Eva kemudian masuk kamar dan di kunci dari dalam. Dia merebahkan badannya. Pikirannya penat dan penuh. Diusapnya ranjang itu. Spreinya bau wangi karena habis di cuci.. Dengan perasaan bahagia dia berguling guling. Di copotnya Braa dan segitiga bermudanya.
" Ah lepaskan segala pengekangan ini!"ujarnya. Dia merasa punya banyak waktu sampai nanti tengah malam..
Tiba-tiba dari arah toilet terdengar suara guyuran air.
"Hah, ada orang? Kurang ajar si mbak berambut jagung tadi. Masa diberi kamar yang udah ada orangnya?"ujar Eva geram. Tiba-tiba..
"Tok tok tok..
Eva membuka dengan gemetar.
"Maaf mbak, kami dari kepolisian. Kami ingin mengecek KTP ibu. Apakah ibu tinggal di hotel sendiri atau dengan pasangan?"
"Sen.. sen.. di.. ri.."ujar Eva yang tidak yakin juga karena mendengar suara-suara dari toilet. Nampak seorang laki-laki yang terlihat segar setelah mandi keluar. Mereka sama terkejutnya..
"Bryan? Ngapain kamu disini?"
"Kamu ngapain juga, Hah?"
"Segala keterangan nanti bisa disampaikan di kantor polisi. Segera bawa mereka."perintah Kapten Bakri ke anak buahnya.. "Terus, ehm Nona, mohon onderdilnya dipasang lagi!"lanjutnya.
"Siap Ndan!"
Eva kemudian memunguti onderdilnya dan minta izin memasangnya di toilet.
Dalam perjalanan ke kantor polisi mereka diam dan merutuki satu sama lainnya.
"Kamu ngapain disitu, Bry?"
"Aku menumpang mandi. Tadi aku ketumpahan sup. Lah kamu ngapain juga tidur disitu?"
"Aku butuh tempat berpikir.."
"Pake mengacak-acak tempat tidur trus buka braa dan segitiga bermuda?"
"Wangi soalnya. Baru aja di ganti spreinya.. Lagian, aku mengira cuma sendiri"ujarnya.
"Trus kita mau ngapain? Kita ngga bawa kartu identitas..."
"Mau ngga mau terpaksa nelpon orang tua.. Hhhh... "
Mereka di tempatkan di satu ruangan yang sama. Hingga akhirnya..
"Revalina.. Bryan.. Mama Papa kuatir."
"Eva, Bryan.. kenapa kalian mau melakukan itu? Ngga sabar banget, langsung ke hotel sebelah. Jangan langsung test drive gitu dong... Belum halal."ujar Risa tertawa kecil.
"Jangan sampai masalah ini ketauan orang. Besok, 2 hari lagi kalian menikah!"titah Tuan Broto.
"Ma, undangannya gimana?"
"Sudah di buat sama Mami dan Mama.. "ujar Bryan yang merasa sudah tidak bisa berkutik.
"Tu, Bryan tau...Cuma tanggalnya mama ganti. Habis kalian ngga sabar gitu"
"Gaun pengantin?"
"Mamamu sudah tau ukuranmu, Sayang.. "ujar Risa sambil membelai rambut Eva.
"Eva mohon diri dulu." ujar Eva kemudian keluar ke pojok ruangan. Reva panik menelpon Rangga. Duuh.. ngga diangkat lagi telponnya.. Kemana sih. Astrid juga ngga diangkat. Memang harus ya.. Mau ngga mau harus menikah..
Tiba-tiba telponnya di angkat.
"Rangga, kamu dimana? Kok ngilang sih?"
"Kamu yang ngilang-ngilang, Sayang. Makanan tadi aku bungkus.."
"OK, ngga papa.. Kapan kita ketemu lagi?"
"2 minggu lagi ya.. Aku ingin kau buktikan cintamu... "
"Bukti apa?"
"Kau pasti taulah.. Hal itu sudah biasa. Milikmu yang paling berharga, Sayang.. "
"Milikku? Memangnya apa? Ah, apakah pusaka keluarga yang katanya ada penunggunya? Aku ada cincin peninggalan nenekku, kamu mau?"
Rangga menutup telponnya. Kenapa gadis ini ngga ngeuh juga. Dasar tol*l!!
Sementara di sudut lainnya Bryan menelpon kekasihnya, Bella..
"Udah tidur, Sayang?"
"Belum.. aku masih mikirin kamu... "ujarnya. Dari jauh Bryan mendengar gemericik air. Tempatmu hujan ya?
"Oh, eh.. iya.. tempatmu ngga ya? Hujan sekarang tidak merata ya... "
"Sayang, besok aku mau ketemu kamu.. "
"Ngga bisa, besok aku syuting."
"Terus kapan dong bisa ketemunya?"
"Mungkin setelah aku syuting.. "
"Kapan?"
"1 bulan lagi.. aku datang ke kantormu.. "
"Besok kita ngga bisa ketemu?"
"Ngga.. aku lagi siap-siap ke Paris..! "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments