bab 2 | Dia kaya kamu miskin

Nisa merenggangkan otot-otot tubuh nya saat sudah sampai di rumah   . Perut nya terasa kram , akibat berjalan terlalu jauh menuju ke pasar .

Mau naik ojek , tapi Nisa tidak punya biaya nya . Tadi saja uang belanja yang di berikan oleh ibu mertua nya kurang , mau tidak mau Nisa mengambil uang nya dan membeli barang yang memang sudah ada di catatan itu .

Padahal uang itu untuk mengecek kandungan nya esok hari , namun karena uang nya sudah habis , terpaksa setelah selesai memasak makanan , Nisa harus bekerja di warung bakso buk Sira.

Terpaksa itu yang harus Nisa lakukan, Nisa harus bekerja demi bisa memeriksakan kandungannya esok hari.

Padahal tubuhnya sudah lelah letih ingin sekali Nisa berbaring di atas ranjang , Namun semua itu hanya angan-angannya saja. Nisa yakin ketika dirinya beristirahat ibu mertua nya akan datang dan langsung memarahi dirinya .

Sudah biasa , dan hal itu sudah menjadi makanan sehari-hari bagi Nisa .

Nisa mengusap peluh yang ada di dahinya, wanita berambut di ikat asal itu langsung duduk lesehan di atas lantai , sesaat setelah selesai memasak .

"Wow , enak banget , aroma nya wangi banget, dek Nisa masak apa nih?" Celetuk Wina , istri dari Abang nya Doni .

Nisa tersenyum simpul . "Masak ayam kecap mbak, silahkan cicipi.  "

Wina mengangguk , lalu menarik kursi dan duduk di sana .

"Win , makan yang banyak . Kamu harus makan yang bergizi biar cepet hamil . Ibuk udah enggak sabar loh mau menimang cucu ." Mirna datang sambil membawa sepiring buah-buahan dan di letakkan di depan Wina .

Wina -- istri dari Dani Abang nya Doni itu memang belum hamil- hamil . Padahal keduanya sudah menikah hampir delapan tahunan . Sedangkan Nisa sudah hamil , saat bulan ke tiga menikah .

Wina tersenyum manis , sambil meraih nasi dan juga lauk-pauk itu . "Iya buk . Ibuk tenang saja , sebentar lagi aku bakalan hamil . Dan ibuk bisa menimang cucu" sahut nya .

"Senang sekali ibuk mendengar nya Win . Ibuk selalu berdoa agar kamu bahagia , dan kamu bisa lemas punya anak " Mirna mengusap perut rata milik Wina .

Nisa yang melihat pemandangan itu tersenyum kecut. Dirinya yang hamil tapi ibuk mertuanya tidak pernah mengharapkan kehadiran bayi nya . Nisa tidak pernah mendapatkan kasih sayang sedikit pun dari mertua nya .

Lain dengan Wina selalu mendapatkan kasih sayang , dan perhatian dari ibuk mertua nya itu . Bahkan masalah anak saja , ibuk mertua nya malah mengharapkan anak dari menantu tertua nya itu .

Miris sekali rasa nya.  Sudah hamil dan memberikan yang terbaik , namun dirinya tidak di anggap .

"Oiya , sebentar lagi kan ibuk dapat cucu dari Nisa . Ibuk bisa nimang cucu dulu dong " ucap Wina di sela makan nya .

Mirna berdecak tidak suka saat mendengar nya . "Malas ! Kamu enggak tau apa , ibuk itu enggak suka sama dia . Ibuk enggak peduli . Mau dia hamil apa enggak bukan urusan ibuk . Alasan nya ,  dia itu miskin , sedangkan kamu  kaya Wina , kamu itu anak pak RT , lah dia , cuman anak tukang pangkas doang . Cih , enggak sudih ibuk mendapatkan cucu dari wanita anak tukang pangkas seperti dia .

"Entah kenapa , bisa Doni menikah dengan doa , padahal berulangkali ibuk selalu menentang nya dulu . Doni emang keras kepala , alasan cantik doang . Kalau duit enggak punya kan sama saja . Lihat sekarang " Mirna lalu menunjuk ke arah Nisa yang tengah duduk lesehan di lantai , sambil menundukkan kepalanya .

"Lusuh kan dia sekarang ! Udah jelek juga . Ibuk jamin , sebentar lagi bakalan di cerai sama Doni " sambung Mirna sarkas .

Hancur sudah pertahanan Nisa , Nisa langsung menangis saat mendengar kata-kata pedas yang terlontar dari mulut wanita paruh baya itu . Kejam sekali kata-kata nya . Langsung menembus ke relung hati Nisa .

