ya Tuhan sorry ngab.. gw ngak ada maksud Apa-apa. kenapa Luh nangis? " ucap Mawar yang kebingungan. ia merasa bersalah karna kata-katanya.

" ngak papa, cuman Gua lagi ngerasa sedih banget. "

" malem ini kita nginep di hotel aja yuk. " ucap intan.

Akhirnya mereka berempat sepakat untuk menginap malam ini di Hotel. karna ia tahu perasaan sahabatnya saat ini sedang benar-benar kacau.

" Kalau ngak mau cerita sekarang ngak papa beb. nanti bisa cerita pas udah sampai di hotel. " ucap Ratna sambil mengusap punggung Mega.

yang mereka tahu selama kenal dengan mega. dia adalah si hitam manis yang ceria dia cantik imut baik dan pengertian. mereka merasa bersalah ketika dia melihat Zahra yang ceria tiba-tiba menangis seketika. mereka pikir ucapan Mawar tadi menyinggung mega, tapi baru kali ini Zahra baper biasanya Zahra yang paling julid di Antara yang lain.

🌹

🌹

happy reading.....

Bab 2

" Oya... btw Luh nginep di cari nggak ini? " tanya intan.

" mereka takan perduli, Gue juga punya dunia Gue sendiri " ucap Zahra tampa merasa bersalah.

mereka bertiga saling tatap. mereka bingung ingin menasihati nya, tapi Mereka Tau Kalau Zahra itu si kepala batu.

sesampainya di hotel. mereka langsung memesan kamar intan dan mawar. sedangkan Zahra dan Ratna. mereka harus berpisah kamar.

tak pikir panjang mereka yang tadinya ingin mengobrol pun. sudah terlalu lelah karna sudah jam 22.45 .

merekapun. langsung Tepar di tempat tidurnya masing-masing.

*****

Keesokan paginya di rumah pak kiyai Yusuf di hebohkan dengan kabar Kalau Zahra hilang Umi, Abah, imran pun mencari ke sekeliling pondok tapi tidak di temukan. bahkan teman-teman sekolah nya tidak menjawab panggilan dari imran.

Mbak santri dan Kang santri pun, ikut mencari keberadaan Zahra. pa kiyai Yusuf rasanya sudah cukup kewalahan dengan sikap putri bungsu nya.

" ya Allah jika sudah waktunya lancarkan saja jalan nya " ucap kiyai Yusuf di hadapan Umi farida.

" Abah kenapa? " sahut Umi yang panik.

" Abah akan memutuskan Untuk Menikahkan Zahra mi. " Ucap kiyai Yusuf dengan Lugas nya.

" ya Allah, Abah jangan gegabah dulu bah. Zahra masih terlalu muda. "

" tapi Abah yakin Mi. Kalau ia mampu membimbing Zahra " ucap pak kiyai yusuf penuh keyakinan.

Umi farida sendiri juga tidak tau siap laki-laki yang di maksud Suaminya, yang akan di nikahkan dengan Zahra.

" tolong Mi. cari imran suruh dia kesini. "

Umi langsung bergegas memangil imran. sesampainya. imran menghadap Abah. Abah langsung mengutarakan apa yang Abah inginkan.

" Hah,,,Rasya? " ucap imran penuh cemas

ia tidak menyangka Zahra akan di jodohkan dengan Rasya.

" Ba,,,Rasya laki-laki yang sudah cukup umur. ia belum tentu mau menerima Zahra, Rasya Ustadz yang paling berwibawa Bah. sedangkan aku faham adik saya Zahra jauh dari kata Soleha " ujar imran sambil merapihkan duduk nya.

" justru itu imran,,,Abah yakin Rasya bisa mendidik adik mu. " ucap Abah meyakinkan.

setelah semua bersepakat untuk menikahkan Zahra dengan Rasya, sambil menunggu kedatangan Zahra Abah menyiapkan drama Terbesar agar putri nya nanti tak banyak bicara, membuat Zahra mati kutu!

