Saat Zask berjalan menyusuri jalan menuju Kota Hestia, dia menyadari satu hal—jalur itu harus melewati sebuah hutan lebat.
“Hutan ini ya?” gumamnya.
Namun baru saja ia hendak melangkah masuk, seorang pria paruh baya tiba-tiba menghadangnya.
“Hei, jangan masuk ke sana!” seru pria itu cepat.
“Kenapa?” tanya Zask, sedikit bingung.
“Itu Hutan Iblis. Monster di dalam sana memiliki peringkat Rank-D sampai Rank-B. Kalau kau memang ingin ke Kota Hestia, sebaiknya kau sewa petualang berpengalaman. Bahkan Rank-A bisa saja muncul tiba-tiba di dalam hutan itu.”
Zask mengangkat alis, tertarik. “Kalau aku sudah berlatih selama tiga tahun?”
“Sekeras apa pun latihanmu, tetap saja kau hanya seorang bocah. Tempat ini bukan main-main. Bisa saja kau tidak keluar hidup-hidup.”
“Artinya ini akan menarik,” batin Zask sambil tersenyum tipis.
“Kalau begitu, terima kasih atas informasinya,” ucapnya, lalu langsung berlari masuk ke dalam hutan.
“Hei! Mau ke mana kau!?” teriak pria itu panik.
“Kemana lagi? Tentu saja ke hutan. Aku suka tantangan!”
Dan begitu saja, Zask menghilang di balik pepohonan.
“Dasar... dia sama saja seperti gadis itu kemarin, terjun ke tempat berbahaya begitu saja,” gumam pria itu dengan nada pasrah.
---
[Di dalam hutan]
Setelah masuk lebih dalam, Zask bergerak dari satu batang pohon ke pohon lainnya. Teknik ini sudah ia latih sejak usia 14 tahun, membuatnya terbiasa melompat lincah seperti pemburu hutan.
Namun, setelah cukup jauh masuk, ia belum menemukan satu monster pun.
“Aneh. Jangan-jangan pria tadi hanya menakut-nakutiku?” gumam Zask.
Karena merasa aman, Zask memutuskan untuk beristirahat sejenak. Tapi belum sempat duduk, ia mendengar suara ribut tak jauh dari sana.
“Monster?” batinnya waspada.
Zask segera mendekati sumber suara, dan melihat seorang gadis sedang bertarung melawan kawanan serigala liar Rank-C. Gerakannya cekatan dan penuh percaya diri. Ia mengalahkan para serigala satu demi satu dengan tebasan pedangnya.
Namun, seekor Greater Wolf, dua kali lebih besar dari serigala biasa, tiba-tiba muncul dari balik pepohonan.
“Greater Wolf? Ini makin seru,” gumam si gadis.
Ia bertarung dengan serius melawan serigala besar itu, tetapi dari arah belakang, dua serigala liar lain melompat hendak menyerangnya dari titik buta.
“Gawat!” batin Zask.
Dengan cepat, ia mengaktifkan sihirnya.
“Angin: Jarum Angin.”
Angin berkumpul menjadi seperti jarum kecil dan melesat tajam, menusuk dua serigala yang menyerang dari belakang.
Dua monster itu roboh seketika.
Gadis itu terkejut—tidak ada tanda energi sihir, tidak ada hawa keberadaan.
“Siapa yang membantuku?” pikirnya bingung.
Itu karena Zask menggunakan kalung Assassin pemberian ibunya, yang bisa menyembunyikan aura tubuh sepenuhnya.
Namun dia belum sempat mencari asal sihir misterius itu. Fokusnya kembali pada Greater Wolf di hadapannya. Dengan sedikit kesulitan, akhirnya ia mengalahkan monster besar itu.
Begitu pertarungan selesai...
“Siapa di sana!?” teriak si gadis, menatap lebatnya hutan.
Zask, yang merasa tugasnya selesai, berbalik dan melompat menjauh melalui pohon.
Namun...
“Angin: Tebasan Angin!"
Tebasan angin milik gadis itu memotong pohon yang dipijak Zask—membuatnya terjatuh!
“Angin: Trampolin Angin!” Zask dengan cepat menciptakan bantalan udara untuk menyelamatkan dirinya.
“Sakit!! Hei, apa-apaan kau!? Begini caramu membalas orang yang baru saja menyelamatkan nyawamu!?” protes Zask kesal.
Gadis itu menatap tajam. “Jadi benar, dua serigala itu kau yang bunuh? Tapi kenapa aku tidak bisa merasakan jejak Kin-mu?”
“Tentu saja kau tidak bisa merasakan jejak Kin milikku, itu karena aku ciptakan teknik sihir yang tidak bisa dirasakan,” jawab Zask, menyilangkan tangan.
“Teknik sihir yang tidak bisa dirasakan? Apa kau... seorang assassin?”
“Belum resmi, tapi ya... aku berencana memilih jalur assassin.”
Gadis itu tertawa kecil. “Hah... menarik juga. Kau bisa menciptakan sihir sendiri? Itu sangat langka, tahu?”
Zask tersinggung. “Kenapa terdengar seperti kau tidak percaya?”
“Bukan tidak percaya. Hanya saja... menciptakan teknik sihir dari nol itu sangat rumit,” balasnya santai.
Zask mendekat. “Semuanya bisa dilakukan kalau kau paham struktur dan formasi sihir.”
“Struktur dan formasi sihir?”
“Dalam setiap mantra, ada struktur sihir. Beberapa struktur akan disusun menjadi formasi. Biasanya, formasi sihir terdiri dari tiga bagian: struktur elemen, bentuk sihir, dan ukuran sihir,” jelas Zask panjang lebar.
“Hmm... aku masih agak bingung. Tapi... siapa namamu?” tanya si gadis.
“Zask Kive. Kau?”
“Yukina Zamuki. Salam kenal, Kive.”
“Salam kenal juga, Zamuki.”
Saat itu juga, perut Yukina berbunyi keras.
“Ugh... setelah melawan banyak serigala, aku jadi lapar,” keluhnya.
“Kau sudah membunuh banyak serigala. Masak saja dagingnya,” saran Zask.
“Tapi aku gak bisa masak...” Yukina menggaruk kepala, malu.
“Hah... dasar kau ini...” Zask menghela napas.
GRUUUUKK....
Perut Zask juga ikut berbunyi, membuat wajahnya sedikit memerah. “Baiklah, biar aku yang masak. Tolong ambilkan semua daging serigala liar itu.”
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments