Setibanya di rumah Avril duduk di sofa di temani Calvin , mereka hanya diam untuk waktu yang cukup lama , seolah sama- sama saling memikirkan hal yang terjadi pada kehidupan mereka masing-masing. Sesekali mereka melempar pandangan lalu kembali menarik nafas dalam dan diam .
“aku akan kembali “ ucap Calvin
“pergilah “
“kau juga segera istirahat , pergilah tidur “
Avril mengangguk lalu berjalan menuju kamarnya , rasanya hampa , dia merasakan kosong dalam dirinya namun sesaat kemudian dia menjadi sangat sesak , rasanya dadanya sangat sakit. Dia ingin menangis tapi sangat sulit mengerluarkan air matanya kali ini, dia pun berteriak dengan sangat keras .
“ada apa lagi dengannya ?”
Calvin yang sudah berada di depan rumah kembali masuk ke dalam memastikan keadaan Avril . dia membuka pintu kamar dan menemukan Avril sedang duduk di lantai dengan rambut acak-acakan .
“ada apa ? apa terjadi sesuatu ?”
Calvin menghampiri Avril yang menatapnya hingga mendekat.
“aku tidak bisa menangis “ ucap Avril dengan kesal
“oh Tuhan ! ada apa denganmu ? ikutlah denganku “
“kemana ?”
“ikut saja “
Calvin mengambil kunci mobil lalu mereka pergi meninggalkan rumah , Calvin membawa Avril berputar -putar tanpa tujuan hingga cukup lama , di dalam mobil Avril hanya diam tanpa menanyakan apapun, pandangan matanya yang sejak tadi kosong tiba-tiba kembali menemukan hidupnya .
“aku lapar “ ujarnya pelan
Tanpa menjawab Calvin segera memacu mobilnya dia membawa Avril ke rumah Ed , tanpa menghubungi Ed terlebih dahulu kini Calvin sudah berada di depan rumah Ed.
“turunlah “
“aku lapar kenapa membawaku kemari ?”
“ini sudah jam 3 pagi , aku akan memasak untukmu “
“sungguh ?”
Avril dengan raut wajah senang segera turun dari mobil, rumah Ed tak pernah di kunci karena ada alasan tertentu jadi Calvin dengan leluasa keluar masuk rumah tersebut.
“duduklah “
Calvin mengambil apron dan mulai mencari sesuatu yang dapat di masaknya , Avril duduk tak jauh dari sana terus memperhatikan Calvin dengan senyum penantian .
Tak lama hidangan sederhana sudah siap di meja , nasi hangat dengan sayuran tumis lalu udang rebus yang sangat menggugah selera makan Avril , tanpa di persilahkan Avril segera mencuci tangan lantas pergi ke meja makan , aroma wangi masakan membuatnya tak sabar untuk menyantapnya .
“makanlah “
“terima kasih “
Avril duduk dan makan dengan lahap di temani Calvin di hadapanya, dia mengirim pesan pada Ed.
>aku membawa Avril kemari jika kau dengar sesuatu hiraukan saja <
Ed tidur sangat nyenyak dia tak menyadari apa yang sudah terjadi dengan rumahnya malam ini.
“aku sangat kenyang , kau belajar masak dari mana ?”
“dari Ed “
“ahh pantas saja “
“sekarang aku mengantuk “
Calvin menghembuskan nafas dalam dia tak menyangka harus mengurus Avril dari makan hingga tidurnya .
“kalau begitu tidurlah “
Calvin mengantar Avril menuju salah satu kamar di sana , kamar yang selalu dia gunakan untuk tidur jika sedang tinggal dengan Ed.
“kau bisa tidur di kamar ini ?”
“ini kamarmu ?”
“ya bisa di bilang begitu “
“tapi aku tidak terbiasa tidur di tempat tidur selain tempat tidurku “
“Nona Avril , sekarang sudah hampir pagi , aku sudah sangat lelah , jadi tidurlah disini aku tidak bisa megantarmu pulang “ ujar Calvin menahan rasa kesalnya
“baiklah . lalu kau bagaimana ?”
“aku akan tidur di kamar Ed “
Calvin pergi menyusul Ed di kamarnya , dia sangat lelah malam ini , dia tidak mengerti kenapa energi Avril tidak pernah habis , Calvin meraih bantal di samping Ed dan tidur .
