Sesampai Natalia di perusahaan P.T. Cipta Buana Corp segera ia memarkirkan motornya di tempat parkir khusus karyawan. Setelah merapikan penampilannya, segera ia melenggang dengan langkah panjangnya menuju kantornya. Natalia gadis yang gesit, jadi dalam berjalan pun langkahnya cepat tapi tetap anggun.
Dengan seragam kantor yang pas membungkus tubuhnya yang proposional, tidak kurus dan tidak juga gemuk, dengan tinggi badan 165 cm dan wajah menawan, keberadaan Natalia selalu mengundang setiap mata untuk melihatnya.
Tanpa melepas senyum di bibirnya, Natalia menyapa dengan ramah setiap orang yang ditemuinya.
Sesaat Natalia berhenti dan menoleh ke seorang perempuan muda yang memanggilnya dan berjalan cepat menyusulnya.
"Aduh Nat, jalanmu cepet banget mau patah kakiku mengejar mu." gerutu Maya sekretaris manajer di divisinya.
"Idih lebay, ngapain juga kamu harus ngejar aku," jawab Natalia dengan tertawa kecil.
" Biar kita barengan, kan lebih enak ada temannya daripada berjalan sendiri cantik," kata Maya sambil menepuk lembut lengan Natalia.
Maya gadis manis yang memiliki kulit eksotik telah menjadi sahabat baru setelah hampir enam bulan Natalia bekerja. Walaupun suka kepo ( knowing every particular object) Maya adalah teman yang baik dan dapat dipercaya. Maya juga pribadi yang gaul dan supel.
Dengan beberapa karyawan lainnya, mereka berdua masuk lift menuju lantai 4 tempat divisi mereka. Natalia adalah salah satu tim dari divisi perencana struktur setiap proyek yang ditangani oleh PT Cipta Buana Corp Sebagai salah satu perusahaan konstruksi dan kontraktor yang terbesar di Indonesia yang banyak memenangkan tender untuk proyek baik milik pemerintah maupun swasta, membuat divisi mereka mempunyai pekerjaan yang menumpuk yang harus diselesaikan. Beruntung tim di divisi Natalia termasuk orang- orang yang solid dan memiliki akuntabilitas.
Tim di divisi Natalia ada 6, termasuk manajer dan sekretarisnya. Dan hanya Natalia dan Maya yang perempuan. Natalia satu-satunya yunior di divisinya, namun demikian para seniornya menghargainya, terlebih Natalia pribadi yang menyenangkan, cerdas dan cekatan dalam pekerjaan.
Para seniornya yang masi muda menganggap Natalia adik dan yang usia 40 tahun ke atas menganggapnya anak. Jadi bisa dibayangkan bagaimana suasana kekeluargaan yang menyenangkan sehingga mampu mengurangi stres yang seringkali mereka alami karena besarnya tanggungjawab sehubungan dengan proyek yang mereka tangani.
Natalia bersyukur pada Tuhan untuk pekerjaannya. Ia percaya, apa yang didapatnya sekarang adalah pemberian Tuhan dan jawaban Tuhan atas doa-doanya, dan yang pasti doa dari mama Norma yang tekun berdoa untuk anak-anaknya. Dalam setiap ujian hidup yang keluarganya hadapi, Natalia melihat dan merasakan kasih setia Tuhan yang diberikan kepada keluarganya.
Sampai di meja kerjanya, Natalia duduk dan berdoa sesaat sebelum memulai bekerja. Sekalipun Natalia sadar kalau ia cerdas, tapi ia tetap meminta pimpinan Tuhan dan hikmat untuk dapat menyelesaikan pekerjaannya. Tim di divisinya melihat Natalia adalah gadis yang taat dalam agamanya, dan mereka saling menghargai kepercayaan mereka yang berbeda- beda.
"Assalamualaikum," seru pak Hasan, senior di divisi Natalia.
"Waalaikum salam," sahut Natalia dan beberapa karyawan yang sudah lebih dahulu datang.
Tidak lama kemudian pak Hendra manajer mereka datang. "Selamat pagi semua."
"Pagi pak," sahut mereka serempak.
" Oh ya, saya mau sampaikan supaya kita bisa menyelesaikan semua laporan kerja kita, sebab Presdir yang baru akan datang. Ya sebagai persiapan kalau mendadak diminta hasil kerja kita." Kata pak Hendra sebelum masuk ruangannya.
"Nanti Tama dan Natalia kamu yang merangkum semua laporan dan serahkan pada saya hasilnya. Bisa kan besok siang sudah ada di meja saya." Kata Hendra
"Siap pak," jawab Tama dan Natalia. Pak Hendra pun beranjak masuk ke ruangannya.
"May, kamu tahu ga siapa Presdir baru kita?"
tanya Pak Budi, kepada Maya yang sedang sibuk dengan komputernya. Meja kerja Maya ada di depan ruang pak Hendra.
"Aku denger waktu di rapat para manajer sih katanya anak dari CEO kita," jawab Maya.
"Tahu ga orangnya May," tanya Budi lagi.
"Aku juga ga tahu Pak," jawab Maya sambil mengedikkan bahunya.
"Tumben kamu ga tahu Mau, kamu kan orangnya kepoan," sahut Tama sambil nyengir.
"CK kalau kumpul sama para atasan, aku kan ga berani bro kalau mau tanya soal gituan," sungut Maya yang disambut kekehan rekan-rekannya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Hariyati
ceritanya simple😘
2024-06-12
0
Hariyati
lanjut thor, penasaran
2024-06-12
0