05 aku tak di inginkan

Tak butuh waktu lama akhirnya kami pun sampai di tempat kost yang di maksud Bagas.

"mari Zahra ikut aku kedalam" sambil memperhatikan ku dan dia paham dengan ekspresiku "santay aja mukanya jangan tegang , ini beneran kost an putri kok kalau kamu ga percaya tuh ada tulisannya"

dia menunjuk kan jarinya ke arah sebuah papan yang bertuliskan "KOST KHUSUS PUTRI"

[bukan khusus yang namanya putri yah tapi khusus perempuan 😆]

aku hanya tersenyum melihat Bagas.

"Bukde, Bukde"

namun yang di panggil oleh Bagas tak kunjung datang

"Bukdeeeeeeeeee"

sedikit dia meninggikan suaranya, dan tak lama kemudian keluarlah seorang perempuan, sepertinya bukdenya Bagas sekaligus pemilik kost an ini.

"Aduuhhh Bagas apaan sih manggil teriak-teriak, Bukde lagi goreng ikan tuh"

bukdenya sedikit mengomel. pasalnya dia sedang menggoreng ikan terlihat dari penggorengan yang di bawa di tangannya.

"heheheheh abisnya bukde di panggilin ga nyahut"

bukdenya hanya melirik melihat ekspresi Bagas.

"bukde ini Bagas mau nganterin temen Bagas mau kost disini, masih ada kamar kosong kan bukde? "

bukdenya yang semula melirik kini terlihat senyum-senyum,

"ada kok Bagas, ehm ngomong-ngomong ini temen apa temen" sambil jarinya menoel lengan Bagas dengan tatapan menggoda.

"udah deh bukde jangan iseng ini beneran temen Bagas".

" iyah tante saya Zahra, saya mau kost disini" sambil aku mengulurkan tangan

aku mencoba membenarkan perkataan Bagas kalau aku ini temannya. yah supaya Bagas tidak kena isengin bukdenya lagi.

" ohh iyah nak Tantee ini bukdenya Bagas". kami berjabat tangan saling melempar senyuman.

[tapi tidak beserta kenangannya 😂]

"bukde inikan temenya Bagas, jadi boleh donk bulanannya di diskon, boleh yah bukde" Bagas memperlihatkan wajah puppy eyes

"iyadeh kalau buat Zahra bukde kasih diskon bulanannya, karena bukde yakin Zahra temen perempuan kamu satu-satunya hehehehe " bukdenya seakan mengejek Bagas.

Ntahlah apa maksudnya hanya mereka berdualah yang tau.

"ehm tante sebenarnya saya bukan.... "

belum sempat aku menjelaskan bahwa aku dan Bagas baru saja bertemu dan berkenalan namun tangan Bagas mencolek tanganku seakan dia mengatakan bahwa hal itu tidak perlu di jelasnkan.

aku hanya mengangguk

"sebentar yah Zahra tante mau ambil kunci kamar kamu, sekalian mau matiin kompor takut ikannya ntar gosong"

setelah bukde Bagas pergi aku yang penasaran pun mencoba bertanya pada Bagas.

"Ehmm kak, kakak kok baik banget sih kan kita baru kenal".

"yah gak apa-apa lah saling membantu kan gak ada salahnya, lagian aku masih merasa bersalah sama kamu, gara-gara aku tanganmu sampe luka "

Bagas pun memperhatikan luka di tanganku

Bukde Bagas pun datang membuat obrolan kami terhenti sambil membawa kunci di tangannya. "mari Nak Zahra tante anter ke kamar kamu"

"eehh Bukde kalau gitu Bagas pamit pulang yah soalnya Bagas mau berangkat kerja takut telat" dia melihat arloji di tangannya.

" yaudah ntar malem jangan lupa anterin baju bukde yang kemaren tertinggal di rumah kamu" .

