Setelah Sarapan pagi dan membersihkan rumah aku kembali ke kamarku.
Aku banyak menghabiskan waktu dikamar, untuk sekedar merebahkan diri dan bisa juga dikatan tempat untuk merenungkan nasib.
Seketika butiran air mata menetes perlahan di pipiku . Aku mengingat kalimat yang di ucapkan ayah.
Entahlah bagaimana bisa orang tua ku tak pernah perhatian padaku.
"aku ingin pergi dari rumah ini, percuma aku bertahan disini aku merasa kehadiranku tak pernah di inginkan"
Gumamku dalam hati.
Dan malam ini aku mulai mengemasi barang barangku aku berniat untuk pergi ke kota.
Aku pun membuka tabunganku, tabungan yang aku persiapkan untuk biaya kuliahku. dan setelah aku menghitungnya ternyata lumayan banyak isinya.
Mungkin tabungan ini bisa membantu aku bertahan hidup di luar.
Semua barang barangku serta berkas berkas yang mungkin di butuhkan ketika ada lowongan kerja sudah selesai aku kemas di dalam ransel.
Aku pun mulai berpikir untuk meninggalkan sebuah pesan untuk orang tuaku.
Aku duduk di tepi ranjang dan mengambil secarik kertas.
"Ayah ibu Zahra Pamit Zahra mau pergi,
Maafin Zahra jika selama ini selalu menjadi beban bagi Ayah dan juga ibu.
Sampai detik ini Zahra tak mengerti mengapa kehadiran Zahra selalu menjadi beban untuk kalian.
Zahra tau Zahra tak seperti kak Zahira yang selalu bisa di banggakan.
Oleh sebab itu, Zahra pergi untuk mencapai apa yang Zahra impikan selama ini. Supaya Ayah ibu bisa bangga memiliki Zahra.
Zahra tetap sayang sama Ayah, ibu, kak Zahira .
Meski kalian seakan membuang jauh kenyataan bahwa Zahra hadir di sisi kalian.
maaf Zahra pamit melalui surat ini".
Yang Menyayangi Kalian
**Zahra****
Aku pun melipat kertas tersebut dan meletakkan di atas meja kecil samping tempat tidurku.
Dan tak lupa aku meraih foto almarhum nenek.Terlihat di foto tersebut nenek sedang memeluku.
Entah mengapa setiap ku tatap foto itu hatiku serasa tenang seakan jiwa ini selalu di rangkul oleh nenek.
"nek, Zahra bawa yah foto nenek supaya Zahra ga kesepian, maaf nek Zahra pergi, mungkin ini rencana awal yang baik buat Zahra memulai semuanya sendiri"
gumamku dalam hati membuat air mata ini tak tertahan dan selalu lolos setiap mengenang sosok nenek.
Ku hapus air mataku dan aku bergegas memasukkan foto nenek ke dalam ranselku.
Perlahan aku membuka pintu kamar ku kulihat rumah sudah sepi, lampu penerangan juga sudah mati.
Aku yakin ayah dan ibu sudah tidur begitupun kak Zahira.
Ku langkahkan kaki ku menuju pintu dapur dan berjalan mengendap-endap.
Sampai akhirnya aku berhasil keluar rumah tanpa ada yang mengetahui.
--
Malam semakin larut dingin pun mulai menyeruak masuk melalui lubang pori pori.
Aku mempercepat langkah ku untuk menuju terminal yang letaknya tak begitu jauh dari rumahku.
Ku lihat sekeliling masih terlihat jalanan ramai. masih banyak orang sedang nongkrong di warung warung pinggir jalan.
Mengingat wilayah rumahku selalu ramai walaupun malam tiba.
Dengan nafas terengah-engah aku sampai di terminal. ternyata walaupun malam hari terminal tetap terlihat ramai.
Banyak orang hilir mudik untuk naik bus. Aku celingukan mencari bus yang menuju kota.
Dan akhirnya mataku tertuju di salah satu bus yang aku tahu bus tersebut menuju kota besar di daerahku. Langsung aku berlari menuju bus tersebut .
"haaahhh!! "
Untung aku cepat kalau tidak sudah ketinggalan bus, apa jadinya kalau aku tertinggal bus masak iyah ke kota aku ngesot "
Aku bergumam pelan seraya aku menduduki bangku di bus tersebut.
Bus pun mulai beranjak pergi meninggalkan terminal.
ku tatap suasana malam hari melalui kaca jendela bus, seketika pikiranku melayang memikirkan orang tuaku.
Apakah mereka akan mencariku atau justru mereka merasa legah atas kepergianku. hahhh sudahlah mungkin mereka senang.pikirki acuh.
Ku rasakan angin malam yang dingin membuat mataku mengantuk dan mulai mengatup .aku pun memutuskan untuk tidur.
--
"Dek, dek bangun sudah sampai kota dek" Aku merasakan ada yang menepuk nepuk bahu ku.
Perlahan aku mengerjabkan mata dan mengumpulkan kesadaran penuh untuk bangun dari tidurku.
ternyata abang kondektur bus yang membangunkanku. kulihat se isi bus telah kosong pasalnya semua penumpang sudah turun.
ku alihkan pandanganku keluar jendela ternyata hari sudah pagi.
"maaf mas saya ketiduran, ini mas ongkosnya"
ucapku sambil menyodorkan beberapa lembar uang
" iya dek terimakasih" .
Aku keluar dari bus perlahan ku hirup udara pagi ini .
Ku mengedarkan pandanganku kedepan seraya berkata dalam hati
"Hai kota besar aku datang"
Dan aku pun tersenyum dengan sendirinya seperti orang yang tak waras. tak ku hiraukan di sekitarku banyak orang berlalu lalang.
Perutku mulai terasa lapar dan sudah minta untuk di isi. aku pun berjalan menyusuri jalanan untuk sekedar mencari warung yang menjual makanan yang bisa mengganjal sejengkal perut ini.
Mungkin setelah makan aku akan mencari tempat kost kostan di kota ini. kalau bukan itu yang harus dahulu di cari bisa bisa aku tidur ngegelandang di jalanan.
Belum terlalu jauh aku menyusuri jalanan. tiba tiba
"BUGGGGHHHHH. !!"
--
jangan lupa vote yah guys
Salam Manis Author
_EtyRamadhii
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Elsa Jennie
awal yang bagus.. semangat zahra
2022-12-06
0
Idda-Abbizar
semangat ya Thor.. Aku Mmpir nih D Krya mu😘
2021-01-03
0
Nofa_
semangat!
salam hangat dari novel KIANA 😊
2020-11-17
1