Tapi sebelum itu kiyai Yusuf sudah membicarakan ini semua pada Rasya. Rasya awalnya menolak namun kiyai memohon penuh dengan keyakinan. Akhirnya ustadz Rasya mengiyakan.

Lain halnya dengan Zahra, sudah siang Tapi dia engan pulang ke rumah. padahal waktu chek aut. tinggal dua jam lagi.

" beb lu nggak pulang? "

" nggak tau nih Na. bawaan nya mager terus juga perasaan ku nggak enak " ucap Zahra sambil menutup matanya lagi.

" yah udah lu, mandi geh. udah siang bentar lagi cek out. ”

akhirnya Zahra pun. beranjak dari kasur nya dan bergegas ke kamar mandi.

di perjalanan arah pulang. intan dan Ratna sudah di antar terlebih dulu oleh mawar. Zahra menatap lurus ke arah kaca ia melihat anak sebaya nya, yang sedang Selfi dengan ibu nya. reflek Zahra langsung Teringat Umi nya.

" Lu,,,,knp sih ga? akhir-akhir ini sering banget ngelamun mikirin apan si? Tanya mawar sambil menyetel music di mobil nya.

" nggak papa. Gw lagi kangen aja sama Umi " sambil Zahra mengusap air mata yang menetes.

" yah udah, Lu jangan sedih bentar lagi sampai ini. "

tampa pikir panjang sesampainya. di depan gerbang pesantren Al_hikmah, mawar menurunkan Zahra. Zahra pun sudah siap kena omelan Abah nya lagi. karna ia tau konsekwensi nya.

namun semuanya berubah, ia tidak menyangka ternyata filing Zahra salah. Abah nya kini sedang di tangisi Umi dan bang imran. Zahra menelan saliva nya, ia bingung apa yang terjadi?. Zahra yang tadinya siap Tempur dengan omelan Abah nya, kini ia malah dibuat parno oleh keadaan. aba nya terbujur lemas di sofa.

" kamu dari mana saja sih dee,,,,liat Abah tadi Abah pingsan. " ucap imran sambil menghampiri Zahra yang mematung didepan pintu.

Zahra tak banyak bicara ia langsung mendekati Abah nya. dan meminta maaf,

" Abah,,,,Abah Rara minta maaf baa.. Abah " sambil Zahra berulang kali mencium tangan Abah nya.

" Abah sudah tida ada daya lagi Tubuh Abah Lemas "

" Abah,,,Abah nggak boleh ngomong gitu, Abah ingat Zahra disini liat Zahra bah. Zahra minta maaf. Apa pun yang Abah mau Zahra Turutin asalkan Abah bisa sembuh bah” ucap Zahra penuh khawatir. tampa berfikir permintaan apa? yang nanti bakal Abah nya inginkan.

" Abah udah nggak kuat lagi "

" Abah jangan gitu.. Abah Rara sayang Abah " ucap Zahra

" tolong kali ini dengarkan Abah. Abah sudah terlalu tua nak. Abah sudah cape tiap hari harus menasihati mu "

" terus aku harus gimana biar Abah bisa sembuh? "

" Abah cuman pengin kamu menikah dengan orang pilihan Abah "

Zahra terdiam dan menatap Aba nya dengan nanar ia terus teringat almarhumah Umi. ia yang tidak mau kehilangan orang yang di cintai lagi akhirnya Zahra mengiyakan. Titah Abah nya.

namun Zahra sendiri pun. tidak tau calon yang di persiapkan untuk diri nya itu siapa?

tiba-tiba Abah nya, langsung beranjak bangun dari sofa Umi menuntun Abah menuju kamar.

" lah itu Abah sudah bisa jalan sendiri tapi jadi.... " imran langsung bergegas menutupi mulut adik nya itu.

" wis.. lah dari pada nanti Abah kenapa napa lagi! kamu mau tanggung jawab emang? " ucap imran

" Hmmm,,,,yah wis " Zahra kalah telak. ia beranjak sambil memanyun kan bibir mungil nya

Zahra yang males banyak bicara pun. akhirnya naik ke kamar nya.

hem,,,,hembus kasar nafas sebal Zahra. Ia jujur saja penasaran dengan laki-laki, yang akan di jadikan suaminya.