"siap tante ntar Bagas anter, Zahra aku pamit pulang dlu yah" dia melambaikan tangan sambil yersenyum manis

[semanis cotton candy😁]

" iyah kak makasih yah kak udah bantuin Zahra" membalas lambaian tangan Bagas.

aku di antar Bukdenya Bagas menuju kamar ku. "nak Zahra ini kamar kamu, dan ini kuncinya"sambil menyerahkan kunci

"nanti kalau ada apa-apa panggil tante aja yah"

"iyah tante makasih " bukde Bagas pun berlalu pergi

perlahan aku masuk dan mengamati kamar ku. ruangan yang cukup luas dan terdapat kamar mandi di dalamnya juga lemari kecil yang terdapat di samping tempat tidur.

aku membuka ranselku dan menyusun semua barang-barangku ke dalam lemari.

setelah semua selesai kuraih foto almarhum nenek

"Nek Zahra udah di kota besar, Zahra juga udah dapat tempat kost, dan sekarang Zahra tinggal nyoba cari kerja semoga Zahra beruntung yah nek"

aku memeluk foto itu tak terasa bulir air mataku kembali jatuh mengingat sosok nenek.

 

............

 

"Zahra, Zahra bangun udah siang kamu ga tau ini idah jam berapa" cukup lama ibu mengetuk-ngetuk kamar Zahra. kak Zahira yang melihat pun menghampiri ibu.

"kenapa buk? "

"ini nih adik kamu udah siang kok belum keluar kamar"

"coba Zahira panggil bu,"

Zahira mencoba mengetuk pintu kamar

"Zahra kamu ga punya telinga dari tadi di bangunin ga bangun-bangun Zahra kamu denger kakak ga"

namun yang di panggil-panggil tak kunjung menyahut."Ceklekkkk,"

Zahira memutar knop pintu kamar

"ga di kunci bu"

"yaudah masuk aja kak " ibu dan Zahira yang penasaran melangkah masuk.

Kamar Zahra terlihat bersih dan rapi namun tidak ada Zahra di dalamnya. "Zahra kemana bu kok ga ada di kamarnya? "

sambil mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan ,Zahira berusaha memangil-manggil Zahra dan mencari sampai ke kamar mandi.

namun sekeluarnya dari kamar mandi Zahira tak menemukan Zahra di dalamnya.

"kemana sih ini bocah" menghela nafas dan terlihat dari raut wajahnya kesal namun oandangannya tertuju pada sebuah kertas yang terletak di atas meja samping tempat tidur Zahra.

tanoa ragu Tangan Zahira terulur mengambil dan membuka kertas tersebut "Haaahh pergi" teriak batin Zahira.

Belum sempat Zahira mengeluarkan suara terlihat di ambang pintu ayah penasaran dengan apa yang di lakukan Zahira dan ibu di dalam kamar Zahra.

"apa yang kalian lakukan disini" sambil memandangi wajaaah ibu dan zahira secara bergantian.

"Zahra pergi dari rumah yah" Zahira melangkah dan menyerahkan kertas tersebut. ibu dan ayah langsung membaca apa isi kertas itu.

"Dasar anak Bod*h , biar kan saja dia pergi kita lihat apa yang bisa dia lakukan tanpa bantuan kita"

ayah menarik sudut bibirnya tersenyum sinis, dia bahkan meremas kertas yang ada di tangannya dan membuangnya ke sembarang arah dan berlalu keluar kamar.

"Zahra, Zahra selalu merepotkan banyak orang" Zahira bergumam pelan dan dia mengikuti ayah keluar kamar.

Hanya tersisa ibu di dalam kamar Zahra dia membayangkan tulisan yang ada di kertas. sekuat apa pun ibu menyembunyikan rasa sayangnya kepada Zahra dari ayah dan juga Zahira ibu adalah tetap ibu.nalurinya tak pernah bohong hatinya terasa sesak mengingat Zahra yang pergi.

