Bab 4

Malam ini Calvin kembali ke rumahnya, ia terlihat begitu  sangat lelah, ia melepaskan jas dan mengendurkan dasinya lalu melempar dirinya ke sofa. Di sudut ruang seseorang berdiri dengan segelas jus memperhatikan Calvin.

"lebih baik mandi dulu lalu tidur !"

Calvin terkejut dengan suara yang tib-tiba itu,

"Ahh... Kakak mengagetkanku saja ! Sejak kapan kakak disini?"

Calvin beranjang dari tempat tidurnya menghampiri pria yang juga mendekatinya .

"sejak kemarin. Kenapa semalam tidak pulang? Padahal aku menunggumu papa juga "

"huhhh... Papa juga ?"

"iya Calvin !!"

Seorang lagi keluar dari kamar, pria paruh baya yang sangat tampa untuk usianya yang sudah tidak lagi muda, pria itu menghampiri Calvin yang juga sedikit berlari mendekat.

"Papa ... !"

Mereka saling berpelukan melepas rindu. William, ayah Calvin tinggal di inggris dan hanya sesekali menemui Calvin, tujuanya hanya untuk membuat Calvin mau menjadi penerusnya di perusahaan.

"Bagaimana pekerjaanmu?" Tanya William

"Baik "

"Kau menemukannya ?"

"Tentu saja"

"Lalu kapan kau akan ke perusahaan ?"

"Itu... Aku rasa tidak untuk saat ini, aku masih ingin menikmati pekerjaanku sekarang "

"Calvin, papa sudah tidak muda lagi"

"Apa maksud papa? Papa masih sangat muda, bukan begitu kak ?"

Calvin melihat ke arah sang kakak yang berdiiri tak jauh darinya .

"Yaa tentu saja, beberapa waktu lalu aku masih melihat papa bersama model itu di hotel" sambung Chris

"Ap..apa kalian mengawasi papa?"

"Bisa di bilang begitu, "

Calvin dan Chris sama - sama menatap Ayahnya dengan tatapan mengintrogasi.

"Ahh... Baiklah , ya papa menyerah. Papa hanya ingin bersenang-senang di masa tua papa untuk itu kalian harus mengambil alih perusahaan"

Kedua kakak beradik itu saling melempar senyum setelah sang Ayah akhirnya jujur pada mereka .

"Pa kingdom tetap akan jadi kingdom walau bukan aku yang jalankan. Kakak saja yang naik jadi direktur" ujar Calvin

"Apa ?? Kakak? Tidak ... " Chris segera menolak

"Bukankah anak tertua itu yang seharusnya menjadi pewaris, kenapa harus aku, aku tidak mau "

"Kalian ini... Diluaran sana saling berebut buat jadi pewaris tapi kalian malah tidak mau. Kingdom itu besar bukan mainan, papa tidak ingin mewariskan perusahaan yang tidak seberapa nilainya tapi ini kingdom nilainya jauh dari yang kalian bayangkan "

"Aku tau, tapi biar kakak saja" ujar Calvin lagi

"Tidak bisa. Kakak harus fokus di rumah sakit"

"Ohh God ! Papa kasih waktu kalian berdua 1 tahun, kalian harus putuskan jika tidak kalian berdua akan di kingdom bersama"

"Tidak mau !!"

Jawaban Calvin dan Chris yang bersamaan membuat William terkejut, bagaimana bisa kedua anaknya tidak ada yang mau meneruskan usahanya.

"Papa tidak mau tahu , kalian pikirkan saja siapa yang akan mewarisi Kingdom nanti , waktu yang papa berikan hanya setahun , kalian mengerti ?"

"Papa..."

"Paaa"

William tidak peduli dia pun memasuki kamar meninggalkan keduanya ,

"Kakak saja "

"apa ? tidak mau , kakak sudah nyaman di rumah sakit , kau saja , kau kan yang tidak punya pekerjaan"

"tunggu, sekarang aku punya pekerjaan , aku seorang sekertaris Direktur utama FortuneX "

"ahh maksudmu kamu bekerja dengan..."

"stop ! jangan di lanjutkan , pokoknya kakak saja "

Mereka saling bertatapan mata lalu pergi ke kamar masing-masing. Setelah beberapa saat berlalu, Calvin menghampiri Chris di kamarnya. setelah di pikirkan ucapan Ayahnya kali ini tidak seperti sedang bercanda  ayahnya memang sudah berumur dan masih saja mengurus perusahaan , tapi dia juga tidak ingin mengambil alih Kingdom .

"Kakak sudah tidur ?"

Calvin masuk ke kamar Chris

"Belum. Ada apa ? Kau terganggu dengan ucapan Papa tadi ?"

"Tentu saja. Memangnya kakak tidak?"

