Chiko yang sedang berada di ruangan khusus di dalam diskotik sedang mempersiapkan kesepakatan taruhan besar untuk arena pertarungan jalanan, dering ponsel Chiko bergetar mendapat telpon dari Raisa Ibu nya Chiko pun langsung merogok ponsel di saku jasnya.
"Iya Mah ada apa?" tanya Chiko di telpon.
"Ada yang mau Mama bicarakan ini sangat penting," jawab Raisa di telpon.
"Ok Mah, tapi tidak bisa sekarang, aku lagi ada urusan dahulu," jelas Chiko.
"Ya sudah tidak apa apa, Mama tunggu di rumah, tapi kamu harus pulang karena ini sangat penting," sambung Raisa.
"Baik Mah, nanti aku pasti pulang," balas Chiko.
"Ya sudah Mama tutup telponnya!" Raisa langsung menutup telponnya.
Chiko langsung memasukan kembali ponselnya ke dalam saku jas duduk santai tumpang kaki menjepit rokok mahal dan beberapa minum keras di atas meja, di ruangan khusus di dalam diskotik milik Ayah nya dengan beberapa anak buahnya yang mengenakan jas warna hitam berdiri di depan pintu masuk, tidak selang lama seorang laki-laki berbadan gemuk mengenakan jas warna biru cerah masuk beserta beberapa anak buahnya yang mengenakan jas warna biru gelap.
Laki-laki berbadan gemuk itu bernama Pak Bimo seorang pengusaha sukses pemilik beberapa hotel mewah dan ternama di kota besar itu, Pak Bimo memiliki petarung jagoannya yang belum terkalahkan yang berdarah brazil memiliki perawakan tinggi kekar, Chiko langsung berdiri menyambut ke datangan Pak Bimo yang sudah berusia 55 tahun itu mempersilahkannya duduk, dengan jamuan yang sudah di siapkannya di atas meja.
"Silahkan duduk," tawar Chiko dengan tangannya.
"Terima kasih, kita langsung ke persoalan saja," tegas Pak Bimo sambil duduk.
"Ok, kali ini saya bertaruh satu milyar, bagaimana?" tanya Chiko lalu menuangkan minuman dan menyodorkannya.
"Haha haha, apa Bang Chiko sudah yakin tidak akan memikirkannya kembali?" tanya Pak Bimo dengan tawanya sambil menerima minuman yang di sodorkan.
"Saya yakin kali ini akan mengambil uang dari Pak Bimo," jawab Chiko sambil menuangkan untuk dirinya sendiri lalu meneguknya.
"Baik, dua hari lagi kita ke arena, bagaimana dengan Marko?" tanya kembali Pak Bimo.
"Marko belum bicara apa apa," jawab Chiko sambil menuangkan minuman kembali dan menyodorkannya.
Di tempat lain Marko yang sebagai ketua gangster penuh dengan tato hampir di seluruh badan hingga ke leher, beserta anak buahnya memasuki sebuah tempat prostitusi wilayah kekuasaannya, Marko sering kali jual beli bahkan tidak segan menculik perempuan untuk di jadikan bisnis pemuas nafsu para laki-laki hidung belang, di dalam kamar di tempat itu terdapat seorang perempuan muda dengan tangan di ikat ke belakang dan mulut sudah di tutup menggunakan kain, duduk pasrah di atas tempat tidur tidak bisa berbuat apa apa hanya dengan tangisnya, Marko langsung membuka kain yang mengikat mulut perempuan itu.
"Cuih, apa yang akan kamu lakukan biadab," lontar perempuan itu dengan wajah garangnya meludahi wajah Marko.
Plak sebuah tamparan keras tangan Marko mendarat di pipi perempuan itu hingga tersungkur di atas kasur.
"Lu ingin gua siksa perlahan sampai mati?" ancam Marko menjambak rambut perempuan itu hingga meringis.
"Ayo bunuh saya! cepaaat bunuh sayaaa cuih!" teriak perempuan itu kembali meludahi wajah Marko.
Marko langsung mengusap ludah di wajahnya menahan amarahnya lalu melepaskan tangannya yang menjambak rambut perempuan itu.
"Gua akan kasih lu kesempatan, mau bekerja terhadap gua dengan baik baik, atau bekerja secara gua paksa?" ancam Marko menahan amarahnya.
"Tidak sudi lebih baik saya mati, ayo cepat bunuh saya," timpal perempuan itu.
"Ok, lu lihat saja nanti akibatnya!" ancam Marko lalu melangkah keluar kamar.
Anak buah Marko yang menunggu di depan pintu kamar langsung menyiapkan barang hisap siap siap untuk melakukan tugasnya, Marko sambil pergi dengan isyarat tangannya langsung menyuruh anak buahnya untuk melakukan tugasnya, anak buahnya pun langsung masuk ke dalam kamar melakukan tugasnya dan Marko langsung pergi ke luar tempat itu menemui seseorang yang suda bekerja sama dengannya.
"Bagaimana Boss?" tanya orang itu yang sudah membawa perempuan ke tempat itu.
"Barang bagus, tapi lu harus cari yang masih perawan biar gua kasih lu bayaran dobel," jawab Marko sambil menyodorkan amplop coklat berisi uang.
"Siap Boss siap, tenang saja saya akan berusaha mencari secepatnya, dengan uang semuanya akan mulus berjalan lancar," balasnya langsung menerima uang yang Marko sodorkan.
"Gua tunggu kabar baik lu!" Marko langsung melangkah pergi kembali masuk ke dalam.
Laki-laki yang menerima amplop berisi uang dari Marko langsung menciumnya dan buru buru langsung melangkah menuju mobilnya yang tidak jauh.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Azzam Azzam
ngeri banget...tp tetep lanjut baca
2024-07-06
0