"kenapa kamu pergi nak" gumam ibu sambil meneteskan air mata.

" bukannya ibu tak menyadari semua sikap ibu padamu nak, ibu hanya ingin melindungimu jika ibu terlalu sayang padamu ayahmu bisa saja membuangmu ke panti Asuhan"

yah selama ini ibu bersikap acuh pada Zahra semata-mata karena tekanan dari ayahnya ,sebab ayahnya tak ingin jika Zahra mendapatkan perhatian yang lebih bahkan setara dengan Zahira. sebab Zahra bukan anak kandung dari ayahnya melainkan anak dari mantan pacar ibunya.

butuh saran dan kritik an yang membangun dari para readers 😘...don't forget to vote yah

Terpopuler

Comments

kiki

kiki

selingkuh dong mak nya

2022-01-31

0

Linggarini

Linggarini

selingkuh donk ibunya zahra..

2021-05-27

0

Ida Blado

Ida Blado

anak dri mantan oacarnya,,,? aoa ibubya selingkuh setelah menikah dn ounya anak?

2021-05-24

0

lihat semua
Episodes
1 01 Tekad ku
2 02 Rencana Awal
3 03 Pertemuan
4 04 tingkah konyol
5 05 aku tak di inginkan
6 06 Masa lalu
7 07 Masa lalu 2
8 08 Masa lalu 3
9 09 Tawaran kerja
10 10 awal kerja
11 11 Direktur
12 12 kekeluargaan
13 13 Sifat Mora
14 14 perintah
15 15 alasan
16 16 ruangan pribadi
17 17 salah paham
18 18 terjatuh
19 19 kepikiran
20 20 perdebatan
21 21 Cuti
22 22 Vera
23 23 Malu
24 24 bingung
25 25 kenyataan pahit
26 26 pamit
27 27 Kiran
28 28 Baper
29 29 Luka
30 30 menjauh
31 31 foto
32 32 adik bos
33 33 Akrab
34 34 kesal
35 35 Data diri
36 36 jujur
37 37 Egois
38 38 Mencari bukti
39 39 menolak
40 40 peringatan
41 41 penyamaran
42 42 Rahasia
43 43 Di pecat
44 44 Hasil tes
45 45 Terungkap
46 46 Sakit
47 47 mencari Zahra
48 48 berbohong
49 49 maaf
50 50 salah menilai
51 51 gaji
52 52 Nasehat
53 53 menjaganya
54 54.gadis baik
55 55 malu-malu
56 56 Rianda
57 57 senyum-senyum
58 58 papah
59 59 gombal
60 60 kabar buruk
61 61 pilu
62 62 kenangan
63 63 mendali
64 64 berbakti
65 65 Rumah Baru
66 66 berhenti bekerja
67 67 jalan-jalan
68 68 Kado
69 69.Surprise
70 70 hadiah
71 71 kuliah
72 72 Perasaan Suka
73 73 berkunjung ke kantor
74 74 ngambek
75 75 kejujuran Rianda
76 76.membuatnya berharga
77 77 syarat
78 78 ingin kembali
79 79 Rencana jahat
80 80 Dendam
81 81 merampas milikku
82 82 sebuah kejutan besar
83 83 Rayuan pagi
84 84 Di traktir
85 85 berbagi
86 86 kejutan dan kekecewaan
87 87 pikiran yang kalut
88 88 meredam Emosi
89 89 bekal untuk ayah
90 90 Pantang menyerah
91 91 asal ibu bahagia
92 92 Peresmian Resto
93 93 nasehat Bagas
94 94 niat baik
95 95 buku harian
96 96 menjadi kepikiran
97 97.Pernikahan Bramantio
98 98.ke makam ibu
99 99.Wanita itu Zahira?
100 100 tak dapat mengekspresikan perasaan
101 101 ungkapan hati
102 102.bukan waktunya menyesali
103 103.Tidak merubah sifat buruk
104 104.perhatian kecil dapat merubah perasaan hati
105 105. Undangan seminar
106 106 om-om absurd
107 107.Perjalanan panjang
108 108.Alex menolak
109 109.Ancaman Zahra
110 110.Terhalang restu
111 111. jangan hina keluargaku
112 112. Sifat Bagas berubah
113 113.Aku yang salah
114 114. berharap hanya mimpi
115 115.Sesakit ini
116 116.akhiri jika itu menyakiti
117 117.Bagas kembali
Episodes

