bab 3

Seketika mereka saling jambak menjambak disana, untuknya ada guru yang melerai mereka. Sekarang mereka berada diruang guru. Cukup lama mereka disana mendengarkan guru menasihati mereka. Pada akhirnya mereka diberi hukuman membersihkan sekolah.

“Sial banget gue hari ini, gue disuruh bersihin WC lagi, seumur-umur gue tidak pernah bersihin WC.” gerutu Rani.

“Awas Saja mereka, gue akan bikin perhitungan sama mereka.” ucap Santi dengan amarah dan menggenggam ganggang pel dengan kuat.

“Gue tidak terima kita di hukum seperti ini.” Ucap Rena.

Sedangkan Qila and the genk membersihkan halaman sekolah. Mereka tidak menggerutu seperti Rani and the genk. Mereka hanya ingin cepat menyelesaikan hukuman mereka dan segera pulang karena bel sudah berbunyi menandakan waktu pulang sekolah.

“Uuh, akhirnya selesai juga!” ucap Qila.

“Iya gue udah capek banget nih” ucap Dira.

“Sudah yuk pulang.” ajak Dara.

“Dira supir lo udah nunggu tu.” ucap Mala menunjuk ke arah sopir Dira berada.

“Oh iya benar, Qila lo pulang sama gue aja ya” ajak Dira.

“Tidak usah gue pulang naik ojek, atau kendaraan umun lainnya aja” tolak Qila.

Qila dan Dira mereka bersaudara. Dira merupakan anak Ningrum yang bungsu. Nigrum memiliki dua orang anak. Anak pertama bernama Raka Hendratama dan anak kedua bernama Dira Wulandari.

“Sudah lo pulang sama Dira saja nanti Lo di ganggu lagi sama Rani and the gens” ucap Dara.

“Iya, lagian kalau lo nungu kendaraan umum lewat lama.” timpal Mala.

Teman-teman Qila tahu kalau Dira adalah sepupu Qila. Mereka juga mengetahui bahwa Rani itu juga saudara mereka.

Setelah medengar ucapan teman-temannya Qila setuju untuk ikut bersama Dira.

. . .

Dira dan Qila sudah sampai dirumah, disambut oleh beberapa pelayan.

“Bi, siapin makanan untuk kita ya.” perintah Dira.

“Baik non.” jawab bi Inah.

Dira dan Qila pergi ke kamar Dira untuk menganti seragam sekolahnya. Baju Qila juga ada dirumah Ningrum. Ningrum meminta Qila dan ana meninggalkan pakaian mereka disana. Jika ketika mereka menginap ada pakaian ganti untuk mereka.

Setelah menganti pakaian mereka turun ke bawah untuk makan, Ningrum yang baru pulang pun meyapa kedua gadis itu.

“Sudah pulang rupanya kalian.” ucap Ningrum.

“Sudah, ma tante.” ucap Qila dan Dira kompak.

“Kalian sudah makan ?” tanya Ningrum.

“Belum ma, ini kita mau makan.” jawab Dira.

“Ya sudah yuk kita makan bersama.” ajak Ningrum.

Mereka langsung menuju ke meja makan. Di meja makan sudah tersaji berbagai macam makanan yanh lezat dan mengugah selesa. Mereka duduk dan langsung menikmati hidangan yang ada di depan mereka. Diselingi dengan obrolan ringan.

Setelah selesai makan mereka pergi ke ruang keluarga, menonton telivisi bersama dan juga belajar bersama, membuat tugas yang diberikan oleh guru bersama.

Tidak terasa waktu berlalu begitu cepat, Qila memutuskan untuk pulang karena hari sudah sore.

“Tante Qila mau pulang dulu ya.” pamit Qila.

“Tidak usah pulang, nginep aja disini ya.” ucap Ningrum.

“Aku pulang aja tante, kasihan kak Reta sendirian.” ucap Qila yang kekeh ingin pulang.

“nanti tante akan telpon Reta untuk ikut nginep disini” ucap Ningrum.

Ningrum langsung menghubungi Reta untuk meminta Reta pergi kerumahnya. Padahal rumah mereka tidak lah berjauhan namun Ningrum sering sekali meminta kedua keponakannya itu tinggal bersama dirinya.

