Beberapa siswa langsung dirawat di rumah sakit, termasuk Alexa dan Axelio.
Beruntungnya Alexa hanya mengalami sesak nafas akibat terlalu banyak menghirup asap, sedangkan Axelio mengalami luka bakar di tangan yang lumayan serius.
"Syukurlah kamu baik baik aja!"Ucap Arsenio yang bergegas menuju rumah sakit begitu mendengar adiknya menjadi salah satu korban kebakaran.
Papa dan Mama Alexa tidak bisa datang ke rumah sakit karena berada di Singapura
untuk keperluan bisnis.
Alexa hanya tersenyum tipis. Dia masih sedikit syok, karena seharusnya bukan dia
yang ada di lab dan menolong Axelio, Seharusnya Emily.
Tapi sampai saat ini gadis itu sama sekali tidak terlihat barang hidungnya.
Ada apa dengan alur Novel kali ini? Apakah dengan kemunculannya menyelamatkan Axelio dapat merubah akhir cerita? Ah entahlah.
Alexa terlalu lelah untuk memikirkan semua hal ini. Dia akan mencoba berdamai dengan penulis dan mengikuti
alur cerita.
Seharian ini Arsenio menemani Alexa di kamar rawat. Segala keperluannya disiapkan dengan baik.
Alexa merasa sangat dimanja oleh kakaknya itu.
Mempunyai orang yang sayang dan perhatian padanya cukup membuat hatinya hangat.
Dia baru kali ini merasakan hal seperti ini.
"Terimakasih kak..."Ucapnya dengan tulus.
Arsenio menatap Alexa tepat dimatanya, dia cukup terkejut mendengar ucapan
terimakasih yang begitu tulus dari adiknya.
Tanpa disadarinya bibirnya terangkat membentuk senyuman.
Dia bahagia adiknya berubah seperti ini. Dulu tidak ada interaksi berarti antara
dirinya dan Alexa.
Alexa semenjak kecil selalu menjauhinya. Tak pernah menganggapnya sebagai
seorang Kakak. Karena dia memang bukan kakak kandungnya.
Arsenio adalah anak dari adiknya Papa Alexa, kedua orang tuanya meninggal karena kecelakaan.
Arsenio kecil akhirnya dirawat dan diadopsi oleh Papanya Alexa. Hal itu bukan masalah besar karena sejak awal dia memang
mewarisi darah Nadinata.
Hanya saja Alexa kecil tidak menyukai hal itu. Dia merasa kasih sayang orang tuanya
semakin berkurang dengan kehadiran kakak sepupunya itu.
Sehingga semakin lama, rasa tidak suka nya berubah menjadi benci.
Tapi Arsenio tetap menyayangi Alexa. Tidak pernah sekalipun membalas tingkah buruk Alexa padanya.
Dia hanya menghindar, dan memperhatikan Alexa dari jauh.
Tanpa perlu berinteraksi secara langsung.
"Kamu itu adik kakak. Tidak perlu mengucapkan terimakasih!"Ucapnya lembut sambil mengusap pucuk kepala
Alexa.
Keesokan harinya Alexa sudah bisa keluar dari rumah sakit, tentu ditemani Arsenio.
Ketika keluar dari kamar, Alexa sedikit dikejutkan dengan beberapa pria berjas hitam.
Tampak seperti bodyguard, menjaga di luar kamar tepat di samping kamarnya.
"Kakak dengar yang dirawat di sebelah itu juga salah satu korban kebakaran kemarin. Mungkin dia dijaga ketat karena ada kemungkinan ledakan kemarin bukanlah kecelakaan biasa!"Jelas Arsenio.
Dia menangkap ekspresi penasaran Alexa terhadap keberadaan bodyguard di samping kamarnya.
Alexa tersentak, "Bukan kecelakaan? Apa maksudnya ledakan itu disengaja?"
"Kemungkinan besar, tapi masih dalam penyelidikan polisi dan pihak sekolah!"
Astaga, siapa yang melakukan hal itu? Tidak mungkin jika tujuannya hanya iseng.
Ledakan itu bisa menimbulkan korban jiwa. Alexa ingat kondisi Axelio saat itu bahkan terluka cukup parah.
Apa mungkin pelaku mengincar Axelio? Secara dia yang mengalami luka paling parah karena ledakan kemarin.
***
"Gimana kondisi kamu Alexa? Aku khawatir banget tau denger kamu jadi korban kebakaran kemarin!"Ucap Emily dengan ekspresi khawatir nya.
Alexa hanya mendengus kesal, jika dia khawatir mengapa dia sama sekali tidak
menjenguknya di rumah sakit?
Ah dia memang gadis licik.
Dia mengatakan itu dengan suara yang cukup keras hingga banyak orang yang masih berada di parkiran dapat mendengarnya.
Tentunya menimbulkan rasa simpati dan
kagum pada sosok malaikat gadis itu.
Alexa sama sekali tidak berniat merespon Emily.
Dia merapihkan rambutnya yang sedikit berantakan akibat helm.
