BAB 2

Selamat membaca💙

⬇️

⬇️

⬇️

Alexa yang sedang membantu Rangga menangani pasien ia tidak sadar bahwa sedang diawasi oleh seseorang. Saat selesai membantu Rangga, Alexa keluar dari UGD dan berjalan menuju ruangan pribadinya.

"Ahh segarnya." Alexa menghabiskan sebotol air minum lalu duduk dikursi kebesarannya.

Ia menatap plafon sembari menggoyangkan kursinya ke kanan kiri. Alexa gadis yang sangat mandiri sedari kecil. Dari ia bayi tidak pernah bersama Mama Clara yang disebut ibu kandungnya. Sempat Alexa berpikir bahwa Mama Clara bukan ibu kandungnya karena perhatian dan kasih sayang yang diberikan sangat berbeda dengan Chesy kakak perempuannya.

Bahkan Papa Reno menunjukan hasil DNAnya bahwa Mama Clara 100% ibu kandungnya. Alexa begitu polos dan langsung mempercayainya. Hari demi hari hingga Alexa tumbuh dewasa akhirnya mengerti semuanya.

"Akhirnya sebentar lagi gue akan terbebas dari rumah bak neraka itu," ucapnya dengan nada lirih.

Alexa bangkit dari kursinya mengambil tas dan handphone lalu pergi keluar. Ia memesan taksi untuk menuju kesuatu tempat.

Sampailah di sebuah cafe dekat pinggiran sawah. Alexa menuju kasir memesan sesuatu lepas itu memilih tempat duduk paling pojok. Sambil menikmati pemandangan sawah yang masih terlihat hijau segar.

"Apa anda Nona Alexa Sanjaya?"tanya sesorang tepat di hadapan Alexa.

Alexa menoleh kearah orang itu,"Iya benar, Ada apa ya?"

Orang itu lalu mundur kebelakang dan memberi jalan untuk seseorang lagi. Terlihat seorang pria berjambang tebal,gagah, mata elangnya terlihat sangat dingin tengah duduk dikursi roda.

"Apa kita bisa berbicara empat mata?" tanyanya tanpa basa basi.

Alexa sedikit terkejut namun ia berusaha untuk tetap tenang,"Tentu saja, Silahkan."

Lalu kedua bawahan tadi pergi meninggalkan pria yang duduk di kursi roda sendirian. Alexa menatap pria itu dengan banyak pertanyaan.

"Siapa pria ini kenapa tiba tiba mengetahui namaku?" batinnya.

Pria itu mengeluarkan sebuah map dan memberikannya kepada Alexa.

"Baca dan pahami!" titahnya dingin.

Alexa mengambil map itu langsung membacanya. Disana tertera nama pria itu Alvaro Xavier putra kedua dari pasangan Alex dan Almira. Alexa mengangguk ngangguk paham. Sekilas melirik pria dihadapannya. Lalu melanjutkan membaca isi nya.

Surat Nikah Kontrak beserta perjanjiannya.

"Apa maksudnya ini?" tanya Alexa.

Alvaro mendengus kesal karena Alexa menguji kesabarannya dengan mempertanyakan lagi yang sudah dijelaskan.

"Gue Alvaro Xavier yang dijodohkan oleh Mama Mira, sampai di sini paham?" Alvaro lagi-lagi menjawab dengan ketus.

Alexa tersenyum geli saat melihat pria di hadapannya terlihat kesal. Sebenarnya Alexa sudah mengetahui siapa Alvaro Xavier ia hanya ingin menguji kesabarannya saja.

"Baik, Gue baca dulu isi perjanjian ini,"

...Isi surat perjanjian selama melakukan nikah kontrak....

* Pihak A bebas melakukan apapun terhadap pihak B.

* Pihak B tidak boleh mengikut campur urusan pribadi pihak A, jika Pihak B mengalami masalah Pihak A akan membantu dan turut andil masalah pribadinya.

* Tidak tidur dalam 1 ranjang.

* Jika berhadapan dengan kedua orang tua harus saling romantis.

                                                 Ttd :                                       Alvaro Xavier tertampan.

"Gue gak setuju untuk no 1, dan bisa menambahkan tidak boleh berhubungan badan jika belum memiliki perasaan Cinta," imbuh Alexa.

Alvaro nampak tidak senang dengan penambahan dari Alexa. Namun ia gengsi mengungkapkannya dengan terpaksa menuruti permintaan Alexa.

"Baik aku akan tambahkan disini." Alvaro menambahkan tulisan sesuai permintaan Alexa.

Alexa tersenyum simpul lalu ia juga melakukan tanda tangan sebagai persetujuan.

"Dan satu lagi jangan pernah bilang apapun ke Mama Mira jika kita pernah bertemu!" ancam Alvaro tegas.