“Gini, ni kalau udah ke rumah tante Ningrum, pasti tidak diijinin pulang” ucap Qila dalam hati.

Pada saat Qila dan Reta berkunjung sudah pasti mereka akan tinggal disana. Ningrum tidak memperbolehkan mereka untuk langsung pulang. Ningrum juga sangat menyayangi kedua keponakannya itu.

Ningrum pernah meminta Reta dan Qila tingal bersamanya namun Qila dan Reta menolak. Qila dan Reta tidak ingin merepotkan tantenya itu. Ningrum tidak bisa memaksa keponakannya itu karena keponakannya itu tidak mau tinggal bersamanya, Ningrum memutuskan untuk selalu mengawasi kedua keponakannya itu dari jarak jauh. Qila dan Reta tidak pernah menyadari hal itu. Ningrum akan selalu menjaga mereka. Sampai mereka menemukan pendamping mereka masing-masing yang bisa menyayangi dan melindungi Qila dan Reta.

suami Ningrum sudah lama meninggal, sekarang hanya tinggal Ningrum dan kedua anaknya. Hanya Ningrum dan kedua anak Ningrum yang peduli dan menyayangi mereka. Sedangkan Alika, suami dan anak-anaknya tidak pernah perduli walaupun mereka bertetangga. Keluarga papa Reta juga sama sekali tidak perduli dengan Reta dan Qila.

Ningrum sudah berjanji pada adiknya untuk selalu menjaga anak-anak dari adiknya itu. Namun berbeda dengan Alika. Jangankan menjaga mereka, Alika tidak pernah menyayangi keponakannya itu. Alika malah sering menyusahkan, mengganggu bahkan menghina Qila dan Reta.

Alika menghampiri Qila dan Reta hanya untuk meminjam uang atau mengambil bahan makanan dirumah keponakannya itu. Alika juga sering menjelekkan kedua keponakannya itu. Karena itulah tetangga memandang tidak suka kepada Qila dan Reta pada saat Reta berbelanja bahan makanan di depan rumahnya mereka selalu bersikap tidak suka kepada Reta.

Setiap paginya akan ada penjual bahan masakan yang berkeliling dikomplek itu, Reta sering berbelanja disana namun semenjak tentanga memandang tidak suka kepada Reta, Reta memutuskan untuk berbelanja di pasar saja dan menstok bahan makanan yang lumayan banyak dirumah.

Hal itu dimanfaatkan oleh Alika untuk mengambil bahan makanan yang ada di rumah keponakannya itu. Sudah berulang kali Qila dan Reta menghalangi tapi Alika tidak peduli dan terus mengambil bahan makanan yang dia butuhkan.

Reta memutuskan untuk tidak lagi menstok banyak bahan makanan. Reta tidak ingin bicara kasar nantinya yang malah menyinggung tantenya itu. Jadi Reta mencari cara lain untuk mengatasi hal itu.

“Tante sudah hubungi kakak kamu, Reta bilang dia ingin mengajak kamu ke makam orang tua kalian.” Ucap Ningrum.

“Ya tante, kita berdua menang berencana mau ke makam mama hari ini.” Ucap Qila.

“Ya sudah kamu boleh pulang tapi besok kamu dan kakak kamu harus menginap di sini.” Ucap Ningrum.

“Ya tante, kalau gitu aku pulang dulu ya.” Qila mengiyakan saja dulu permintaan tantenya itu. Nanti lagi ia akan bahas soal ini kepada kakaknya Reta.

. . .

Qila tetap pulang ke rumah karena Reta mengatakan bahwa hari ini dia ingin mengajak Qila ke makam kedua orang tuanya.

Reta tidak mau merepotkan tantenya itu makanya dia beralasan seperti itu. Reta memang akan ke makam kedua orang tuanya. Reta memang tidak bohong. Namun Reta mengatakan mungkin akan lama.

Ningrum akhirnya mengizinkan Qila untuk pulang. Walau sebenarnya dia masih berusaha meminta keponakannya itu tetap tinggal di rumahnya namun lagi dan lagi Qila menolak.

Setelah dari makam orang tuanya mereka langsung pulang. Baru saja mereka ingin duduk, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!