setelah mendapatkan telpon dari seseorang.yuda pamit pulang kepada arlita.sepeninggal Yuda,arlita memutuskan balik kekamarnya.saat berjalan menuju kamarnya,arlita memperlambat langkahnya.dia melihat sang Abang sedang ngobrol serius dengan sang ayah di ruang tamu.
"Boni sama Doni mana mas?."tanya arlita sambil melangkah menghampiri Abang dan ayahnya.
Bonibdan Doni adalah anak kembar dari sang abang.yang sekarang berusia 8 tahun.
Ardan dan ayah arlita sontak kompak menoleh kearah arlita.
"hah...di..di...dirumah,ta.aku tadi kebetulan liwat Sini jadi sekalian mampir."jawab Ardan tampak sedikit gugup melihat arlita.
"loe kenapa sih mas.gugup gitu?."balas arlita sambil duduk disebelah ayahnya.
"enggak..ngapain gue gugup?tadi gue lagi ngobrol serius sama bapak.loe dateng.tumben dirumah loe.biasanya nongkrong sama temen-temen loe."ujar Ardan setenang mungkin.
"emang ngobrol-in apa.?"tanya arlita balik tanpa menjawab pertanyaan abangnya.
Bapak dan Ardan saling berpandangan sekilas.terlihat jelas ada raut kekhawatir diwajah mereka.entah apa yang sedang mereka pikirkan.
"ngomong-in tanaman padi bapak yang mau panen, ndok."kini giliran pak Harso yang menjawab.
"oh... aku kirain apa."kata arlita mengangguk-angkukan kepalanya mengerti
"yaudah.aku mau kekamar dulu pak,mas."pamit arlita sambil berdiri dari tempat duduknya.
"loe udah lama gak main kerumah mas,ta.mbak mu kangen katanya."ujar Ardan membuat arlita berhenti sejenak.
"kapan-kapan deh mas aku main kesana.lagi dikejar target soalnya."jawab arlita melangkah menjauhin ruang tamu.
Ardan hanya mengangguk paham.
"kamu sudah telpon dia?."tanya pak Harso membuyarkan lamunan Ardan.
"aku gak telpon dia,pak.tapi sebelum berangkat dia telpon Ardan dan titip Salam sama ibu dan bapak."jawab Ardan.
"semoga dia cepet kembali,dan."ucap pak Harso lirih.
"bapak gak usah khawatir.pikirin aja kesehatan bapak.ardan gak mau bapak banyak pikiran.nanti penyakit bapak makin parah.percaya aja sama dia,pak."ucap Ardan menenangkan pak harso.
Di lain tempat...di sebuah apartemen berdiri seseorang yang memandangi hiruk pikuk keramaian kota dibalik jendela kamarnya.suasana malam dikota Beijing begitu indah.semakin malam semakin ramai saja.lampu-lampu rumah dan gedung bertebaran diseluruh penjuru ibu kota negara yang berjulukan "***tirai bambu***" tersebut menambah indah suasana di malam hari.
drrrrrttt..drrrrtttt.
terdengar suara getaran phonsel memecah kesunyian.
segera bryan memencet tombol hijau dilayar phonselnya.
"assalamualaikum,Bun."ucap Ardan
iya.dia Bryan.sekarang Bryan sedang didalam apartemen nya.dan yang meneleponnya sekarang adalah ibundanya,Bu Endah.
"waalaikum salaam..kamu udah Sampek bee?."tanya Bu Endah terdengar kelegaan dalam suaranya.
"Alhamdulillah udah,bun.tadi Sampek jam 5 sore.maaf belum ngabari bunda.ini aku baru aja nyampek di apartemen."jelas Ardan pada sang bunda.
"gak apa-apa,bee yang penting kamu sampai dengan selamat."suara lembut sang bunda nyatanya bisa membuat Bryan sedikit tenang.
"besok lusa,Rere lamaran bee."ujar Bu endah tiba-tiba
Bryan seketika diam saat sang bunda menyebutkan nama seseorang yang dulu pernah memenuhi relung hatinya.
Renata agatha.seorang cewek yang akrab dipanggil Rere itu adalah mantan pacar Bryan.hubungan keduanya sebenarnya sudah terbilang serius.kedua keluarga mereka juga sudah saling kenal dan dekat.tapi karena waktu itu Rere masih mau fokus untuk meraih gelar dokternya.bryan pun menggalah dan mendukung semua keputusan sang kekasih walaupun sebenarnya Bryan ingin sekali bisa cepat mempersunting sang pujaan hatinya tersebut.seketika ingatannya melayang jauh ke beberapa tahun yang lalu
flashback on
5 tahun yang lalu
disebuah gedung Tampak sedang mengadakan acara wisuda.tampak seorang cewek cantik dengan anggunnya melangkah perlahan menuju panggung.senyum sumringah nya tak pernah pudar tersungging indah menghiasi wajahnya yang ayu.