Ya dia langsung masuk ke sekolah begitu keluar dari rumah sakit. Dia ingin segera
menyelidiki kejadian sebenarnya dari ledakan di laboratorium kemarin.
Dia sangat penasaran, Dengan cuek Alexa berjalan meninggalkan Emily.
Ini langkah terbaik, memperlakukan gadis itu bagai makhluk tak kasat mata.
"Alexa... Tunggu...!"Emily mengejar Alexa, namun tiba tiba dia dihadang oleh Veronika dan genk nya.
"Eh, eh... Ada murid beasiswa di sini! Pantesan dari jauh udah kecium bau bau
kemiskinan!"Ucap Veronika cukup frontal.
Semenjak Alexa menjauhi Emily, Veronika semakin berani menindas dan membully gadis itu.
Tidak ada lagi yang menjadi tameng bagi Emily. Satu-satunya orang yang bisa melindungi nya dari Veronika hanya lah Sagara.
Namun sayang cowok itu tidak selalu ada di sampingnya.
Emily mencoba mengabaikan Veronika, namun tubuhnya di dorong dengan keras hingga tersungkur ke tanah.
Veronika dan genk nya tertawa melihat kondisi Emily, lutut dan siku nya terluka
terkena kerikil.
"Kak Veronika kenapa sih? Aku gak lagi nyari ribut ya sama kakak!"Ucap Emily disertai deraian air mata.
"Gak nyari ribut kata lo? Lo pikir gue gak tau kemarin lo jalan sama tunangan gue hah? Lo ketemu sama petinggi nadinata kan? Mau apa lo? Mau minta bekingan biar bisa ngalahin gue hah?"Bentak Veronika.
Mendengar nama Nadinata disebut, Alexa menghentikan langkah kakinya.
Petinggi Nadinata di sini tentu kakek, papa, atau mama nya. Siapa yang dia temui kemarin?
"Itu urusan aku sama mereka kak, kenapa kakak jadi kepo sih? Takut kalah saing hah?"Entah keberanian dari mana hingga Emily berani melawan.
Grep...
Tangan lentik Veronika menjambak rambut Emily dengan keras, hingga kepalanya
mendongkak.
"Ahh... Sakit! Lepasin aku!"Jerit Emily.
"Gue tau kalau lo itu orang yang licik. Setelah Alexa menjauhi lo, sekarang lo mau langsung memanfaatkan keluarga Nadinata hah? Lo mau nyari muka ke bokapnya Sagara dengan bawa-bawa nama Nadinata kan? Dasar manusia licik!"Ucap Veronika dengan nafas memburu. Terlihat jelas kemarahan di setiap ucapannya.
"Memanfaatkan apa sih kak? Aku gak pernah memanfaatkan siapapun ya!"
"Lo pikir gue bego hah? Gue tau sepak terjang lo dibelakang layar, jalang! Gue tau lo udah cari muka ke siapa aja, dan gue
juga tau lo udah memanfaatkan siapa aja!"
"Lepasin gak kak!"Bentak Emily, sekuat tenaga dia mencoba melepaskan diri dari jambakan Veronika. Namun gadis itu kalah kuat.
"Bahkan gue tau tujuan lo deketin Sagara! Cinta? Cuih..."
Veronika meludah di wajah Emily.
"Awas ya jalang! Kalau sekali lagi lo buat masalah sama gue, gue gak akan segan segan untuk ngehajar lo!"Ancam Veronika.
"Vero stop! Lepasin Emily!"
Tiba-tiba Sagara datang entah dari mana, bertindak bagai pahlawan menyelamatkan kekasihnya yang ditindas.
Beberapa orang tampak berteriak histeris karena aksi gentlemen seorang Sagara.
Sementara Alexa yang melihat itu dari jauh memutar matanya malas.
"Drama!"Ucapnya, Setelah itu dia pergi. Tak ada hal menarik.
Satu-satunya hal yang kini membuatnya
penasaran adalah siapa petinggi yang Emily temui?
Bukankah Papa dan Mamanya kemarin ada di Singapura? Mustahil mereka bisa bertemu dengan Emily, sementara untuk menjenguk anaknya pun tidak bisa.
Atau mungkin Kakek nya?
Walaupun sudah tua dan tampak tidak berguna, tapi Kakeknya masih punya
kekuasaan penting bagi Nadinata.
Keputusan besar Nadinata harus melalui persetujuan nya terlebih dahulu. Tapi untuk apa Emily menemui nya? Apa terkait pengangkatan Emily sebagai yang sedang dipertimbangkan Papanya?
Hal itu juga masih menjadi tanda tanya bagi Alexa. Hanya untuk bisa menyamai derajat Sagara dan keluarga Adiyaksa, Emily dan ayahnya berani mengajukan permohonan seperti itu.
Apa motif nya benar-benar hanya demi Sagara atau ada motif tersendiri?
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
Maina_12
Jiwa nya bukan Alexa asli Arsenio
2024-11-22
0