"Jika waktu berputar kembali, apa yang akan ibuk lakukan?"
Mata Adila kembali menatap Annes dengan tatapan yang masih sama, tanpa semangat sama sekali.
"Tidak ada yang bisa di ulang lagi semua sudah terjadi dan itu karena kebodohanku dalam memilih orang terdekat. Aku yang bodoh dan sekarang aku yang harus merasakan akibat dari kebodohanku."
Tangan Annes bergerak memegang tangan Adila lalu mengelusnya dengan perlahan.
"Tetaplah semangat untuk hidup, percayalah Tuhan akan memberikan karma yang setimpal kepada mereka." Ucap Annes lalu bangkit dari tempat duduk dan berjalan meninggalkan ruangan rawat Adila.
"Perawat..." Adelia memanggil Annes karena ada sebuah cincin yang tertinggal di tangannya saat Annes memegang tangannya tadi.
Tapi Annes tidak berbalik dan tetap berjalan keluar ruangan hingga akhirnya pintu itu tertutup kembali.
Adila pun hanya bisa terdiam di tempat duduk karena berlaripun ia tidak bisa. Tangan nan keriput itu memegang cincin putih dengan satu berlian kecil berwarna biru.
Sangat indah.
Adila bergerak mencari posisi nyaman untuk tidur karena setelah makan tadi dia langsung minum obat.
Tapi baru saja Adila memejamkan mata pintu kamar rawat itu kembali terbuka dan seorang perawat mendorong troli makanan menuju dekat Adila.
"Saatnya makan, ibuk Adila." Ucap perawat itu dengan senyuman ramah. Dia adalah perawat yang selalu mengantarkan makanan untuk Adila.
"Saya sudah makan." Ucap Adila dengan mata tertutup.
"Ibu makan apa? Bukannya tidak ada yang membesuk ibuk." Perawat itu berpikir bahwa ada anggota keluarga Adila yang datang membawa makanan.
"Perawat baru yang datang membawa makanan."
"Tapi perawat baru datang Senin besok buk." Perawat itu tampak mengerutkan kening mendengar jawaban Adila.
Mata Adila terbuka mendengar ucapan perawat.
"Tadi ada perawat wanita yang masih tampak muda bernama Anneswara datang membawa makanan dan obat untuk saya."
"Mohon maaf sebelumnya buk, tapi kalau tidak salah di rumah sakit ini tidak ada perawat yang bernama itu dan perawat baru belum datang. Apakah ibuk baik baik saja setelah makan makanan yang diberikan dia?"
Perawat itu sedikit ketakutan jika ternyata perawat yang datang adalah orang suruhan yang disuruh untuk membawa makanan yang berbahaya.
"Sejauh ini rasanya seperti biasa."
"Baiklah ibuk. Karena ibuk sudah makan saya akan meninggalkan air saja disini ya. Dan untuk jadwal cuci darah adalah besok pagi ya buk." Perawat itu pun berjalan keluar ruangan sambil kembali mendorong troli makanan.
Inilah yang harus dilakukan oleh Adila setiap minggunya. Adila menderita gagal ginjal dan itu sudah tingkat terparah bahkan jika terlambat satu jam saja dia cuci darah maka tubuhnya akan drob.
Diumur separuh abad ini dia masih harus bertarung dengan jarum menyakitkan itu. Di tingkat stadium akhir ini dia sudah terbiasa dengan rasa sakit.
Adila benar benar sudah lelah dengan semua ini. Ia hanya ingin merasakan rasa bebas dari semua ini, dia ingin lepas dari jarum jarum yang menyakitkan.
Teringat waktu kecil, dulu Adila sangatlah takut dengan jarum suntik bahkan saat SD suntik dia menangis tidak bisa di tenangkan hingga ibunya harus datang ke sekolah menenangkannya.
Dan sekarang dia sudah terbiasa sendiri dengan jarum, mungkin karena tidak ada ibu yang akan menenangkannya jika ia menangis.
.
.
Jadi siapa yang mengantar makanan tadi?
.
.
.
Bersambung
Jangan lupa like and vote ya
Salam hangat buat semuanya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
nadira ST
malaikat yang ngantar makanan
2024-10-07
1
⎯⎯꯭ᷤ💕Sisk𝚊⃤𝐊𝐔ˢ⍣⃟ₛ꙳❂͜͡✯:≛꯭➛
malaikat suruhan othor,, biar waktu bisa d putar kembali... hihihihihi 🤭🤭🤭
2024-07-28
3
Moh Rifti
up
2024-07-16
0