Suara sepatu menggema di koridor sebuah kantor, bisa dipastikan semua pegawai disana hafal akan ciri khas langkah kakinya yang dengan pasti menjejak di bumi.
"Awas, si preman metropolitan sudah datang, kesayangan sang tuan Harlan" Dinda, wanita cantik yang rupanya selalu suka menganggu, bukan karena apa, tapi sebuah usaha untuk mendekati bos Harlan tercinta.
"Ck, minggir, ngapain mepet-mepet!" Garangnya wanita yang sengaja di dekati.
"Ish, bagaimana kabar bos kita Queen cantik?" Dinda masih tak kenal jera, malah semakin genit menghadang Queen yang tengah bergegas.
"Heh, dia masih hidup, noh kalau mau lihat" Queen menunjuk dengan dagunya ke depan, sebuah ruangan dengan pintu yang baru saja terbuka.
"Nanti siang bisa nggak ngajak aku makan siang bareng?" Dinda makin berulah, bagai semboyan pemadam kebakaran, pantang pulang sebelum padam.
"Udah deh din, lu sudah gak ada kesempatan, secara bos kita kak Harlan fans nya banyak, cantik-cantik, dan seperti power ranger"
"Kok?"
"Iya, ada yang putih, kuning, merah, hijau berubah sesukanya" ucap Queen asal, dimana sebenarnya menggambarkan bagaimana tingkah polah wanita yang mengejar bosnya, mulai dari yang berkulit putih, sampai yang berdandan warna warni, kadang Queen di buat bergidik ngeri.
Dinda terdiam ditempatnya, mulutnya manyun tak bersemangat lagi, di pagi buta seperti ini teman sejawatnya telah merusak usahanya.
"Dih, gak usah manyun gitu, dunia luas, laki-laki banyak, lu gak akan kekurangan, cari sana!"
"Tapi yang kayak Bos Harlan kan gak ada" sahut Dinda tak terima.
Queen hanya tertawa ringan, lalu meninggalkan Dinda dengan lambaian tangan, kali ini di pastikan teman satu kantornya itu tak kan lagi mengikuti.
Baru saja duduk di kursi yang terasa masih dingin, membuka ponsel dan tujuan utamanya adalah melihat saldo rekening, tentu saja setiap hari harus diamati sebab hidupnya sekarang bagai di ujung tanduk karena sebuah kesepakatan konyol yang terpaksa di lakukan demi terbebas dari keluarga yang tak bisa membuatnya mandiri.
"Aku harus kuat, ingat Queen, kamu bisa berdiri sendiri di atas kakimu" batin Queen lalu menghela nafas panjang saat nominal yang muncul makin menipis, nilai uang hanya tinggal satu juta di pertengahan bulan membuatnya meringis.
"Sabar-sabar, nanti kalau klien ku sudah banyak, pasti aku tak perlu pusing lagi, keuangan pasti teratasi, sekarang mesti kerja keras buat bayar Bon bulan lalu ke kak Harlan, ayo semangat Queensa!!" Begitulah cara menyemangati diri sendiri di pagi hari.
Pertemuan awal yang sudah di hebohkan dengan briefing kasus baru dari atasan yang tak lain adalah Harlan Daxton, Bos ganteng baik hati dan tidak sombong ditambah dengan elemen sedingin kutub Utara yang menjadi incaran semua kaum hawa di kantor.
Sebagai adik jurusan, Queen sangat bersyukur, karena dengan adanya Harlan membuat cita-cita agungnya yang ingin hidup mandiri tanpa campur tangan orang tua akhirnya terkabul juga.
Dari kuliah sampai sekarang banyak yang mengejar, apa Queen juga?, ya jelas, tapi cukup tau diri karena saingannya kelas berat dan Queen tak mau ambil pusing dengan dunia percintaan yang kadang membuat otak jungkir balik tidak karuan.
"Kasus apa sekarang yang kita tangani kak?" Tanya Queen yang sudah duduk tepat didepan Atasnya.
"Arron Gustavo, itu nama yang aku dapatkan"
"Seperti nama ketua Mafia" sahut Queen.
"Dengar dulu, menurut info, dia adalah orang kepercayaan kerajaan dari Swedia, konglomerat yang masuk 20 besar di negara asalnya, tapi kasus disini berbeda"
"Oh, maksudnya?"