"Baik," jawab Alexa.

Setelah mendapatkan apa yang diinginkan Alvaro melenggang pergi begitu saja dengan kursi rodanya.

Alexa menyeruput Kopi Latte nya lalu beranjak ikut pergi.

Sampai dirumah Alexa langsung menuju kamarnya seperti biasa rumah nampak sepi karena memiliki kegiatan masing-masing. Alexa merebahkan tubuhnya diatas ranjang king sizenya.

"Tunggu saja pembalasan dariku keluarga Sanjaya terhormat sebentar lagi kalian akan merasakan kepahitan yang pernah aku alami selama ini," gumam Alexa menatap plafon bernuansa biru langit.

Akhirnya Alexa terlelap setelah seharian menangani beberapa pasien kecelakaan.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Keluarga Xavier

Alvaro sedang duduk disamping kolam ikan sembari menatap lukisan yang ia buat. Semenjak mengalami lumpuh Alvaro hanya melakukan kegiatan ringan seperti melukis. Karena kegiatan melukis Alvaro dihina habis-habisan oleh keluarga besar Ayahnya.

Semua penghinaan itu masih ia simpan dalam hati, suatu saat nanti jika kakinya sudah sembuh ia akan membalas satu persatu hinaan dari mereka.

"Dek?" panggil Shaka sambil menepuk bahu Alvaro.

Alvaro yang tersadar dari lamunannya menoleh ke arah sang kakak.

Di tatapnya manik berwarna silver itu dengan perasaan kagum. Bagimana tidak Arshaka di usianya yang masih muda bisa membangun perusahaannya sendiri. Bahkan Shaka selalu dipuji puji oleh keluarga besar Xavier.

"Kenapa sih malah bengong, aku tahu ketampananku mengalahkan dirimu kan,hahaha." Tawa renyah keluar dari mulut Shaka yang pedenya minta ampun.

"Lihat aja nanti kalau jambang gue cukur bakal kalah ketampanan lo dari gue," Alvaro tidak terima dengan candaan kakaknya.

"Memang seharusnya jambang lebat lo dicukur karena bentar lagi lo akan menikah, mana ada cewek menikah dengan pria berjambang lebat seperti lo," lagi lagi Shaka mengejek adiknya.

Shaka tertawa terpingkal-pingkal karena melihat ekspresi lucu dari sang adik. Alvaro tidak menggubris tawa kakaknya ia memilih melanjutkan melukis.

"Iya gue becanda Al... Dipanggil sama Mama tuh," ujar Shaka yang lelah habis tertawa.

Alvaro menghentikan kegiataannya dan meletakan kembali alat lukisnya lalu berjalan menuju ruang keluarga.

Di ikuti oleh Shaka dari belakang sembari mendorong kursi roda sang adik. Shaka lah yang setiap hari menemani hari harinya Alvaro saat sedang termenung sendirian atau sekedar menemani melukis.

Sampai diruang keluarga Mama Mira melihat kedatangan kedua putranya tersenyum hangat. Sungguh pemandangan yang sangat indah.

"Kemarilah Nak, Mama memanggil desainer terkenal untuk membuat gaun pernikahan kalian." Mama Mira sambil menunjuk seseorang disampingnya.

Desainer itu menunduk memberikan hormat pada Alvaro dan juga Shaka.

Shaka duduk tepat didepan sang Mama sedang Alvaro disamping kursi Shaka. Mereka melihat semua gambar desain gaun pernikahan.

Mama Mira terlihat sangat sibuk memilih bahan dasar gaun pernikahan. Sedangkan Shaka sibuk bermain ponselnya lali Alvaro sibuk dengan pikirannya.

"Al,"Panggil Mama Mira.

"Iya Ma," jawab Alvaro.

"Kemarilah mendekat," pinta Mama Mira.

Alvaro melajukan kursi rodanya ke hadapan Mama Mira dan melihat yang sedang ditunjuk olehnya,"Apa kamu menyukai yang ini?"

"Terlihat elegan sangat indah!" batin Alvaro membayangkan saat dirinya memakai setelan Jas dan Alexa memakain gaunnya.

"Yang ini boleh Ma.. Sangat elegan Al menyukainya," jawab Alvaro.

Mama Mira mengangguk mengerti dan memberitahukan oleh desainer gaun yang diinginkan oleh Alvaro.

"MIRA!!!" teriak seseorang.

☆bersambung☆

Terpopuler

Comments

💫0m@~ga0eL🔱

💫0m@~ga0eL🔱

like & follow thor ✌️

2024-09-25

0

Su Aya

Su Aya

tolong la jangan guna perkataan "gue"

2024-08-10

0

ora

ora

/Sweat/

2024-08-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!