Secepat kilat Eva balik lagi ke bilik. Dilihatnya Astrid sudah ada disana.
"Lohh kok kamu disini, Trid?"Eva keheranan. Perasaan dia tidak memberitahu Astrid kalau mau ke Resto Pacific.
"Kita bareng-bareng aja. Kan Astrid sahabatmu, Va. Lagipula, kenapa kamu hilir mudik mulu?"
"Tok tok tok.. pesanan untuk bilik 1."ujar pelayan Resto di luar. Setelah itu terhidang beberapa macam makanan yang lebih dari yang dipesan Eva tadi.
"Aku nambah pesenan, Va.. Ngga papa kan?"tanya Astrid sambil tersenyum. Dari senyumnya terlihat bahwa permintaan Astrid ngga bisa ditolak.
"Ngga papa.. iya. Ngga papa..!"
"Va, yang omongan tadi, aku mau ngomong sekarang. Ehm.. Aku.. aku ingin kamu jadi pacarku Va... "
"Ohh Tuhan.. Akhirnya hari ini datang juga..Aku bahagia.. "ujar Eva dalam hati. Khayalan berciuman dengan Rangga di bawah bintang-bintang pun berpendar kemudian berpijar. Perutnya serasa di penuhi kupu-kupu..
"Eh... tapi aku di bilik H mau dinikahkan!!" pikiran Eva bertumbukan dengan pasukan bintang-bintang tadi dan melindasnya habis di bawah kata MENIKAH DENGAN BRYAN!!
"Aku.. aku.. aduh.. gimana jelasinnya.. "
"drrrt drrrtt drrrt"
Ponselnya bergetar, dan mamanya menelpon:
"Eva kamu dimana? Mama ke toilet ngga ada! Jangan bilang kamu kabur!!"
"Ngga Ma.. Eva masih disini. Beneran. Eva baru keluar tadi melihat burung!"
"Burung apa? jangan bercanda kamu! Kesini cepat, Bryan sudah datang!"
Sementara Bryan datang dengan malas-malasan.
"Tempat ini penuh sekali. Heran. Bahkan ada pelanggan yang menunggu di depan..Kursi penuh, Bilik eksekutif penuh, Bilik Sultan juga sudah dibooking semua.."ujarnya melihat sekeliling Resto ini.
Eva bergegas berlari-lari kecil menuju bilik H. Pikirannya kacau. "Atau aku perkenalkan sekarang saja Rangga ke keluarganya Bryan dan ke keluargaku biar semua jelas?"ujarnya dalam kebingungan yang teramat sangat.
Dibukanya bilik H. Masih tetap sama. Tidak ada penambahan. Tidak lama kemudian, seorang pemuda masuk ke bilik tersebut. Pemuda yang sangat tampan dan tinggi. Sorot matanya terlihat tegas.
"Nah ini Bryan. Bryan kenalkan ini Revalina. Calon menantu Papi dan Mami."
Bryan dengan tidak bersemangat menyalami Eva. Eva juga menerima uluran tangan Bryan juga cuma menyentuh ujung jarinya saja.
"Begini, kami mau menanyakan,...."
"Eva ngga setuju!"ucap Eva dengan pasti.
Bryan cuma memegang keningnya saja kemudian mengelus rambutnya dengan kasar.. Gadis ini sepertinya tidak mengetahui apa-apa. Dia tidak tahu kalau keinginan kedua orang tua mereka tidak bisa ditolak dengan mudah.
"Tadinya, Mami dan Papi mau mengundur jadwal pernikahan. Namun jika Eva tidak setuju, dipercepat saja!" ujar Tuan Leonard sambil menyenggol lengan Tuan Broto. "Anakmu sangat bersemangat ya..Hahahahahaha!" lanjutnya sambil tertawa terbahak-bahak.
"Saya perlu waktu berfikir. Maaf permisi dulu, Sakit perut... "kata Eva langsung kabur dari situ.
"Aku juga mau permisi, Maaf ini tadi saya belum sempat ke toilet."ujar Bryan kemudian.
"Aku harus cepat. Apa yang harus aku lakukan. Apa aku hamil duluan aja? Atau aku ngumpet?" Eva bingung..
Hotel kelas Melati itu terlihat sepi. Eva terbersit ide gila dan kemudian dia mau mengajak Rangga ke tempat itu. Cepat-cepat dibukanya bilik 1.
"Lhoh, kok sudah ngga ada orang? Ngga pamit juga tadi..."ujar Eva keheranan.
Eva menelpon Rangga tidak diangkat. Kemudian menelpon Astrid yang tidak diangkat juga.. Kemana dua orang ini pergi?
Eva mengendap-endap masuk ke dalam hotel. Mungkin setelah lama pikirannya nanti bisa mulai jalan. Bisa nyari solusi. Terlalu hiruk pikuk.. Terlalu banyak kejutan hari ini.
"Mbak, mau kamar 1.Yang bawah aja itu. kayaknya kebuka. Habis dibersihin ya.
"Nih kuncinya.."seru perempuan di resepsionis tanpa melihat orang yang datang..
"Berapa Short time? Sampai jam 23 nanti?"
"Itu dihitung 1 hari. 250.000. Kalau mau pengamanan tambah 100.000!"ujar resepsionis.
"Pengamanan apaan sih? nih 250.000 aja. Cash!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments