Chapter 4 – Berbincang Tanpa Mewaspadai

Langit mulai berubah warna, jingga senja perlahan berganti kelam. Di tengah hutan yang sunyi, nyala api unggun menari kecil, memantulkan cahaya hangat ke wajah Zask yang sedang sibuk memanggang daging.

Ia mencampurkan bumbu yang dibawanya dari Desa Immo—bumbu khas buatan ibunya. Tangannya cekatan, tapi wajahnya tetap tenang.

"Hei, Kive. Ini daging yang kau minta," ucap Yukina datar, menyerahkan beberapa potong daging dengan ekspresi datarnya yang biasa.

"Terima kasih," balas Zask, menerima daging itu. Ia menaburkan bumbu, lalu meletakkannya dekat api untuk dipanggang.

Yukina duduk di seberangnya, menatap nyala api dengan tatapan kosong namun tenang.

"Memangnya kau bisa memasak?" tanyanya, memecah keheningan.

Zask tersenyum kecil. "Bisa. Aku belajar dari ibuku di desaku."

"Desamu di mana?"

"Desa Immo. Desa kecil dan tenang, terletak cukup jauh dari kota besar."

Yukina mengangguk pelan. "Desa terpencil, ya? Kedengarannya... damai."

Sejenak tak ada yang bicara. Hanya suara api yang berderak dan dedaunan yang berbisik diterpa angin.

Tak lama kemudian, Zask menoleh dengan tatapan penasaran. "Hei, Zamuki. Untuk apa gadis sepertimu ada di Hutan Iblis?"

Yukina mendengus kecil, menyilangkan tangan. "Jangan remehkan aku. Aku gadis terkuat di desaku," ujarnya dengan bangga. "Aku dalam perjalanan ke Kota Hestia."

Zask menaikkan satu alis, hampir tertawa. "Kau percaya diri juga, ya."

"Tentu saja."

"Tapi, walaupun kau yang terkuat di desamu, dunia luar jauh lebih luas. Bisa jadi banyak yang jauh lebih kuat."

"Itu sebabnya aku menuju Kota Hestia," jawab Yukina serius. "Aku ingin masuk Akademi Westia dan menjadi lebih kuat."

Zask terdiam sejenak, agak terkejut. "Kau juga akan ke Akademi Westia?"

Yukina menatapnya. "Iya. Memangnya kenapa?"

"Tujuan kita sama. Aku juga akan sekolah di sana."

Yukina tampak agak terkejut, tapi senyum tipis terukir di wajahnya. "Kalau begitu, kita bisa pergi bersama."

"Kalau kau tidak keberatan," jawab Zask dengan tenang. Ia membalik daging panggang yang mulai matang, lalu menyodorkannya ke Yukina. "Ini, coba."

Yukina menerima tusukan daging itu. Begitu gigitan pertama masuk ke mulutnya, mata gadis itu langsung membulat. Senyum mengembang perlahan di wajahnya, dan untuk pertama kalinya, wajah dinginnya terlihat hangat.

Zask sempat terpana. Bukan karena senyumnya, tapi karena perubahan ekspresi itu terasa... jujur dan murni,

Disaat itu sinar bulan entah kenapa menyoroti gadis itu, rambut putihnya yang cantik seperti salju, bahkan kedua mata ungu nya terlihat berkilau seperti batu amethys.

"Kenapa kau menatapku begitu, Kive?"

"Bu-bukan apa-apa," jawab Zask buru-buru, mengalihkan pandangan.

"Masakanmu enak. Hampir menyaingi masakan terbaik di desaku," puji Yukina dengan mulut masih mengunyah.

"Be-benarkah?"

"Aku tidak bercanda. Ini benar-benar lezat."

Zask tersenyum kecil, merasa bangga. "Aku belajar sejak umur delapan tahun."

Obrolan mereka mengalir ringan, ditemani suara api dan malam yang mulai tenang.

"Haah... andai saja aku bisa masak seenak ini," keluh Yukina sambil mengelus perutnya.

"Kau tidak bisa masak?"

"Bisa sih, tapi… ya… biasa aja," jawabnya, menggaruk-garuk kepalanya.