" Abah,,,Abah, Ada-ada aja. putri mu ini baru saja menginjak 18 tahun. sudah kau jadikan aku tawanan dengan menyandang gelar baru sebagai istri. biarkan saja mungkin nanti juga dia tidak akan sanggup dengan sifat ku yang culas ini. " gumam Zahra dalam hati sambil melihat wajah nya di cermin.

jika sudah menyangkut kesehatan Abah, Zahra akan melakukan apa-pun itu

sementara itu, berita pernikahan Ustadz Rasya dan Zahra populer menjadi perbincangan. para santri putri sebab hari patah hati sepondok putri. Ustadz Rasya yang cukup banyak di gemari murid santri wati. wajahnya yang tak membosankan bahkan nyaris setiap mengajar sikap dingin nya selalu ia tampakan, membuat wajah nya semakin naif. kulit putih bening, Alis yang tebal bergingsul serta berlesung pipi. membuat semakin para santri wati Terpesona Saat jam mengajar nya.

saat pagi berangkat ke sekolah. Zahra hari ini tidak bersemangat sebab hari senin yang akan datang Zahra akan menikah dengan lelaki Pilihan Abah nya.

" Bah,,,,aku berangkat sekolah dulu yah. Assalamualaikum " ucap Zahra sambil mencium tangan Abah nya.

" Waalaikumsalam, sekolah yang rajin insyaallah dapat Suami yang baik " ujar Abah.

Zahra tak menghiraukan ucapan Abah nya. dan langsung ngeloyor pergi.

sesampainya di sekolah nya. Zahra di kantin bercerita pada ketiga sahabatnya,

" beb.. sorry mungkin nanti gw enggak bisa ikut nongkrong-nongkrong lagi. " ucap Zahra sambil menggenggam tangan ketiga sahabatnya.

" dari Kemarin lu kenapa sih Ra? kaya ada yang di sembunyikan ya! " ucap intan

" sorry beb sebelumnya, gw mau Nikah. Abah gw nyuruh gua Nikah Minggu yang Akan datang "

mereka langsung menatap Zahra serius rasanya bola mata mereka hampir jatuh sebab melotot penuh tekanan. Mereka syok di buat Zahra. Zahra hampir menangis saat menjelaskan ini. kepada ketiga sahabatnya.

🌹

🌹

🌹

Bersambung..

makasih buat yang sudah baca. jangan lupa dan like🤗🤗🤗

Bab 3

Ketiga sahabat itu pun. hanya bisa pasrah karna memang ini sudah waktunya karna mereka faham. Zahra ini anak kiyai beda tidak seperti mereka yang harus memilih jalan hidupnya masing-masing.

" kita dateng nggak ini Ra? " celetuk Mawar memecahkan keheningan.

" yah pasti datang lah. kita kan Bestie " sahut Mawar penuh kehebohan.

akhirnya mereka bertiga memeluk Zahra. Zahra seakan mendapat kekuatan dari ketiga sahabatnya.

setelah pulang sekolah Zahra melihat santri putri menatapnya begitu Antusias. ia faham dan maksud apa arti tatapan mereka. Zahra tak menghiraukan dan terus berjalan lurus ke rumah. di depan halaman kamar pengurus putri sudah ada tertera tulisan Happy wedding Rasya Dan Zahra.

Zahra langsung syok membaca nya.

" Ternyata Ustadz sekaligus orang kepercayaan Abah yang akan di nikahkan dengan ku. Sialan awas saja nanti akan ku beri dia banyak pelajaran " gumam Zahra sambil ingin membalas Rasya karna menurut nya ia penyebab segala nya.

" eh calon manten udah pulang sekolah. " sapa Umi farida. namun Zahra menjawab dengan ketus.