"Kasus pribadi, dimana Tuan Arron ini mau mengambil alih sebuah tanah yang di klaim sebagai warisan miliknya, dan sekarang di kuasai oleh saudara ayahnya, pamannya sendiri"
Queen nampak manggut-manggut serius mendengarkan semua penjelasan yang di berikan, Karena dirinya tak mau kecolongan satu informasi saja, yang menurut nya itu akan sangat fatal nantinya.
Harlan memberikan Map Penting yang berisi semua informasi yang di butuhkan, dan itu artinya Queen yang akan menyelesaikan kasus itu.
"Okey kak, aku rasa cukup" ucap Queen setelah menerima berkas itu dan sedikit membuka beberapa lembar di depan Harlan yang masih menatapnya, nampak sekali kekhawatiran disana.
"Mereka mungkin orang-orang yang berada di bawah kendali dunia bawah"
"Mafia?"
"Itu hanya kemungkinan saja, dulu yang aku tau Raja Andreas mempunyai pasukan elit untuk menjaga semua anggota keluarganya dan bekerjasama dengan para Mafia, tapi semua bisnis yang di lakukan bersih" ucap Harlan sebelum menyandarkan punggungnya di kursi.
"Hem, menarik" ucap Queen tersenyum.
"Tuan Arron masih muda, paling cuma beberapa tahun di atas ku"
"Oh ya?"
"Hem, 33 tahun"
"Apa?!, masih muda sudah menjadi orang kepercayaan Raja rupanya" sahut Queen dengan pikiran semrawut penasaran akan tampangnya.
"Hei, apa yang kau bayangkan?!" Seru Harlan.
"Ti tidak kak, hehe"
"Dan dia berencana mengembangkan bisnis di Indonesia, jadi kemungkinan besar mereka belum punya Firma hukum untuk mewakilinya, buat kesan yang baik dengan tanggung jawab pekerjaan yang tidak ada satu pun kamu abaikan, siapa tau mereka akan melirik mu untuk bekerjasama dalam waktu yang lama."
"Okey Kak!" Seru Queen dengan semangat empat lima.
Menantang, tentu saja hal yang paling menyenangkan bagi wanita yang suka sekali dengan kekerasan, walaupun itu masa lalu sih, tapi bagi Queen jiwa-jiwa liarnya terkadang masih ada.
Dan semua informasi tentang Arron Gustavo sepertinya sangat membuat jiwanya penasaran, gambaran seorang pemimpin dunia bawah yang indentik dengan Mafia yang kejam dan menyeramkan, belum lagi bisnis mereka yang bisa dibilang sangat bersinggungan dengan dunia hitam.
"Ehem, kenapa, kamu gak takut kan?" Suara Harlan membuyarkan imajinasi Queen yang berkeliaran.
"Of course no, justru aku penasaran, mana bonusnya gede, dan saat ini itu yang aku butuhkan" jawab Queen sambil nyengir yang menunjukkan kritis masalah keuangannya.
"Hem, aku percaya padamu, tetap waspada, lihat siapa orang yang kamu tangani saat ini, aku siap kapanpun jika kau butuhkan"
"Thanks kak, siap!"
Harlan segera beranjak dari tempatnya, melihat senyuman Queen bisa dipastikan tak ada keberatan sama sekali, membuat hatinya lega.
Kasus yang agak mengerikan sebenarnya, apalagi bagi pengacara wanita, namun bonusnya sungguh menggiurkan, ditambah lagi kliennya terkenal dengan loyalitas yang tinggi jika kerja memuaskan.
"Tak apalah, ini sudah biasa, yang penting bonusnya" ucap Queen sambil berjalan menuju ruang kerjanya.
Queen adalah seorang pengacara yang sudah biasa dan dibilang sangat menyukai tantangan, terbukti beberapa kali menangani kasus sengketa yang melibatkan banyak preman, baku hantam?, oh itu sudah biasa, bermain kasar baginya bukan hal yang sulit, bahkan dirinya bisa berubah melebihi ketua gangster jika di perlukan.
Sikap kerasnya itulah yang membawa keadaannya bisa di bilang memprihatinkan juga saat ini, keluar dari zona nyaman kejayaan keluarganya alih-alih ingin hidup mandiri.
Yang makin penasaran yuk mana KOMENnya, LIKE, VOTE, HADIAH, dan tonton IKLANNYA.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Ketika Kepercayaan Dihianati
ini kisah ank ny khaisar dan ratu kan
Queen
2024-09-15
0
ˢ⍣⃟ₛ 𝐀⃝🥀💜⃞⃟𝓛 Jibril Adinda
queen anaknya kai ato siapa ya satunya lupa aku,,
2024-08-25
0
YuWie
menarik ini
2024-08-19
0