Updated 117 Episodes

1
01 Tekad ku
2
02 Rencana Awal
3
03 Pertemuan
4
04 tingkah konyol
5
05 aku tak di inginkan
6
06 Masa lalu
7
07 Masa lalu 2
8
08 Masa lalu 3
9
09 Tawaran kerja
10
10 awal kerja
11
11 Direktur
12
12 kekeluargaan
13
13 Sifat Mora
14
14 perintah
15
15 alasan
16
16 ruangan pribadi
17
17 salah paham
18
18 terjatuh
19
19 kepikiran
20
20 perdebatan
21
21 Cuti
22
22 Vera
23
23 Malu
24
24 bingung
25
25 kenyataan pahit
26
26 pamit
27
27 Kiran
28
28 Baper
29
29 Luka
30
30 menjauh
31
31 foto
32
32 adik bos
33
33 Akrab
34
34 kesal
35
35 Data diri
36
36 jujur
37
37 Egois
38
38 Mencari bukti
39
39 menolak
40
40 peringatan
41
41 penyamaran
42
42 Rahasia
43
43 Di pecat
44
44 Hasil tes
45
45 Terungkap
46
46 Sakit
47
47 mencari Zahra
48
48 berbohong
49
49 maaf
50
50 salah menilai
51
51 gaji
52
52 Nasehat
53
53 menjaganya
54
54.gadis baik
55
55 malu-malu
56
56 Rianda
57
57 senyum-senyum
58
58 papah
59
59 gombal
60
60 kabar buruk
61
61 pilu
62
62 kenangan
63
63 mendali
64
64 berbakti
65
65 Rumah Baru
66
66 berhenti bekerja
67
67 jalan-jalan
68
68 Kado
69
69.Surprise
70
70 hadiah
71
71 kuliah
72
72 Perasaan Suka
73
73 berkunjung ke kantor
74
74 ngambek
75
75 kejujuran Rianda
76
76.membuatnya berharga
77
77 syarat
78
78 ingin kembali
79
79 Rencana jahat
80
80 Dendam
81
81 merampas milikku
82
82 sebuah kejutan besar
83
83 Rayuan pagi
84
84 Di traktir
85
85 berbagi
86
86 kejutan dan kekecewaan
87
87 pikiran yang kalut
88
88 meredam Emosi
89
89 bekal untuk ayah
90
90 Pantang menyerah
91
91 asal ibu bahagia
92
92 Peresmian Resto
93
93 nasehat Bagas
94
94 niat baik
95
95 buku harian
96
96 menjadi kepikiran
97
97.Pernikahan Bramantio
98
98.ke makam ibu
99
99.Wanita itu Zahira?
100
100 tak dapat mengekspresikan perasaan
101
101 ungkapan hati
102
102.bukan waktunya menyesali
103
103.Tidak merubah sifat buruk
104
104.perhatian kecil dapat merubah perasaan hati
105
105. Undangan seminar
106
106 om-om absurd
107
107.Perjalanan panjang
108
108.Alex menolak
109
109.Ancaman Zahra
110
110.Terhalang restu
111
111. jangan hina keluargaku
112
112. Sifat Bagas berubah
113
113.Aku yang salah
114
114. berharap hanya mimpi
115
115.Sesakit ini
116
116.akhiri jika itu menyakiti
117
117.Bagas kembali

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!