Zask hanya tertawa pelan. Tapi kemudian, dia terdiam. Memandang Yukina yang kini tampak nyaman, duduk tanpa waspada sedikit pun. Hatinya mulai bertanya-tanya.

"Hei, Zamuki."

"Hmm?"

"Apa kau tidak merasa ini... aneh?"

"Aneh bagaimana?"

"Kita baru bertemu. Tapi bisa ngobrol santai begini, tanpa rasa waspada."

Yukina mengangkat bahu. "Kurasa itu bukan masalah."

"Kau tidak takut aku berniat jahat? Kita bahkan belum saling kenal."

"Mewaspadaimu? Untuk apa aku repot-repot waspada pada orang lemah sepertimu?" jawab Yukina santai, diselingi senyum nakal.

"Hei!!" protes Zask, melotot.

"Hehehe, bercanda," Yukina tertawa kecil. "Kau menyelamatkanku dari serigala liar dan memasak makanan enak. Kalau ada niat jahat, aku pasti sudah sadar."

Zask menatapnya serius. "Jangan terlalu percaya begitu saja. Dunia luar jauh lebih rumit dari itu."

"Tapi aku percaya padamu, Kive."

Zask terdiam. Ada sesuatu dalam ucapan Yukina yang sulit dibantah. Ia hanya menghela napas dan menatap langit malam.

"Hei, Kive. Kau punya impian?"

Pertanyaan itu membuat Zask terdiam cukup lama. Lalu ia menjawab, "Impian, ya... Kurasa tidak. Aku hanya ingin hidup tenang."

Yukina mengerutkan dahi. "Itu bukan impian. Itu... keadaan."

"Ya, mungkin nanti aku menemukan impianku di akademi."

Yukina menatap langit juga, bintang-bintang bersinar terang malam ini. "Kalau kau tidak punya impian, kau bisa tersesat. Impian itu seperti kompas dalam hidup."

Zask menatapnya dalam diam, lalu kembali mendongak, membiarkan malam mengalir bersama pikirannya.

Dalam hening dan kehangatan unggun, mereka duduk berdampingan—dua orang asing yang entah kenapa bisa bicara tanpa rasa takut, di tempat yang disebut Hutan Iblis.

To Be Continued…

Terpopuler

Comments

Rafa

Rafa

👍

2024-08-10

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 – Sebuah Keluarga
2 Chapter 2 – Langkah Pertama Menuju Dunia Luar
3 Chapter 3 – Hutan Iblis
4 Chapter 4 – Berbincang Tanpa Mewaspadai
5 Chapter 5 – Sampai Di Kota
6 Chapter 6 – Ujian Academy
7 Chapter 7– Ujian Dimulai
8 Chapter 8 – Ujian Bertahan Hidup
9 Chapter 9 – Serigala yang menyamar
10 Chapter 10 – Mahluk Purba
11 Chapter 11 – Rahasia bawah tanah
12 Chapter 12 – Kota kuno Claudian
13 Chapter 13 – sebuah misteri
14 Chapter 14 – Menunggu Pertolongan
15 Chapter 15 – Tulisan Yang Berubah
16 Chapter 16 – Keanehan
17 Chapter 17 – Perubahan Seekor Monster
18 Chapter 18 – Perdebatan Kecil
19 Chapter 19 – Penyegelan
20 Chapter 20 – Jangan Senang Dulu
21 Chapter 21 – Mengganti Ujian
22 Chapter 22 – 2 Ujian Lagi
23 Chapter 23 – Sedikit Berlebihan
24 Chapter 24 – Sedikit Candaan
25 Chapter 25 – Menginap 1 Malam
26 Chapter 26 – Gunung Elyria
27 Chapter 27 – Berselisih Dengan Bangsawan
28 Chapter 28 – Bekerja Sama
29 Chapter 29 – Jurang
30 Chapter 30 – Gadis Bangsawan Sialan
31 Chapter 31 – Sampai Di Dasar Jurang
32 Chapter 32 – Mulai Menyerang
33 Chapter 33 – Aku Akan Serius
34 Chapter 34 – Soul Rampage
35 Chapter 35 – Celestial Dragon Rend
36 Chapter 36 – Basilisk?!
37 Chapter 37 – Semua Sudah Selesai
38 Chapter 38 – Appraisal Crystal
39 Chapter 39 – Sesuatu Yang Menarik
40 Chapter 40 – Terimakasih Banyak
41 Chapter 41 – Hasil Ujian
42 Chapter 42 – Hari Pertama Akademi
43 Chapter 43 – Pembelajaran Pertama
44 Chapter 44 – Hari Yang Berat
45 Chapter 45 – Perasaan
46 Chapter 46 – Soul
47 Chapter 47 – Generasi Unik
48 Chapter 48 – Tekanan Mengerikan
49 Chapter 49 – Demon Soul
50 Chapter 50 – Praktik Soul
51 Chapter 51 – Telur Spesial
52 Chapter 52 – Ancaman?
53 Chapter 53 – Mencoba Menciptakan Teknik Sihir Baru
54 Chapter 54 – Canggung
55 Chapter 55 – Domain Core
56 Chapter 56 – Padang Pasir
57 Chapter 57 – Hutan Beku
58 Chapter 58 – Pemburu Salju
59 Chapter 59 – Tantangan Baru
60 Chapter 60 – Sangat Berbeda
Episodes

