SKK 05

Okan merenggangkan otot ototnya dengan menggeliat, saat ia terbangun dari tidur lelapnya. Hari ini Ia dan Kenan akan berkunjung kepanti, setelah semalam mereka memenangkan pertandingan diatas ring.

Selain sebagai penyaluran hobby keduanya, kegiatan itu juga mereka jadikan sebagai olahraga guna menjaga kebugaran serta kekuatan fisik mereka. Dan untuk uang yang dihasilkan, sepenuhnya selalu mereka sumbangkan kepada orang orang yang membutuhkan terutama anak anak dipanti asuhan. Tentu itu masih mereka tambah lagi dengan uang gaji dari mereka bekerja diperusahaan.

Ya, dibalik tingkah bejad mereka, Okan dan Abra memiliki jiwa sosial yang tinggi. Sudah tak terhitung berapa banyaknya mereka mengulurkan tangan, membantu orang orang yang amat memerlukan pertolongan.

"Keresto yuk..! enggak ngantor ini dan kuliah ini." ajak Okan setelah mereka keluar dari area panti asuhan.

"Ayo...!"

Okan langsung tancap gas, menuju ketempat dimana sang pemilik hati berada. Dengan bibir yang terus menggores garis senyuman manis, Okan dan Abra memasuki Kafe & Resto.

"Calon istri tumben santai duduk manis disini..?" tanya Okan menghampiri Esra yang duduk dimeja favorite mereka.

"Baru ini juga istirahat, habis bikin cake pesenan banyak. Mau makan apa kopi..?"

"Kopi aja sama roti abon ya..?" jawab Abra.

"Sama gue juga, sama lava cake." Okan ambil bagian.

Esra memanggil karyawan yang bertugas melayani para pelanggan. Dan seperti biasa jika mereka berkumpul, obrolan saling menggoda disertai pasti akan ramai tercipta.

Kafe & Resto milik Esra memang tersedia lengkap aneka makanan berat, cake juga minuman. Esra juga menerima pesanan dari berbagai kalangan.

"Esra..!"

Sapa seorang lelaki rupawan yang berkisaran memiliki usia sama dengan Esra.

"Ya..!" jawab Esra memutar kepalanya kesamping "eh Tom..!"

"Bisa ngomong sebentar..?"

"Bisa. Kenalin dulu mereka kakak kakak gue."

Okan dan Abra pun berkenalan dengan Lelaki yang memiliki nama Tommy itu. Setelahnya Esra pergi dari sana bersama dengan Tommy, berpindah kemeja kosong yang lain.

"Cem ceman Esra itu..?" selidik Okan.

"Mana gue tau. Gue perhatian dan menjaga Esra itu pasti, tapi untuk masalah hati dan hubungan pribadi, gue mana ngurusin." jawab Abra.

"Demen kayanya itu cowok sama Esra." ucap Okan terselip rasa cemburu.

"Ya biarin aja, selama itu cowok baik dan bisa jaga Esra. Dia juga sudah pantes untuk kepelaminan."

"Udah dibilang gue yang bakal bawa dia kepelaminan." celetuk Okan sewot.

"Heh, jangan macem macem loe." sahut Abra dengan suara sedikit meninggi.

Okan terkekeh "biasa aja kali loe, becanda gue."

Sementara Esra asik dengan obrolannya bersama Tommy. Tawa Esra bahkan sampai terdengar ditelinga Okan dan Abra. Hal itu sudah barang tentu memantik api kecemburuan Okan makin bekobar.

Tiba waktunya sore hari, Okan dan Abra pergi dari sana setelah mendapat telefon dari para lawan mereka dalam berperang diatas ranjang.

Setelah sampai diapartemen, Okan dan Abra langsung membersihkan diri terlebih dulu. Kemudian berpisah kamar dengan wanita masing masing.

Dua jam berlalu, kedua lelaki itu keluar dari kamar dosa mereka. Kegiatan berikutnya adalah memporak porandakan dapur.

"Udah berapa kali..?" tanya Okan sembari menikmati semangkuk mie serta tayangan televisi.

"Baru satu, loe..?"

"Sama..! blenderannya kurang, lama aja gue dapetnya." jawab Okan

"Ajarin lah..!"

"Ya masa enggak pinter pinter, ketemu leher naga udah berkali kali. Gue juga bukan yang pertama, enggak perlu diajari juga harusnya pinter."

"Sama aja kaya dapet ori dong..? masih perlu bimbingan."

"Enakan dapet ori, walau enggak berpengalaman mereka udah siap diblender. Secara mereka menyerahkan diri sendiri kan..? Sensasi rasa juga beda, sedotannya laen, denyutan dan cengkramannya juga tiada tandingannya." oceh Okan.

"Kangen dapet ori lagi ya..?" tanya konyol Abra.

"Entar juga dapet lagi, tanpa dicari pasti mereka dateng sendiri."

Secuil obrolan kotor dari dua pemuda pembuat dosa.

Setelah tenaga sudah pulih kembali, amunisi sudah terisi penuh. Mata pun sudah tidak mampu diajak berkompromi, mereka kembali memisahkan diri kekamar masing masing. Dan saat mata terbuka dipagi hari, kembali perbuatan dosa mereka lakukan.

"Buat jajan..!" ucap Abra menaruh sejumlah uang yang lumayan banyak dipangkuan teman ranjangnya.

"Abra..!"

"Jangan protes..! gue enggak suka mulut loe ngomong aneh aneh. Loe tau kan aturan gue dan gimana gue..? Loe juga begini bukan sama gue doang jangan ribet."

"Tapi orinya kan sama elo Bra.? sama yang lain cuma satu kali itu juga karena terpaksa untuk biaya kuliah gue dan sekolah adek gue."

"Kan elo yang ngasih sendiri..? elo yang minta. Gue mana mau kalau bukan loe yang menyerahkan diri sendiri. Gue laki laki normal, dikasih begituan ya gue makan. Lagian ngapain ditolak ini duit..? padahal loe juga berharap dapet ini kan..?"

"Tapi gue juga pengen dapet hati loe Bra..!"

"Berisik ah..! udah gue mau mandi, mau kuliah terus ngantor. kalau masih mau perang ranjang sama gue, enggak usah banyak nuntut dan ribet."

Kejadian serupa juga terjadi dikamar Okan. Debat para pembuat dosa setiap kali usai melakukan perbuatan dosa, karena para wanita yang sudah jatuh cinta.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!