Waktu menunjukkan pukul sebelas malam ketika Raya membuka matanya perlahan. Hening. Bau obat menusuk, membuat perutnya mual.
Ekor matanya memicing, menatap satu persatu wajah lelah yang bertebaran di sekeliling kamar. Ada Rindu, Aura, Karin, Pita, dan Sagara. Ada beberapa makhluk lain, makhluk yang hanya bisa diliat Raya. Mereka yang menatap sedih tanpa bisa berbuat apa-apa.
Tatapan Raya terpaku lama pada sosok Sagara yang menyandarkan kepalanya pada ranjang berseprei putih. Ingin rasanya membelai kepala pemuda itu. Namun, respon pada bahu yang terluka mengurungkan niatnya. Raya meringis, menahan sakit yang menjalar dari luka berbalut perban.
Kejadian mengerikan itu bukan mimpi.
Kemampuan pembunuh yang mengincar nyawa Raya sangat mengerikan. Beruntung, Raya memiliki indera keenam dan mampu berinteraksi dengan makhluk halus yang membantunya. Jika tidak, mungkin saat ini ia telah terbujur kaku dalam peti mati, meninggalkan nama sebagai korban pembunuhan. Sialnya, ia tak tahu rupa penjahat itu.
Raya merintih dan membuat sagara terbangun. Mata sipit pemuda itu mengerjap sejenak, lalu tersenyum senang melihat mata Raya yang terbuka. Segera Sagara membangunkan teman-temannya yang lain dan meminta salah seorang dari mereka memanggil dokter yang tengah bertugas malam.
Lalu, pandangan Sagara kembali bertumpu pada gadis berambut panjang yang masih menyisakan pucat di wajah.
"Syukurlah kamu sudah bangun, Ray!" ujar Sagara sambil menciumi punggung tangan Raya yang ditanami jarum infus.
"Aku takut Gar!" rintih Raya.
"Pembunuh itu mengincar nyawaku!" sambung Raya.
"Tenang, Ray! Polisi sedang menyeledikinya. Sementara ini, biar aku yang menjagamu. Ada Rindu dan yang lain juga. Kami tak akan membiarkanmu sendirian!" pungkas Sagara meyakinkan.
Sepasang bola mata Raya membulat. Mengingat betapa cerdas dan kuatnya penjahat itu, ia tak ingin teman-temannya terlibat. Terutama Sagara. Lagi pula sudah jelas jika penjahat itu menyimpan dendam pribadi.
Sungguh, Raya akan merasa sangat bersalah jika ada korban yang jatuh karenanya. Raya ingin menghentikannya, tapi bagaimana? Tidak mungkin mengandalkan polisi karena misterius tidak masuk dalam pikiran logis mereka. Siapa pula yang akan mempercayai cerita seperti itu?
"Aku tidak ingin kalian celaka! Dia sangat kuat dan mengerikan!" suara Raya meninggi tanpa disadari.
"Apa maksudmu? Memangnya dia seperti apa?" tanya Sagara tak mengerti.
"Dia bisa menciptakan ilusi. Dia menjebakku dalam dunia buatannya dan melukaiku sampai seperti ini. Andai tidak ada Santi yang menolongku …"
"Santi? Siapa Santi?" potong Sagara dengan alis berkerut.
Raya mendesah. Kepalanya pening seketika. Santi adalah nama arwah penasaran yang menceritakan kisahnya pada Raya untuk dijadikan lagu.
Bodoh! Sagara tidak mungkin mempercayai cerita seperti itu. Raya memilih untuk mengatupkan bibir dan mengontrol emosi yang mendesak ingin dikeluarkan.
"Ray, kamu belum menjawab pertanyaanku. Siapa Santi?" desak Sagara tak sabar.
"Aku juga tidak tahu." jawab Raya seraya memalingkan wajah.
Tak lama seorang dokter datang dan memeriksa keadaan Raya segera, sementara Sagara dan yang lain kembali diminta menunggu di luar.
Sebuah tanda tanya besar masih menyelimuti Sagara. Ia merasa ada yang aneh dalam sikap Raya. Oh, mungkin itu wajar untuk pesakitan yang baru pulih dari kesadaran. Namun, ada satu hal yang tak mungkin bisa menipu dari mata gadis bersuara merdu itu. Ada sesuatu yang disembunyikan.
"Rindu!" Sagara menarik lengan Rindu, "Apa di apartemen kalian ada yang bernama Santi?" tanyanya.
Gadis berjaket bulu itu terlihat berpikir sejenak, lalu mengangkat bahu, "Kayanya nggak ada deh. Memangnya kenapa, Gar?" Rindu balik bertanya.
Sagara menghela napas, “Ray bilang, dia diselamatkan oleh Santi.”
Kini wajah Rindu yang memucat. Sebelah tangannya sengaja menyenggol Aura. Gadis berambut pendek itu menoleh dan menerima tatapan penuh arti dari Rindu.
Sagara bisa membaca kegusaran dari raut wajah Rindu. Pasti gadis ini tahu sesuatu. Bukan mustahil kalau mereka mengetahui selubung yang selama ini menutupi Raya hingga mencetak kemisteriusan gadis yang pandai menggubah lagu kematian itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments
Reni
mungkin Santi dulu penghuni apartemen yg
2024-06-05
1