What do I feel?

"sebaiknya jangan semua yang berada di rumah sakit" perintah wakil Tiger Blood kepada anggotanya.

"kenapa bang" salah satu dari mereka bertanya.

Sang wakil pun menoleh ke arah anggotanya "kalau semua anggota ikut menjaga, siapa yang akan menjaga markas?" menaikan satu alisnya.

Mereka semua tidak memikirkan hal itu karena rasa khawatir kepada ketuanya sampai sampai mereka lupa tidak ada yang menjaga markas mereka.

Mereka menghela nafas pasrah "baik bang, kalau gitu kita pamit pulang" menganggukan kepalanya. "berapa orang bang yang akan berjaga disini" lanjutnya.

"3 orang juga cukup buat jagain dia, dan juga kalian gak usah khawatir disini banyak bodyguard yang ikut berjaga" terangnya.

"kalau gitu kita pamit pulang bang" mengangguk sambil berjalan pulang bersama anggota yang lain.

Sekarang tinggal mereka ber 3 yang berada disana dan termasuk bodyguard yang berjaga di luar. Sebenarnya mereka, para anggota berat untuk meninggalkan ketua nya yang sedang kritis.

Mereka ber3 menatap kepergian anggota nya dengan tatapan sedih "huh~" Sang wakil menghela nafas panjang. Farel Ayunanda.

"kenapa?" tanya sahabat nya. Fagran Vagoanda.

"gue kasihan melihat dia berjuang kayak gini ran" ujarnya lesu sambil menatap fagran. Farel melihat ke arah brangkar yang di tempati ketuanya, terbaring lemah, badannya penuh dengan alat alat rumah sakit, dan bagian kepalanya yang di perban akibat benturan yang sangat kencang membuat kepalanya mengalami cedera parah atau mengalami kebocoran.

Tanpa farel sadari terus menatap ketuanya membuat air matanya turun begitu saja. Farel dengan cepat menghapus air matanya ketika sudah membasahi pipinya 'cepat sembuh my queen" lirihnya pelan.

Farel terus memandangi ketuanya dengan perasaan sakit. Ia beranjak kemudian berjalan menuju ke2 sahabatnya yang duduk bersebrangan dengannya. Farel duduk di sebelah fagran dengan perasaan campur aduk.

Fagran yang menyadari hal itu langsung menenangkan sahabatnya sambil mengusap usap punggung farel. Fagran sangat tau betul betapa pentinganya queen dimata farel. Farel paling dekat diantara mereka ber3. Ia sudah menganggapnya sebagai adik kandung sendiri.

"rel,,," panggilnya pelan.

"hmm" farel menoleh sedikit ke arah fagran dengan wajah yang basah bekas air matanya.

"mau disini terus atau mau pulang?"

"disini" lirih farel. Ia beranjak kemudian menghampiri ketuanya.

Farel menatap sebentar sebelum ia mengecup kening ketuanya lama. Sakit, sakit melihat adiknya seperti ini. Ia menjauhkan wajahnya kemudian menatap lekat wajah adiknya itu. "Don't sleep too long, I miss you" mengecup pipi adiknya sebelum ia beranjak pergi dari ruangan adiknya.

"gue keluar dulu" seru farel ke arah sahabatnya sambil berjalan keluar

"hmm hati hati" farel mengangguk.

"Fik,," panggil fagran.

"hmm" yang di panggil Fik menoleh sambil mengangkat satu alisnya

"Lo mau disini? atau pulang"

"gak ada alasan buat gue pulang" terangnya datar.

Fikri Aldean. Fikri memang seperti itu, irit bicara tetapi sekali nya bicara dapat membuat lawan bicaranya bungkam. Dan juga ia paling dewasa diantara para sahabatnya dan jangan lupa ia sangat dingin kepada orang asing.

Fagran mendengus kesal "tck!"

Tanpa mereka sadari seseorang sedari tadi terus mengawasi pergerakan mereka dengan tatapan yang sulit diartikan, tatapan tajam dan dingin.

"Guarisci presto" ucapnya pelan dengan wajah datarnya.

Drttt,,

Dia mengangkat telepon "hm, gue kesana sekarang" langsung mematikan panggilan.

Sebelum ia pergi dia menatap pasien yang berada dalam ruangan itu dengan datar. "Spero che tu non muoia!".

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!