"selamat ya Renata."ucap rektornya menjabat tangan Renata
"terima kasih prof."tangan Renata menyambut jabat tangan sang rektor.
lalu dengan bangganya dia turun dari panggung.renata tersenyum bangga.akhirnya semua lelah dan jerih payahnya selama ini dibayar kontan hari ini saat dibelakang namanya bisa mempunyai gelar sarjana kedokteran.dia tak menyangka bahwa cita-citanya waktu kecil itu bisa menjadi kenyataan sekarang.
setelah acara selesai Renata segera menuju kedepan gedung kampusnya.disana Renata melihat orangtuanya dan seorang cowok dengan menggegam buket bunga sedang berbincang-bincang disetai tawa renyah menghiasi raut wajah cowok itu dan orangtuanya.
"mama,,papa!."panggil Renata sambil melangkah mendekati mereka.
"ya ampun...putri mama udah jadi Bu dokter sekarang."ucap Bu Sarah ,ibunda Renata menggoda.
"iya dong."jawab Renata sumringah sambil memeluk mama dan papanya bergantian.
"selamat ya sayang."ucap cowok yang dari tadi tak putus pandanganya melihat renata yang hari ini terlihat cantik mempesona.sambil memberikan sebuket bunga untuk sang kekasih.
iya benar dia adalah Bryan.
Renata menoleh kearah Bryan dan menerima buket bunga pemberian pacarnya tersebut.
"makasih."jawabnya singkat tak lupa menunjukkan senyum manisnya.
"re.mama sama papa kesana dulu ya.kalian terusin aja ngobrol nya."orang tua Renata peka kalau kedua insan ini membutuhkan waktu berdua.
"om dan Tante tinggal dulu ya bee."pamit orang tua Renata diangguki oleh Bryan.
Sudah 2 Minggu ini Bryan tak bertemu dengan sang kekasih.karena kesibukan masing-masing membuat waktu ketemu mereka terbatas walaupun masih bisa berkomunikasi melalui telepon tapi rasa rindu pada sang kekasih membuat Bryan ingin sekali bertemu dengan sang kekasih.sampai Bryan rela memundurkan meetingnya dengan rekan bisnisnya .rasa rindunya yang tak terbendung lagi membuat dia mengorbankan apapun untuk bisa ketemu sang pujaan hatinya tersebut.
"gimana kabar kamu bee."tanya Renata mengawali percakapan.
"Alhamdulillah aku baik.maaf ya akhir-akhir ini aku sibuk banget gak ada waktu untuk kita ketemu.perusahan lagi banyak pesanan banget sayang."jelas Bryan sambil mengelus pipi Renata sayang.
"gak apa-apa aku ngerti kok."Renata menanggapi dengan santai.dia seperti sudah terbiasa menghadapi situasi seperti ini.menjadi pacar pengusaha sukses seperti Bryan harus sabar dengan resiko waktu ketemu mereka yang singkat dan kadang harus menunggu waktu Bryan longgar dulu hanya sekedar untuk bertatap muka.
"nanti malem aku jemput ya re,kita dinner. itu untuk mengganti waktu kita yang 2 Minggu gak ketemu."ucap Bryan sambil memegang tangan Renata mesra.
Renata hanya mengangguk pelan menyetujui keinginan sang kekasih.
Malam harinya ,bryan sudah siap menjemput Renata diruamahnya.didalam mobil dia sedikit membenarka dandanannya.entah kenapa malem ini dia merasa benar-benar gugup.
Dengan perlahan Bryan membuka pintu mobil dan keluar melangkah kearah gerbang rumah renata.tak lupa Bryan menyapa satpam yang jaga dirumah pacarnya tersebut.
"malem pak Surya."sapa Bryan ramah
"eh..mas Bryan..udah lama gak main kesini mas.sekalin nongol ganteng banget.mau jalan sama mbak Rere ya."goda pak Surya renyah.
"biasa pak..lagi ngejar target buat modal nikah nanti sama Renata.doain ya pak yang diajak nikah cepet mau."jawab Bryan tak mau kalah.
"ammminn...bapak doain deh moga mas Bryan bisa cepat nikah sama mbak Rere."ujar pak Surya mengamini
"aminnn..aminnn.. makasih ya pak doanya..Renata ada kan pak?."kata Bryan sambil mengarah kedalam rumah Renata.
"ada kok mas..masuk aja."suruh pak Surya pada Bryan
"yaudah ,aku kedalam dulu ya pak."ujar Bryan sedikit berlari masuk kerumah Renata.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments