Baron adalah putra semata wayang Peter Badger, seorang pengusaha ulung yang menggeluti dunia bisnis di usia muda. Berkat didikan keras dari ayahnya, Peter berhasil memiliki perusahaan raksasa dengan berbagai cabang di di negara lain. Peter dulunya memiliki seorang istri yang amat dia cintai. Wanita yang sanggup membuat Peter betah menduda selama puluhan tahun setelah kematiannya. Peter memilih membesarkan Baron seorang diri. Meski harus berperan ganda, sebagai ayah sekaligus ibu bagi Baron. Untungnya masa-masa itu bisa dijalani berkat campur tangan ibunya dalam membesarkan Baron.
Tidak merasakan cinta seorang ibu yang murni tentu membuat Baron berbeda dengan anak lainnya. Baron tidak memiliki sensitivitas yang tinggi terhadap lingkungan sekitarnya. Didikan Peter hanya menuntutnya menjadi pria yang bijaksana dan bertanggungjawab. Baron mendidiknya agar menjadi anak yang dapat menyelesaikan masalahnya dengan baik. Oleh karena itu Baron memiliki sifat dingin dan kaku yang melekat sejak kecil.
Sifat alami Peter menurun kepada Baron. Salah satunya kesetiaan, Baron menanamkan prinsip itu dalam hidupnya selama ini. Terutama saat ia menjalin hubungan dengan Laura. Sekali dia menargetkan wanita iru menjadi pendamping hidupnya, Baron tidak akan berani bermain-main di belakang Laura. Akan tetapi Laura tidak sama dengannya. Laura ternyata bermain api di belakangnya.
Baron didera kekacauan setelah mengetahui fakta atas pengkhianatan kekasihnya. Ia tidak menyangka Laura yang terlihat posesif dan perhatian padanya rupanya menyimpan kebusukan. Pada awalnya Baron tidak percaya akan pengkhianatan Laura.
Tapi dia tidak ingin berlama-lama didera keraguan pada wanita itu. Dengan koneksi yang dia miliki, Baron berhasil mengorek informasi tentang kehidupan yang Laura jalani di Paris. Sebelum mengetahui hal ini, Baron bangga pada Laura yang telah menjadi model profesional dan membuat karirnya melejit dalam waktu singkat.
Akan tetapi kesuksesan itu diraih bukan murni karena kemampuannya, melainkan kesuksesan yang diraih dengan cara busuk dan menjijikkan. Siapa sangka Laura merelakan dirinya yang cantik bagai dewi menjadi simpanan pemilik agensi modeling terkenal itu. Demi mencapai puncak karirnya Laura menjual tubuh dan harga dirinya pada taipan yang sudah beristri itu.
Baron sangat marah setelah mengetahui hal itu. Rasanya ingin mendatangi Laura dan meminta penjelasan padanya. Tapi ia merasa semua itu tidak berguna. Berbagai hal mulai muncul di kepalanya kenapa Laura sampai berani mengkhianatinya. Meski Laura melakukan itu demi karirnya tetap tidak akan membenarkan perbuatannya. Serta Laura tidak akan melakukannya jika memang dia sungguh-sungguh mencintai Baron. Laura melakukan itu secara sadar. Itu artinya Laura tidak menginginkan dirinya lagi.
"Laura selingkuh." ucap Baron kepada Kevin.
Kevin mengerutkan keningnya, sama seperti Baron ketika mengetahui fakta itu, seolah tidak percaya. Kevin tahu hubungan Baron dan Laura sudah sangat lama, delapan tahun bukanlah waktu yang singkat
Baron menyesap alkohol lagi dan lagi. Dan Kevin sama sekali tidak menghentikan temannya itu. Ia mendengarkan cerita Baron dengan seksama disertai dengan reaksi terkejut setelah mendengar kelakuan Laura di Paris.
"Selama ini aku sengaja tidak mengawasinya di Paris karena aku memberikan kepercayaan padanya." ucap Baron di akhir ceritanya.
Ternyata mengungkapkan kegundahan hati kepada seseorang bisa mengurangi bebannya sedikit. Terlihat wajah Baron tidak sekacau ketika baru sampai di tempat itu.
"Namanya manusia pasti akan berubah seiring waktu. Kita tidak bisa mengendalikan seseorang." tidak banyak yang bisa Kevin katakan untuk menenangkan Baron. "Jadi apa rencanamu berikutnya?"
