Dalam beberapa hari akhirnya urusan dokumen telah selesai dengan baik, seperti yang diharapkan, dan Queen segera melanjutkan langkah selanjutnya yaitu melihat tanah yang ada di tengah kota, sungguh sangat luas memang, letaknya juga strategis dan sudah ada bangunan yang rupanya masih di kontrakan, bangunan yang tak sederhana tentunya.
Masuk dalam kawasan perumahan elit dan berapa harga yang sudah dihitung sesuai dengan harga tanah di sana, dengan jumlah yang sangat fantastis dan tentu membuat mata Queen semakin berbinar dengan terang, seterang warna merah yang bernamakan uang seratus ribuan hehe.
Queen merasa harus banyak terimakasih kepada sang suhu Harlan, dengan suka rela telah memberikan pekerjaan ini pada dirinya.
"Wah, tenang kak Harlan, aku akan memberikan hadiah spesial nanti padamu, rezeki memang tak akan kemana" batin Queen.
Namun kemudian, tangannya memegang sebuah lembaran data dan informasi soal sang Paman yang sekarang ini bersengketa dengan koleganya.
"Huff, ini benar-benar gawat rupanya, bismillah pasti bisa" gumam Queen dengan menghembuskan nafas dalamnya.
Jangan salah, paman Arron Gustavo adalah mantan orang penting, dan masih punya koneksi kuat di pemerintahan, bahkan masih menjalin hubungan dengan para preman yang pernah didengar telah menganggu ketenangan saudara yang tak mau menurut padanya, mungkin salah satunya adalah ayah Arroon Gustavo.
Akhirnya somasi di layangkan, tak menunggu waktu lagi karena semakin cepat semakin baik, memberitahukan juga pada Tuan Arron jika somasi akan di berikan tiga kali, jika tidak ada tanggapan maka akan masuk dalam daftar gugatan, sangat cepat dan cermat Queen melakukan langkah-langkah hukumnya dan tidak ingin membuang waktu begitu saja.
Perjalanan pulang dari kantornya, Queen di kejutkan dengan ponsel yang berdering.
"Iya Tuan?"
"Paman baru saja menghubungi ku, dengan kata-kata kasarnya menyumpahi dan semua hewan dalam kebun binatang di keluarkan, aku bilang tak ada urusan, semua ku serahkan pada mu, jadi apapun yang berhubungan dengan tanah itu, dia harus berbicara padamu"
"Baik Tuan"
"Katakan padanya, tidak ada negosiasi, bayar penuh semua harga tanah beserta bangunan seperti yang kau hitung, dan biarkan dia membelinya seharga itu, jika tidak, suruh hengkang dari sana"
"Iya Tuan"
"Bersiap-siap lah, hati-hati dengan serangan apapun yang akan terjadi padamu, mengerti?"
"Siap Tuan, jangan khawatir" Queen menjawab dengan pasti lalu Arron segera memutuskan pembicaraan.
Lelah jiwa dan raga, kasus yang ditangani kali ini menguras ekstra tenaga, sungguh stressor yang cukup tinggi dan harus di hadapi.
*
*
Keesokan hari, kantor yang biasanya tenang di pagi hari, kini terlihat sedikit ruwet akan datangnya seseorang dengan beberapa pengawal, lebih tepatnya sih bukan pengawal, mereka mirip preman bayaran.
"Gawat, gawat Queen!" Teriak Dinda menyambut kedatangan temannya.
"Kenapa sih?"
"Itu!" Tunjuk Dinda ke segerombolan orang yang sudah berdiri di ruang tunggu kantornya.
Dinda mengerutkan kening, menajamkan pandangan untuk memastikan.
"Bukankah itu_?"
"Siapa?, kamu kenal?, mereka serem"
"Ck, diam lah, biar aku yang menanganinya, lanjutkan pekerjaan mu lagi"
"Serius?" Ucap Dinda.
"Atau kamu saja"
"Eh tidak-tidak, ya sudah, semoga aman ya" Dinda seketika ngacir meninggalkan Queen yang menggelengkan kepala.
Lalu Queen segera menyapa dengan bahasa resmi dan terlihat profesional sekali, mempersilahkan masuk kedalam ruangan khusus yang sudah disediakan untuk tamu.
"Kamu tau siapa saya bukan?" Dengan sombong orang itu berkata.
"Tentu saja, Anda Tuan Rusman Harim paman Tuan Arron Gustavo, benar begitu?" Jawab Queen dengan senyuman.
"Bagus jika kau mengerti, jelas kan padanya tentang kedatangan ku" perintahnya ke salah satu orang dismpingnya, dan tentu saja dari pakaiannya saja Queen tau jika itu adalah orang yang seprofesi dengannya tak lain adalah pengacara yang telah di sewa.
"Begini Nona Queen, Tuan Rusman datang kesini untuk menanggapi soal somasi yang ada berikan"
"Lalu?" Sahut Queen.