" hmmmm " Zahra menjawab sinis

dengan bicara seperti itu Zahra merasa Kalau umi farida meledek nya.

imran yang melihat kelakuan adik nya, langsung menegur Zahra.

****

disisi lain imran sedang menjelaskan kepada santri putri pelajaran fiqih.

" subhanallah. beruntunglah yang jadi istri ustad imran" bisik Dira pada Luna.

Luna yang selalu mengagumi Ustadz imran hanya bisa terdiam saat ia, tau rumor yang beredar Kalau Mutia putri kiyai hasan akan menjadi istri Ustadz imran

saat itu Luna pernah menulis tentang Ustad imran di buku dairi nya, namun betapa malunya saat tiba-tiba bukunya di pinjam teman sebangku nya dan ia tau di dalam buku itu, Luna merangkum kata-kata mutiara. untuk ustad imran tangan jahil Dira memberikan buku itu pada Ustadz imran.

semua teman seisi ruangan itu menertawakan Luna.

" kemmm,,,,Dira jangan banyak ngobrol. maju ke depan sekarang terangkaan pelajaran ini sekarang. " Tegas imran pada Dira

" Iyah pak Ustadz ..." Dira langsung dibuat kaku karna ketahuan terus mengobrol .

setelah pulang mengajar imran berpapasan dengan Rasya di depan Aula.

" Assalamualaikum Ustadz " sapa imran pada Rasya.

" Waalaikumsalam, " ucap Rasya.

" gimana Ustadz sudah hafal ijab kabul nya? "

" insyaallah hafal " ucap Rasya penuh keyakinan.

setelah selesai berbincang dengan imran Rasya langsung menuju ke tempat istirahat nya.

Zahra terus menggerutu diri sendiri. ia merasa menyesal meng iyakan titah Abah nya. padahal saat ini Abah nya sudah biasa saja. rasanya Zahra ingin membatalkan pernikahan nya. dengan Rasya sedangkan akad nikah nya akan di langsungkan hari senin Besok

" ya Allah semoga aja Ustadz Rasya berubah pikiran,,, Apa mungkin malam ini aku temuin Saja yah Ustadz Rasya "

Tekat Zahra sudah bulat malam ini ia akan menemui Ustadz Rasya. apa pun nanti keputusannya. yang penting menurut Zahra ia sudah berusaha untuk memohon.

namun rencananya gagal Ternyata malam ini

kumpulan Ustadz di rumah, Zahra yang sudah terlalu lelah dengan drama hidup. Akhirnya Tertidur pulas.

Tidak terasa pernikahan Zahra akan Di langsungkan Hari ini. sahabat Zahra datang ke acara pernikahan nya. namun Zahra meminta merahasiakan pernikahan ini. Agar tidak di public ke sekolah nya. karna statusnya yang masih pelajar.

Zahra mendengar Rasya mengucapkan ijab kabul mengunakan bahasa Arab.

" Qobiltunikahaha,,,, " saat Rasya mengucapkan kalimat itu. Zahra mendengar langsung lemas Sekarang ia sudah menyandang status baru menjadi istri.

" Alhamdulillah.. " ucap ketiga sahabatnya sambil menuntun Zahra kedepan pak penghulu.

Rasya mengisyaratkan Zahra sudah bisa duduk di samping nya setelah menandatangai buku Nikah mereka.

Rasya langsung mencium bun-ubun Zahra sambil membacakan do'a,

Abah dan Umi serta imran ikut menangis menyaksikan pernikahan Zahra. sementara itu Rasya memang sudah yatim piatu dia di besarkan oleh nenek dan kake nya.

" ko dek dekan gini sih " gumam Zahra dalam hati saat ciuman Rasya mendarat di kening nya.

Rasya terus memperhatikan istri kecil nya.

" Alhamdulillah. mungkin Zahra adalah jodoh yang tertulis di Lahul Mahfuz, untuk ku. " gumam Rasya dalam hati sambil melirik Zahra.

Zahra yang kikuk akhirnya, memalingkan wajah nya.

" nyebelin banget nih orang satu ini, ngeliatin mulu lagi. rasanya pengin cepat-cepat pergi dari sini ih " Gerutu Zahra

acara pun selesai. Zahra mengantarkan ketiga sahabatnya pulang menuju mobil.

" Awas jangan kenceng kenceng nanti biar berasa " celetuk Mawar sambil tertawa seperti tak berdosa.

" Galil yeh ni anak satu mulut nya." intan langsung mencubit punggung Mawar.

Zahra yang faham langsung refleks...

" ihhh apan sih kalian udah Sana pulang berisik tau ngoceh mulu " Zahra seakan mengusir ketiga sahabatnya agar berhenti meledek nya.

Zahra melihat Rasya sedang berbincang dengan Abah nya di ruang tamu.

" lah.. lah.. mau kemana? ini Suami mu ko di tinggalin! " ucap Abah yang melihat Zahra main ngeloyor pergi ke kamar nya. seakan ia lupa Kalau ia sudah bersuami.

" suruh naik ke kamar aja langsung baa. kan dia juga bisa toh jalan sendiri. " sifat ketus Zahra masih di nampakan.

setelah beberapa saat. Rasya menyusul Zahra ke kamar nya.

Tok...

Tok...

Tok...

Assalamualaikum...

Suara dari balik pintu, Zahra sudah menebak siap yang datang.

Cek...

Rasya langsung masuk ke kamar istrinya. ia melihat Zahra yang hanya mengenakan daster Pendek dengan memamerkan paha mulus nya. meskipun kulit nya tidak begitu putih. tapi tetap Saja Sebagai Laki-laki Normal Rasya pasti Ada Hasrat Apa lagi Zahra memang sudah sah menjadi istri nya.

" kamu ko pake kaya gitu? " Tegur Rasya pada Zahra.

" lah kenapa! biasanya juga pake gini " ucap Zahra tampa melirik.

" Gerah yah disini " ucap Rasya sambil membuka kemeja nya.

" loh ini apa-apan? kenapa buka baju disini? " Teriak Zahra penuh cemas.

Rasya Tertawa melihat tingkah laku istrinya.

" lah kan. kamu istri saya masa saya nggak boleh buka baju disini? "

" Tapi kan! ada kamar mandi kenapa tidak menganti di sana? " ucap Zahra sambil tangannya menunjuk lurus ke arah kamar mandi.

Namun tiba-tiba Rasya malah mendekatkan. tubuhnya pada Zahra, Zahra yang berdiri di sudut lemari semakin panik.

" jangan macam-macam minggir. Kalau nggak nanti aku teriak." ancam Zahra dengan Mata mendelik

" kamu itu lucu yah. Kita itu suami istri jika aku meminta kewajiban mu sebagai istri melayani Suami sekarang gimana? " ucap Rasya sambil matanya berkedip nakal.

Zahra langsung menutupi dadanya dengan kedua tangan nya. ia merasakan nafas Rasya yang Memburu.

Zahra langsung mendorong tubuh Rasya dan terjatuh di kasur. Zahra langsung berlari ke kamar mandi. Rasya terus tertawa jahat ia merasa berhasil membuat istrinya kecilnya Parno.

Rasya menunggu Zahra yang sudah Lima belas. menit tapi belum keluar dari kamar mandi juga. Tiba-tiba Rasya terkejut saat melihat Zahra keluar kamar mandi matanya sembab.

" ya Allah kamu kenapa ko nangis? " ucap Rasya sambil beranjak dari Tempat tidur nya.

" Ngak papa. "

" apa karna tadi Mas maksa kamu? "

Zahra mengangguk..

" yah udah mas minta maaf, mas tidak akan memaksa jika kamu belum siap " Tutur Rasya lembut

" iya udah. " akhirnya aku bisa bebas,,,, ucap Zahra dalam hatinya ia tersenyum puas karna ternyata suaminya itu gampang di Kadalin..

Bersambung..

Thank you..... jangan lupa like and subscribe.🤗

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!