Nisa yang hamil , perasaan nya bisa langsung sensitif, tapi orang-orang di sekitar nya tidak mau menghiraukan itu .

Nisa langsung bangkit dari duduk nya , tanpa sekata apa pun, dirinya langsung pergi dari sana . Biarlah di anggap tidak sopan , tapi hatinya terlalu terluka karena penghinaan itu .

Sedangkan Wina , tersenyum menyeringai saat melihat nya . Wanita itu sangat suka jika Nisa di perlakukan seperti itu oleh ibuk mertua nya . Karena sebenarnya dirinya tidak pernah suka dengan wanita itu . Wina benci dan pura-pura suka di depan Nisa dan orang-orang , agar tidak kentara sekali jika dia tidak menyukai nya .

Dia benci , karena Nisa bisa hamil, sedangkan dirinya belum bisa hamil . Wina takut keluarga sang suami menyayangi wanita miskin itu , tapi Wina harus bersyukur , karena keluarga suami nya selalu memandang seseorang dari harta dan martabat .

"Cih, baru di bilang gitu aja udah nangis . Dasar cengeng . Udah kamu enggak usah hiraukan dia . Makan yang banyak ," Mirna langsung mengambil lauk lagi untuk Wina , menantu kesayangan nya itu .

Wina tersenyum manis . "Terimakasih buk " sahut Wina .

"Loh mbak Wina kapan datang ? Kok enggak tau Muning . " Kemuning datang dan langsung menyalami Wina .

"Baru saja   . Oiya tadi mbak membawa makanan ringan untuk kamu dan ibuk  . Tapi masih ada di sepeda motor . Sebentar mbak ambilkan dulu ." Wina langsung bangkit dan menuju ke sepeda motor milik nya yang terparkir apik di depan rumah sederhana milik Mirna .

Kemuning langsung tersenyum sumringah . "Lihat buk, mbak Wina selalu saja membelikan aku oleh-oleh kalau kemari , beda banget sama mbak Nisa . Tau nya menumpang saja . Tidak bisa membelikan apa-apa untukku ." Celetuk Kemuning .

Kemuning ini memang sama juga , tidak suka dengan Nisa , gadis berusia tujuh belas tahun itu sangat membenci Nisa .

" Itu lah Muning , ibuk kan sudah bilang, mereka itu berbeda . Kalau mbak Wina itu kaya , Nisa itu miskin , orang bapak nya saja tukang pangkas kok, darimana dia uang mau belikan kita sesuatu . Untuk makan saja susah . Lihat mbak mu Wina , dia anak pak RT . Uang nya banyak lah , bisa dengan leluasa membelikan kita apa pun . " Timpal Mirna .

Kemuning mengangguk kan kepala nya.  "Ibuk rayu bang  Doni dong . Suruh ceraiin aja mbak Nisa . Cari wanita lain yang kaya.  Orang bang Doni ganteng pasti  banyak yang mau . "

"Ibuk udah usaha buat Nisa buruk di depan Abang mu itu.  Tapi ya gimana , Abang mu masih di buta kan sama cinta , masih cinta kali dia sama Nisa . Tapi kamu tenang saja . Sebentar lagi ibuk yakin , Abang mu akan cerai sama Nisa . "

Kemuning tersenyum senang saat mendengar nya , itu memang yang di harapkan oleh dirinya . Benci sekali dirinya dengan Nisa itu .

"Ini , silahkan di makan " ucap Wina sambil memberikan sekresek makanan ringan ke Kemuning .

Kemuning menyambut nya dengan antusias . "Wah , makasih banyak mbak ."

Lalu mata nya tanpa sengaja melirik ke arah depan sana , tepat saat Nisa baru keluar dari dalam kamar nya.  "Enggak kayak yang itu, enggak punya uang , miskin, mana mampu beliin aku kayak yang mbak Wina beliin " sengaja sekali suara nya di keras kan agar Nisa bisa mendengar nya .

Nisa hanya bisa beristighfar dan berlalu pergi dari rumah itu .

Terpopuler

Comments

Sumini Ningsih

Sumini Ningsih

lanjut

2024-06-07

1

Yani Suryani

Yani Suryani

kalau suamimu gak bisa tegas dan membawamu keluar dari 🏠 mertua paling tidak ngontrak hidup berdua kan sudah ada tanggung jawab pada anak dan istri, kalau gak bisa tegas malah membela keluarga toxicnya dicerai lebih baik bisa hidup berdua dengan anak miskin tak apa asal kerja bisa makan besarin anak jadi dak kena mental

2024-06-04

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!