Updated 60 Episodes

1
Chapter 1 – Sebuah Keluarga
2
Chapter 2 – Langkah Pertama Menuju Dunia Luar
3
Chapter 3 – Hutan Iblis
4
Chapter 4 – Berbincang Tanpa Mewaspadai
5
Chapter 5 – Sampai Di Kota
6
Chapter 6 – Ujian Academy
7
Chapter 7– Ujian Dimulai
8
Chapter 8 – Ujian Bertahan Hidup
9
Chapter 9 – Serigala yang menyamar
10
Chapter 10 – Mahluk Purba
11
Chapter 11 – Rahasia bawah tanah
12
Chapter 12 – Kota kuno Claudian
13
Chapter 13 – sebuah misteri
14
Chapter 14 – Menunggu Pertolongan
15
Chapter 15 – Tulisan Yang Berubah
16
Chapter 16 – Keanehan
17
Chapter 17 – Perubahan Seekor Monster
18
Chapter 18 – Perdebatan Kecil
19
Chapter 19 – Penyegelan
20
Chapter 20 – Jangan Senang Dulu
21
Chapter 21 – Mengganti Ujian
22
Chapter 22 – 2 Ujian Lagi
23
Chapter 23 – Sedikit Berlebihan
24
Chapter 24 – Sedikit Candaan
25
Chapter 25 – Menginap 1 Malam
26
Chapter 26 – Gunung Elyria
27
Chapter 27 – Berselisih Dengan Bangsawan
28
Chapter 28 – Bekerja Sama
29
Chapter 29 – Jurang
30
Chapter 30 – Gadis Bangsawan Sialan
31
Chapter 31 – Sampai Di Dasar Jurang
32
Chapter 32 – Mulai Menyerang
33
Chapter 33 – Aku Akan Serius
34
Chapter 34 – Soul Rampage
35
Chapter 35 – Celestial Dragon Rend
36
Chapter 36 – Basilisk?!
37
Chapter 37 – Semua Sudah Selesai
38
Chapter 38 – Appraisal Crystal
39
Chapter 39 – Sesuatu Yang Menarik
40
Chapter 40 – Terimakasih Banyak
41
Chapter 41 – Hasil Ujian
42
Chapter 42 – Hari Pertama Akademi
43
Chapter 43 – Pembelajaran Pertama
44
Chapter 44 – Hari Yang Berat
45
Chapter 45 – Perasaan
46
Chapter 46 – Soul
47
Chapter 47 – Generasi Unik
48
Chapter 48 – Tekanan Mengerikan
49
Chapter 49 – Demon Soul
50
Chapter 50 – Praktik Soul
51
Chapter 51 – Telur Spesial
52
Chapter 52 – Ancaman?
53
Chapter 53 – Mencoba Menciptakan Teknik Sihir Baru
54
Chapter 54 – Canggung
55
Chapter 55 – Domain Core
56
Chapter 56 – Padang Pasir
57
Chapter 57 – Hutan Beku
58
Chapter 58 – Pemburu Salju
59
Chapter 59 – Tantangan Baru
60
Chapter 60 – Sangat Berbeda

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!