Pagi harinya Ed bangun mendapati Calvin disana tanpa di sadarinya , dia membangunkan Calvin yang hampir tak bisa membuka matanya.
“kapan kau datang semalam ?”
“aku tidak tahu , biarkan aku tidur sebentar lagi aku sangat lelah “
Ed keluar kamar hanya dengan mengenakan boxer seperti biasa tanpa mengetahui jika di rumah itu ada Avril , Ed menuju dapur memperhatikan dapur yang semula bersih kini cukup berantakan .dia mengggerutu karena kebiasaan Calvin yang tidak berubah .
“ahhhh …”
Ed terkejut mendengar teriakan yang cukup keras tak jauh darinya , dia pun segera menyadarai jika Avril disana.
“Avril !”
“Ed , kau …”
Ed melihat ke tubuhnya yang hanya mengenakan boxer dan kaos tipis , dia segera berlari ke kamarnya .
“maaf !”
Avril hanya tersenyum kecil menyaksikan Ed yang terbirit-birit masuk ke dalam kamarnya .
“kenapa tidak bilang jika Avril disini?”
“dia sudah bangun ?”
Calvin menatap Ed dengan tidak berdaya , dia bahkan belum tidur cukup , entah drama apa lagi yang akan terjadi hari ini .
“kenapa dia bisa disini?”
“semalam aku sudah mengirim pesan padamu kan ?”
“mana aku tahu , aku belum membuka ponselku “
“jika dia menanyakanku katakan padanya jika aku masih tidur “
Calvin kembali menarik selimut sedangkan Ed keluar kamar setelah memakai baju dengan benar , Avril berada di teras menikmati secangkir kopi sambil membaca beberapa majalah yang sudah cukup lama , Ed menghampirinya .
“maaf aku kemari tanpa ijin “
“tidak apa-apa “
“dimana Calvin ?”
“dia .. dia masih tidur “
“kalau begitu aku pulang sendiri saja “
“sendiri?”
“hm aku harus ke kantor hari ini , Calvin pasti lelah , biarkan saja dia tidur “
Avril mengambil tas dan kunci mobilnya lalu meninggalkan rumah Ed , dia harus bersiap ke kantor memulai rutinitas yang tiada habisnya , dia membiarkan Calvin istirahat hari ini semalam dia sudah sangat merepotkannya .
Calvin kembali ke rumah pribadinya , disana sudah sepi ayah dan kakaknya sudah tidak ada , mereka juga sibuk berkerja , mungkin saja Ayahnya kembali ke inggris atau entahlah biarkan saja , Calvin lebih menikmati hidupnya seorang diri .
“Chris “
“Mama “
Chris bertemu dengan Emma di rumah sakit ketika Chris baru tiba .
“kenapa mama disini ?”
“kau sudah makan ?”
“ya “
“dengan William ?”
“hm, Papa datang kemari “
“apa yang dia katakan ?”
“tidak ada , Papa hanya merindukan kami saja “
“bagaimana kabar Calvin ?”
“dia menikmati pekerjaan barunya “
“pekerjaan baru ? seperti apa ?”
“dia bekerja di perusahaan FortuneX “
“apa ? kenapa ? seharusnya dia kemari saja “
“Mahh, biarkan saja Calvin menentukan pilihanya sendiri , aku lihat dia menyukai pekerjaannya kok”
“tetap saja , kenapa dia harus bekerja untuk orang lain, seharusnya membantu Mama”
“kan ada aku mah , aku yang akan membantu Mama”
Emma terdiam , hubunganya dengan sang anak bungsu memang tidak sebaik dengan Chris, tapi tetap saja dia ingin Calvin ada untuknya bukan untuk William mantan suaminya .
“mahh”
“uhh”
“kenapa melamun , apa yang mama pikirkan ?”
“tidak ada , kapan mama bisa bertemu dengan Calvin ?”
“aku akan bicara denganya lebih dulu”
“ya seperti itu lebih baik , kita tidak boleh melakukan kesalahan seperti terakhir kali “
“aku akan menghubungi mama nanti “
“ya, pergilah “
Chris dan Emma berpisah , Chris kembali untuk melihat pasien disana sementara Emma meninggalkan rumah sakit untuk urusan pribadinya .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Tini Timmy
seru nih, semangat nulis nya kakak/Smile/
2024-06-17
0