Episode 3 Rumah Sakit

Bau obat tercium kuat.

Berulangkali Sagara menatap cemas sosok yang terbaring lemah di balik kaca. Beberapa polisi tampak lalu lalang, menjaga sang vocalist yang berhasil selamat dari satu kemalangan.

Raya belum juga sadar. Tusukan di bahu membuatnya kehilangan banyak darah. Pelaku utama penganiayaan belum ketahuan. Begitu cerdik dan rapinya, hingga satu sidik jari pun tak ditinggalkan.

Raya sempat mengigau, mengatakan jika orang yang berniat membunuhnya itu mempunyai kemampuan misterius.

Sosok tak terlihat itu muncul begitu saja dan menciptakan ilusi untuk mengacaukan pikiran Raya.

Namun, siapa yang percaya pada cerita tak logis seperti itu? Para polisi malah menganggap Raya mengalami guncangan jiwa, tidak masuk akal jika manusia bisa masuk menembus dinding.

Namun, Sagara merasa cerita Raya bukan sekadar dusta. Melody Guitarist KapRal itu memang merasa jika kejadian yang menimpa sang vocalist cukup aneh.

Ruangan dipastikan tertutup. Namun, tidak mungkin rasanya jika Raya sengaja melukai diri dengan pecahan kaca, menusuk pundak, dan melompat jatuh tepat di kolam apartemen.

Sagara terduduk di bangku, menunduk dalam sambil memejamkan mata. Ia berharap Raya lekas membuka mata dan menerangkan kejadian naas itu dengan kondisi sadar.

"Gar!" Terdengar suara Baskara memanggil.

Sagara menoleh, menatap sekelompok orang yang berjalan tergesa menghampiri.

Bara adalah saudara ketua band KapRal. Di belakangnya, anggota KapRal yang lain berjalan mengikuti.

Ada Karin yang mengisi posisi biolist, Reno sang ryhtem guitarist, serta Bemby yang dipercaya sebagai drummer. Tak ketinggalan Pita, tunangan Bara yang selalu mengekor ke manapun Bara pergi.

Sagara memandang satu persatu wajah rekannya. Tiap yang melihat pasti setuju jika Sagara tampak paling sedih dan tertekan.

Tak heran. Sudah sejak lama Sagara menaruh hati pada Raya. Gadis itu pun sepertinya merasakan hal yang sama. Anehnya, mereka tak jadian hingga saat ini. Namun, keduanya terlihat seperti orang pacaran.

"Sebenarnya apa yang terjadi?" tanya Karin dengan nada prihatin.

Sagara menggelengkan kepala, "Entah siapa yang melakukan ini. Seseorang menyusup ke dalam apartemen Raya dan berusaha membunuhnya. Andai Raya tidak jatuh ke kolam, mungkin ia sudah …" suara Sagara tercekat, tak tega melanjutkan kalimat.

Dipandanginya lagi Raya. Napas gadis itu mulai teratur. Mungkin kondisinya sudah semakin membaik.

"Ada di mana Rindu dan aura? Mereka kan satu apartemen dengan Ray!" kali ini Reno yang angkat bicara.

"Mereka masih dimintai keterangan oleh polisi. Tapi alibi mereka sama kuatnya. Rasanya tidak mungkin mereka mencelakakan Ray." Sagara berkata dengan suara serak.

Rindu dan Aura memang tinggal satu apartemen dengan Raya. Keduanya juga mengadu nasib di dunia musik. Rindu adalah penyanyi dangdut yang terkenal dengan goyang bohainya, sedangkan Aura merupakan keyboardist band bertajuk pop.

Saat kejadian, dua gadis itu sedang syuting video klip. Banyak saksi yang bisa membuktikannya.

Bara menarik napas dalam-dalam, berusaha melepas gejolak yang meletup dalam hati. Dikeluarkannya sebuah tabloid remaja. Ada salah satu berita yang membuat mukanya serasa terbakar. Namun, belum sempat berita itu didiskusikan dengan anak buah, sebuah masalah kembali terjadi. Disebabkan karena orang yang sama pula.

"Sebenarnya ada hal yang mau aku bicarakan. Ini tentang KapRal!" Bara berkata getir.

"Kita bisa bicarakan ini di basecamp kan, Bar? Rasanya tidak etis kalau membahas KapRal di sini. Apalagi Ray sedang sakit!" Ujar Bemby berusaha menengahi, tapi sepertinnya Bara tidak bisa dibantah.

Tampak dari kilat matanya yang ingin menuntaskan masalah ini segera. Sagara yang sedari tadi diam, kini bangkit dan menatap tajam managernya itu.

"Ada apa dengan band kita?" tanyanya tajam.

Bara mencampakkan tabloid itu ke dada Sagara. Lelaki bertindik di telinga sebelah kanan itu menerima tabloid dengan segera dan membaca salah satu lembar yang sengaja diberi tanda. Matanya membulat. Geram marah terdengar dan membuat lelaki itu ingin memukul siapa saja yang dijumpai di tempat ini.

"Ray tidak mungkin melakukan ini! Ini fitnah!" sergah Sagara penuh amarah.

"Kita tidak tahu, Gar! Hanya Ray dan Tuhan yang tahu, lagu ciptaannya selama ini hasil plagiat atau bukan! Tapi berita ini sudah cukup mencoreng KapRal! Harusnya kau paham itu!" Bara membalas tatapan Sagara.

Bagaimanapun juga, Bara merasa kedudukannya lebih tinggi ketimbang bocah tengik berlatar belakang kelabu seperti Sagara. Ia tak bisa menerima sikap kurang ajar sagara begitu saja.

Tak disangka, secepat kilat Sagara meraih kerah kemeja Bara hingga tubuh empunya membusung ke depan. Tindakan mendadak itu mengundang pekikan kaget para gadis. Biasanya, Bara akan langsung memaki dan menunjukkan sikap sok kuasa. Namun, kilatan amarah yang membara dalam mata Sagara membuatnya seperti macan ompong.

"Sekali lagi kau bilang hal buruk tentang Ray, aku akan menghabisimu!" ancam Sagara dengan mata tetap terpaku, menusuk dalam bola mata Bara.

Tiada yang berani melerai. Bibir semuanya terkatup. Setelah mengumpat, Sagara melepaskan cengkeramannya pada kerah Bara, lalu kembali terduduk lemas sambil sesekali menatap Raya dari balik kaca.

Terpopuler

Comments

Reni

Reni

orang terdekat yg jadi musuh dalam selimut , siapa kah diantara mereka

2024-06-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!