"Sama. Tapi salah satu dari kita juga harus ada yang memihak mama, terlepas dari kesalahan mama, tetap saja kita dibesarkan olehnya. Lalu bagaimana?" tanya Calvin

"Kenapa tidak kakak saja"

"Heyy !! Aku tidak mau. Kingdom sangat besar, tidak.. aku akan mengurus rumah sakit saja"

"Bukankah itu curang?"

"Tidak. Rumah sakit itu juga besar"

"Kenapa kakak memihak mama?"

"Kita tau bagaimana mama membuat kesalahan tapi kita tidak bisa terus menghakimi mama, kau boleh membencinya tapi biarkan kakak ada untuknya, dan jangan benci kakak juga karena memihak mama, kakak tau mama salah tapi kakak tidak bisa membiarkan mama kesepian di sisa hidupnya, kau mengerti kan ?"

Calvin diam , ia jelas tau maksud kakaknya tapi jika diminta untuk menjadi penerus kingdom dia sendiri belum siap dan dia tidak yakin bisa berada disana nanti.

Tiba-tiba ponsel Calvin berdering, panggilan dari Avril, tengah malam begini, yang benar saja.

"Hallo ..."

"Kau dimana?  Aku di rumahmu tapi tidak ada orang " ujar Avril di sambungan telpon

"Huhh kau di rumahku?"

Calvin terkejut tak menyangka jika Avril akan datang ke rumahnya , maksudnya rumah Ed , ya rumah yang di datangi mereka berdua kemarin merupakan rumah Ed .

"Iya, temanmu itu juga tidak ada"

"aku sedang di luar, ada apa?"

"Kapan kau kembali?"

"Tidak tau "

"Baiklah kalau begitu"

"Apa? Kau akan pergi? atau Kau menungguku?"

"Untuk apa aku menunggumu "

"Ahh benar, kalau begitu hati-hati dijalan, aku akan menemuimu besok"

"Ya baiklah"

Calvin menutup telpon dan merasa ada yang aneh dengan Avril, dari cara bicaranya ia rasa Avril sedang mabuk.

"Ada apa?"

"Kak aku pinjam mobil dulu "

"Mau kemana? Ini sudah malam"

"Jangan menungguku "

Calvin berlari mengambil sweeternya lalu pergi mengendari mobil dengan secepat mungkin, ia pergi ke rumah Ed dan tidak ada siapapun disana, ia pun segera ke rumah Avril. Ia melihat di depan rumah mobilnya terparkir itu berarti Avril ada dirumah.

Ia menekan beberapa angka di pintu dan langsung menerobos masuk , Calvin mencari Avril ke kamar tapi tidak menemukannya ia mencari disetiap sudut rumah namun nihil tidak ada Avril disana. Ia berlari keluar rumah melihat sekeliling.

Setelah berjalan cukup jauh Calvin melihat sebuah taman bermain disana, ia pun mencoba mencari Avril disana. Dan benar ada seorang yang tengah bermain ayunan dengan santai, Avril.

"Ahh menyebalkan sekali. Dia terlihat baik-baik saja lalu untuk apa aku cemas"

Calvin berbalik badan berniat pergi namun Avril yang mengetahui kehadirannya segera memanggilnya.

"Calvin !!"

"Huhh... Ahh bagaimana dia bisa melihatku,  "

Dengan stay on Calvin menghampiri Avril , ia duduk di ayunan yang ada disisi kanan Avril.

"Kau mencariku?"

"aku pikir kau sedang mabuk , jadi aku cemas jika saja kau membuat kekacauan "

"Kenapa berpikir mencariku kemari?"

"Hanya feeling saja, aku sudah mencarimu di rumah lalu berkeliling di rumahmu , kau tidak ada"

Mereka diam sejenak dan Avril mulai bercerita panjang lebar pada Calvin tanpa di sadari Avril juga menangis beberapa kali di hadapannya. Rasa sesak karena beban yang harus dia tanggung membuatnya ingin menyerah.

"Ada banyak orang yang ingin memiliki FortuneX, sedangkan saat ini kondisi Oma mulai memburuk, aku tidak punya siapapun yang bisa aku andalkan dan percayai selain Oma, aku sendirian"

Tangis Avril kembali pecah, ia menyandarkan dirinya di pundak Calvin dengan isakan tangisnya.

Sepertinya saat ini ada banyak beban yang sedang di tanggung oleh Avril seorang diri , Setelah puas mencurahkan isi hatinya Avril bangkit dari tempat duduknya, ia berjalan terhuyung-huyung,dengan cepat Calvin menangkapnya.

"Aku akan menggendongmu, naiklah ke punggungku"

"Sungguh? Tapi aku sangat berat"

Calvin menatap Avril , dia menarik nafas panjang lantas melihat jalanan , dia tidak akan mampu menggendong Avril hingga sampai ke rumah , taman ini cukup jauh dari rumah .

"uhh"

Avril sudah naik ke punggung Calvin tanpa menunggunya selesai berpikir, dengan menahan beban Avril, Calvin terus berjalan menyusuri jalanan hingga tiba di rumah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!