"Tentu Tuan Rusman keberatan dan tidak bersedia"
"Oh begitu, maaf, mungkin bisa saya jelaskan kembali, Tuan Arron menuntut dengan cukup jelas, harga penuh dari nilai tanah yang selama ini ada ditangan pemilik yang tidak sah secara hukum, dengan kata lain tanah itu senilai 10 milyar, dan jika memang Tuan Rusman ingin memiliki, anda bisa membayar sejumlah yang saya sebutkan tadi"
"Breng-sek!, aku tidak akan sudi membayar semua itu!" Sahut Rusman.
Queen menarik nafas panjang, rasanya ingin sekali menendang orang yang arogan dan tidak punya aturan, berteriak seenaknya di kantor orang, dasar tak tau malu.
"Surat wasiat akan tanah itu sudah sangat jelas, siapa pewarisnya juga tertulis disana, keaslian dari surat wasiat juga sudah diperiksa, jika anda masih bertahan dengan ego yang ada, saya pastikan anda tidak akan menang di pengadilan tuan Rusman" kata yang cukup jelas dan telak, membuat sang pengacara Rusman juga sangat terkejut, rupanya surat wasiat yang selama ini di cari sudah di ketemukan oleh pihak musuhnya.
Rusman justru tertawa, meremehkan apa yang dikatakan oleh Queen.
"Kau tau siapa aku bukan, dan kau bilang aku tak akan menang?"
"Itulah yang bisa saya pastikan"
"Dasar wanita sombong, kau kira kenapa selama ini orang tua Arron tak bisa mengambilnya dariku ha!" Bentak Rusman.
"Tak masalah mereka tidak bisa, mungkin karena waktu itu tak tau apapun, atau ketakutan karena ancaman anda, tapi dengan saya jangan macam-macam, mau main kasar ayo silahkan di coba"
"Jadi kau menantang ku?!"
"Saya hanya menyeimbangi apa yang anda perbuat, anda jual dan saya beli, asal anda ingat satu berita saja soal kebusukan anda di media, maka akan berakibat fatal untuk perjalanan politik anda, banyak orang yang mungkin akan menggunakan kesempatan itu untuk menghancurkan anda Tuan, jadi silahkan anda pikir baik-baik"
Penjelasan yang cukup mengena, dan membuat Rusman seketika bungkam, tak menyangka sama sekali jika wanita muda yang ada didepannya sudah mempersiapkan serangan yang tak terpikirkan olehnya.
"Sombong, jangan senang dulu, karena uang bisa berbicara, memang nya bocah itu punya uang dan kekuasaan?" Ucap Rusman meremehkan.
"Kenapa anda tanya padaku, harusnya ada sebagai pamannya tau akan hal-hal seperti itu, lucu sekali" balas Queen dengan senyuman remeh nya.
"Halah, kau jangan terlalu membela, mau kamu dibayar dengan batu, dia itu tak punya apapun kecuali kesombongan saja"
"Anda salah, jelas Tuan Arron orang yang kaya raya, kami bukan pengacara yang mau dibayar dengan ucapan saja"
"Memangnya uang dari mana?"
"Itu bukan urusan saya, yang jelas saya tau sendiri jika Tuan Arron memiliki beberapa tanah dan properti yang nilainya mungkin trilyunan"
"Apa?!"
Hening, nampak Rusman Harim berpikir keras akan perkataan yang hari saja didengarnya, ekspresi penasaran sangat nampak disana.
"Silahkan berkunjung saja ke tempat keponakan anda, mungkin dengan begitu anda bisa mengerti"
"Aku tidak akan sudi menginjakkan kaki ke rumah bocah sombong dan tidak tau diri itu, menerima telepon ku saja dia tidak mau, semua pesanku di buang begitu saja"
"Ya jelas saja Tuan Arron tak mau bertemu dengan anda, lah anda bukannya bicara baik-baik malah mencaci maki dengan sumpah serapah, saya akan mempertemukan anda lewat jalur resmi, tapi anda harus membayar sesuai ketentuan yang berlaku"
"Apa?, aku tidak akan membayar apapun, dasar edyan!"
"Sudah jelas kalau begitu, kita akan bertemu di pengadilan tuan Rusman "
"Dasar pengacara breng-sek!, bilang ke bocah sialan itu untuk datang menemui ku!"
"Anda yang breng-sek, anda tak mau membayar kenapa saya repot-repot harus menyampaikan pesanmu"
"Kurang ajar, Ja-lang sialan_,!, beri dia pelajaran!" Teriaknya.
Sontak preman yang mengawalnya masuk dan ingin meraih Queen, tentu saja ini hal yang lama ditunggu, tangan Queen sudah gatal lama tidak menghajar seseorang.
Dan
Brak
Bruk
"Akh!, Ampun!" Preman itupun tersungkur dengan lebam di wajah akibat tinju berulang kali dari Queen.
Semua terkejut, tapi tidak bagi teman-teman yang lama bekerja dengannya, itu sudah hal biasa, dan mereka pun memberikan jempol saat melihat Queen menghajar orang-orang itu dengan sempurna.
Bersambung.
Jangan lupa VOTE, VOTE, VOTE, ditunggu KOMENnya ya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
siti Hasanah
waaah... ternyata hebat si queen... /Facepalm//Facepalm/
2024-12-21
0
Septi Lahat
hidup queen🤣😀😀
2024-11-29
0
linanda eneste
anak kaisar di lawan
2024-09-20
0