Bab 18

...Ayasha hampir terjungkal ke belakang karena sosok pemuda tampan yang berdiri tepat di depan pintu kamar nya, yang baru saja Ayasha buka....

..."Sadewa?" kagetnya....

...Pemuda itu diam, masuk ke dalam kamar gadis ini tanpa permisi....

..."Bilang sama gue, tua bangka itu ngomong apa sama lo?!"...

..."Siapa?" tanya nya bingung....

..."Gue nggak main main Sha, bilang dia ngomong apa sama lo!" mencengkram bahu gadis ini, Ayasha tentu meringis kesakitan karena cengkraman Sadewa tidak main main....

..."Kamu kenapa, dan siapa yang kamu maksud?"...

...Sadewa membuang napas kasar, tidak seharusnya dia kasar seperti ini....

..."Ayah gue." lidah nya kelu menyebut tua bangka itu dengan sebutan ayah, tapi jika tidak begitu. Ayasha tidak akan mengerti, siapa yang dia maksudkan....

..."Tuan besar?" tanya nya lagi....

..."Lo budek, nanya terus!" sensi nya....

...Sadewa berjalan ke arah ranjang Ayasha, merebahkan diri disana dengan menutup wajah menggunakan tangan nya....

..."Tuan besar nggak bilang apa apa, cuma nanya apa aku betah kerja disini."...

..."Jangan bohong, kurang kerjaan dia ngeluangin waktu sibuknya cuma buat nanya hal nggak berguna sama lo!"...

...Ayasha meneguk kasar ludahnya, tadi ayahnya sekarang anaknya. Apakah malam ini dia tidak di berikan kebebasan sedikit saja....

..."Gue hitung atau lo gue tidur-in!"...

...Ayasha melotot dengan ancaman tidak bermutu itu, menyilangkan kedua tangan nya di depan dada. Menatap was was pada Sadewa yang juga menatap nya....

..."Lo pilih mana, seneng nya lo pilih opsi kedua." senyuman miring nya, menatap ketakutan gadis itu....

..."Aku bakalan teriak!" ancam Ayasha balik....

..."Silahkan, dan setelah itu lo sama gue bakal kawin paksa!"...

...Ayasha terdiam, benar juga....

..."Sekarang bilang sama gue, apa yang tua bangka itu lakuin ke lo?!" lelah juga Sadewa, pertanyaan sama tapi jawaban nya tak kunjung dia dapatkan....

...Menghela napas, Ayasha berjalan mendekat. Duduk bersimpuh di bawah ranjang yang Sadewa tempati, Ayasha memainkan jadi tangan nya....

..."Tinggal jujur, ribet amat lo!"...

..."Tuan besar.." ucapnya menggantung, membuat Sadewa semakin penasaran....

..."Apa?!" katanya tak sabaran....

..."Beliau tahu kalau kamu sering masuk ke kamar aku, sering antar jemput aku, juga saat kita di taman sore tadi" ucapnya lirih....

..."Terus, ending nya lo di pecat atau di suruh jauhin gue?!"...

...Sadewa menduga nya, si tua bangka setan itu berani sekali mencampuri urusan pribadinya....

..."Nggak, tuan besar malah cuma bilang jaga sikap. Maksudnya tuh, nafsu anak muda." kilah nya cepat....

...Sadewa mengerutkan kening nya bingung, butuh penjelasan lebih agar dia mengerti....

..."Aku nggak di pecat, nggak juga di larang main sama kamu. Beliau cuma bilang, jangan terlalu dekat yang membawa ke negatif, maksudnya tuh nafsu anak muda!" ucapnya, berharap Sadewa mengerti dengan kata kata nya....

..."Nafsu anak muda?" Ayasha mengangguk cepat....

..."Emang gue apain lo, perk*osa lo gitu!"...

..."ih jangan ngomong gitu, orang yang dengar bisa salah paham!" kesal nya, memukul kaki Sadewa....

...Pemuda ini bangun dari rebahan nya, bertompang dagu. Menatap Ayasha yang menatap nya bingung....

..."Dia ngomong apalagi selain itu?"...

..."Nggak ada, cuma bilang gitu." bohong nya, kan aneh kalau Ayasha jujur, kalau ternyata dia di beri lampu hijau jika berhubungan serius dengan Sadewa....

..."bagus, gue balik ke asrama."...

...Ayasha ikut bangun, membututi Sadewa dari belakang seperti anak bebek....

..."Satu lagi.."...

...Kedua nya terdiam, saat Sadewa berbalik badan. Tidak sengaja menambruk badan Ayasha, tidak sampai terjatuh. Namun berhasil membuatnya mencium kening gadis ini tanpa sengaja....

..."g.. gue" bingung nya melanjutkan kalimat yang sedari tadi dia susun hilang entah kemana....

..."Gue balik." Sadewa cepat cepat keluar dari kamar Ayasha, sedangkan gadis ini terdiam membisu menatap pintu kamarnya yang sudah tertutup rapat....

..."siala*n!" umpat nya, memukul bibirnya sendiri. Merasakan debaran jantung nya yang berdebar tak normal....

..."Menikmati?"...

...Sadewa menoleh cepat ke arah sumber suara, menatap Andre yang bersandar di tembok dengan tangan bersedekap dada....

..."Ngapain lo?!" katanya tak santai....

...Andre tersenyum tipis, "Jangan lakukan hal nekad, kalian masih sangat muda dengan perjalanan karir yang panjang."...

...Sadewa acuh, dia akan kembali melangkah meninggalkan Andre. Tapi pria paruh baya ini menghentikan nya, dengan cara menyebutkan nama gadis itu....

..."Ayasha gadis yang baik, jangan rusak masa depan nya hanya demi nafsu sesat mu."...

..."Tidak perlu mencampuri urusan yang bukan milik lo!" katanya tajam....

...Andre tetap mempertahankan senyuman nya, berjalan semakin mendekat ke arah sang putra yang melayangkan tatapan tajam penuh permusuhan....

..."Tidak tahu seperti apa hubungan kalian, daddy tidak akan ikut campur. Hanya mengingatkan saja untuk tidak termakan nafsu sesat, dan juga..." ucapnya menggantung....

..."Daddy merestui hubungan seperti apa yang kalian miliki, daddy akan bahagia dengan keputusan yang akan kamu ambil. Jika itu membuat mu bahagia." menepuk bahu Sadewa dua kali, Andre berjalan meninggalkan putranya di tengah lorong sepi ini....

.......

.......

...Sandyka melirik pada Sadewa yang diam, berwajah datar seperti biasa. Namun, sedikit ada perubahan yang tidak terlalu kentara....

..."Kenapa lo?" bisiknya, jika kemarin kemarin Sandyka duduk berjauhan dengan Sadewa, maka sekarang dia duduk berdekatan dengan si berandal sekolah ini....

...Sadewa menoleh ke arah nya, dengan alis terangkat sebelah menatap Sandyka dan pertanyaan aneh nya itu....

...Sandyka mendengus, melirik guru di depan dia kembali berbisik dengan nada sepelan mungkin....

..."wajah lo berseri seri. Menang balapan kemarin?"...

..."Gigi lo!" ucapnya, kembali fokus ke depan dengan pelajaran yang membosankan dan memutar otak....

..."Serius gue anj*ir, lo menang balapan pas pergi gitu aja kemarin malam?"...

...Sadewa abaikan saja, nanti juga bosan sendiri kalau tidak di ladeni....

..."Sandyka, suara kamu mengisi ruangan kelas saya!"...

...Sandyka terkesigap, menoleh ke depan. Pemuda ini menyengir polos pada guru matematika yang kini memegang penggaris andalan nya....

..."kamu kalau tidak suka dengan pelajaran saya sebaiknya keluar, dari pada mengganggu teman teman mu yang lain."...

..."Nggak bu, saya suka matematika. Suka banget." ucapnya....

...Sadewa memutar bola matanya malas, seperti biasa dia akan selalu tidak hormat pada guru yang menurut nya tidak pantas mendapatkan hormat....

..."Sadewa! Mau kemana kamu?!" bentak nya pada Sadewa yang berdiri dari duduk nya....

..."Saya izin ke kamar kecil, ibu tidak keberatan kan?"...

..."Alasan saja, kamu ujung ujung nya bolos juga!"...

...Sadewa memutar bola matanya malas, tanpa menunggu persetujuan sang guru dia berjalan keluar dari ruang kelas. Pemandangan biasa, dan sulit di hilangkan....

...Sandyka tersenyum, menunduk sebagai hormat nya dan berlari menyusul langkah Sadewa untuk keluar dari kelas yang untuk otaknya yang pas pas an....

..."Kemana kita?" tanya nya antusias....

..."Jangan ikutin gue!"...

..."Ngaco lo, ya kali gue balik ke kelas. Yang ada di rujak gue sama tuh guru."...

...Sadewa diam, membiarkan Sandyka mengikuti langkah nya menuju rooftop sekolah. Tempat tongkrongan nya....

..."Rokok nya masih aman kan?"...

...Mengedikkan bahu, Sadewa juga tidak tahu. Dia terlalu sibuk untuk mengurusi rokok yang mereka sembunyikan di rooftop sekolah....

...Baru saja akan membuka pintu, Sadewa menghentikan tangan Sandyka yang akan membuka lebih lebar pintu ini....

...Memberi kode lewat jari yang di tempelkan di depan bibir, Sadewa menyuruh Sandyka diam dan mendengarkan seseorang yang berbicara di balik pintu....

..."Iya, Sandyka tidak akan bermain lagi mom."...

..."Ayolah, dia hanya anak haram dari daddy. Aku pastikan akan membuat nya menderita."...

......ucapnya pada seseorang di telepon.......

..."yah mommy tahu sendiri, si sialan itu berteman baik dengan Sadewa. Mommy tahu kan siapa Sadewa, kita tidak bisa gegabah mengambil keputusan."...

...Tertawa kecil, pemuda ini memasukkan satu tangan nya ke dalam saku celana sekolah nya....

..."Sadewa? Ibunya?" kaget nya....

..."Baiklah, gue pasti bisa Menyingkirkan Sandyka dan ibunya, dan membuat mommy kembali pada posisi yang seharusnya mommy miliki."...

...Sandyka terdiam, menatap sosok pemuda yang amat dia kenal itu di balik celah kecil pintu yang terbuka....

...Sadewa sendiri, dia menarik Sandyka agar menjauhi rooftop. Akan berakibat fatal jika pemuda ini diam di sana, yang ada mereka akan berkelahi dan menambah masalah. Tentu untuk Sandyka sendiri....

.......

.......

.......

Note: Mohon dukungan nya ya teman teman, jangan lupa Like dan Komen. kritik/saran kalian membantu Cerita ini menjadi lebih baik 🤗

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!