Kevin penasaran akan tindakan Baron kepada Laura. Kevin mengenal betul sifat Baron. Pria ini tidak akan melepaskan orang yang menyakiti dan mengkhianatinya. Kevin juga sama seperti Baron, ikut menggeluti dunia bisnis di perusahaan milik keluarganya. Jadi ia tahu betul bagaimana Baron menghadapi orang-orang semacam Laura. Semuanya tentu tidak akan berakhir baik-baik saja. Baron akan menghancurkan mereka perlahan hingga tak bersisa. Jika tidak seperti itu, Baron tidak akan bertahan di dunia yang penuh tipu muslihat tersebut.
Laura bukanlah pengecualian, ia jelas-jelas melakukan pengkhianatan pada orang yang salah. Sekalipun Baron pernah mencintainya dalam waktu yang cukup lama, ia tetap harus mendapatkan hukumannya.
"Untuk sekarang aku tidak akan melakukan apa-apa, tetapi di kepalaku sudah terancang rencana terbaik untuk menjatuhkannya." Baron menanggapi pertanyaan Kevin dengan senyum penuh ironi.
Kevin akan sangat menunggu untuk menyaksikan kehancuran Laura. Baron bukanlah orang sembarangan, namun sepertinya Laura terlalu menganggap remeh pria itu.
"Saat ini aku sedang mempertimbangkan pesan dari Nenekku." sambung Baron kemudian.
Kevin memahami maksud Baron, hingga otaknya mencari tahu maksud ucapan Baron. "Evelyn Lawrence?" nama gadis itu keluar dari mulut Kevin.
Baron mengangguk sekilas sembari memiringkan badannya hingga akhirnya menghadap Kevin. "Aku meminta pendapatmu tentang hal itu."
Butuh beberapa detik agar Kevin menjawab, "Setelah menelisik latar belakang Evelyn, aku rasa tidak ada salahnya kau mencobanya. Namun banyak hal yang harus diperhatikan mengingat Evelyn dan Laura adalah dua gadis yang berbeda. Kau harus berhati-hati memperlakukan Evelyn karena ia belum pernah tersentuh oleh laki-laki sebelumnya, baik raga maupun jiwanya masih murni."
Baron setuju dengan penuturan Kevin. Pikirannya tertuju kepada Evelyn. Gadis yang selalu dibangga-banggakan oleh Neneknya. Ternyata insting Nenek Han tidak salah terhadap Laura. Laura memang bukan wanita yang baik untuknya. Mengingat betapa tajamnya cara Nenek Han menilai orang lain, membuat Baron mempertimbangkan pesan Neneknya sebelum meninggal. Nenek Han sangat ingin menjadikan Evelyn menjadi pendamping hidupnya. Kata Neneknya Evelyn adalah perempuan yang baik untuknya.
Baron telah mengambil keputusan untuk mengikuti permintaan mendiang Neneknya. Dia telah memikirkan cara pendekatan awal dengan Evelyn. Sepertinya dia akan kesulitan mengingat hubungannya dengan Evelyn saat ini tidak baik-baik saja.
Jauh sebelum Baron mengkonfrontasi Evelyn saat dia sedang menikmati waktunya di balkon, Baron menyadari ketakutan yang dimiliki Evelyn terhadapnya.
Baron mengingat kejadian itu dengan jelas sampai saat ini. Dengan emosi yang belum stabil di masa remajanya, ia pernah melecehkan Evelyn dengan sengaja. Sementara ia tahu Evelyn adalah gadis yang tidak tersentuh dan tidak mengenal dunia liar anak muda, jelas terkejut dan menimbulkan trauma.
Itulah yang membuat gadis itu segera menghilang dari pandangannya selama bertahun-tahun lamanya. Baron tahu Evelyn menghindarinya selama empat tahun ini. Dan ia juga tidak berniat mencari tahu atau mengganggu Evelyn karena kejadian itu tidak disengaja dan tidak diinginkan.
Baron semakin kesal karena Neneknya selalu membanding-bandingkan Evelyn dengan Laura. Saat itu ia dibutakan cintanya terhadap Laura membuatnya benci pada hal yang membuat Laura terancam. Kemunculan Evelyn di rumahnya bukanlah hal yang Baron inginkan. Permintaan Peter lah yang membuatnya membiarkan Evelyn hidup di rumahnya tanpa provokasi darinya. Jika tidak, dia akan membuat Evelyn tidak betah dan memilih pergi dari rumahnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments