4 Bertemu Nenek di bus

Seminggu telah berlalu setelah acara lamaran yang kembali gagal itu. Shahira pun kembali pada aktivitasnya sebagai penjual kue. Sedangkan Aluna juga semakin sibuk di rumah sakit.

"Buk, aku ke pasar dulu ya. Mau beli bahan bahan kue. Besok ada banyak orderan!" Serunya pamit pada ibunya yang sedang menjemur pakaian.

"Iya nak. Hati hati di jalan. Kalau ada apa apa, telpon ibu ya!"

"Iya buk."

Shahira berjalan dari rumahnya menuju halte bus yang tidak jauh dari area perumahannya. Sepanjang jalan, Shahira mendengar bisik bisik warga yang masih menaruh rasa iba padanya karena terus terusan ditolak.

Bahkan ada beberapa warga yang mengatakan Ira terkena jampi jampi. Karena itulah dia susah dapat jodoh.

Ira benar benar geli mendengar gosip gosip murahan itu. Tapi ya sudahlah. Dia hanya bisa terus berjalan melanjutkan tujuannya. Toh suatu saat nanti, gosip gosip itu juga akan menghilang saat jodoh yang sudah ditentukan untuk Ira datang di waktu yang tepat.

Ira kini sudah berada di bus. Butuh waktu sekitar dua puluh menitan untuk tiba di pasar. Beruntung Ira dapat tempat duduk di dekat jendela lagi. Jadi, dia bisa menikmati perjalanan ini seperti sedang liburan.

Sepuluh menit perjalanan, bus berhenti lagi di halte berikutnya. Beberapa penumpang pun naik. Kursi pun penuh. Tersisa satu orang nenek nenek yang berdiri sendirian.

Ira melirik kesekitarnya, dimana semua orang mendadak jadi buta, membiarkan nenek tua itu berdiri di dalam bus.

"Nek, duduk sini aja!" Ira menghampiri nenek itu membawanya duduk di kursi yang tadi dia tempati.

"Makasih loh nak. Tapi, kamu jadinya berdiri..."

"Tidak apa nek. Saya masih muda, masih kuat berdiri kok."

Nenek itu tersenyum menatap wajah Ira yang berdiri menghadap kearahnya.

"Kamu cantik sekali, nak!" Seru nenek itu meraih tangan kiri Ira, sedangkan tangan kanannya bergelantungan diatas sana.

"Loh nek, ada apa?!" Ira kaget saat tangannya di sentuh. Dengan segera Ira mengganti posisi tangannya agar si nenek memegang tangan kanannya saja.

"Kamu sudah menikah, nak?" tanya nenek itu yang membuat Ira terperangah bingung dan juga heran.

"Belum, nek." jawabnya malu malu.

"Namanya siapa nak?"

"Oh nama saya Shahira, nek."

"Kamu tinggal dimana?"

Shahira beralih duduk berjongkok disamping nenek itu, karena sejak tadi nenek itu mendongak untuk melihat wajahnya. Rasanya pun tidak sopan bicara seperti itu dengan orang yang lebih tua.

"Rumah nak, Shahira dimananya?" tanya nenek itu lagi setelah Shahira mengatakan dimana dia tinggal.

Shahira pun mengatakan dimana tepatnya rumahnya dan siapa orangtuanya. Dia hanya asal menjawab pertanyaan nenek itu, karena menghormati si nenek.

"Nak Shahira mau menjadi cucu menantu nenek?"

Shahira terdiam mendengar pertanyaan barusan. Dia bahkan sampai berpikir, mungkin nenek ini mengalami penyakit pikun. Jadi Shahira pun mengangguk untuk sekedar membuat nenek itu senang.

"Nenek akan datang bersama cucu nenek untuk melamar nak Shahira." lanjut nenek itu yang dianggukan saja lagi oleh Shahira.

"Nek, bus nya berhenti. Aku permisi turun dulu ya nek."

"Hati hati ya nak."

Shahira mengangguk, lalu tidak lupa mencium punggung tangan nenek itu sebelum akhirnya dia turun dari bus.

"Ada ada saja!" Pikir Shahira.

"Dia cantik sekali, sopan dan begitu penyayang." puji si nenek pada Shahira.

Terpopuler

Comments

Suanti

Suanti

lamar shahira aja kalau lamar aluna pasti di tolak sama aluna

2024-06-08

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!