Laura ngga sempat pergi karena laki laki itu sudah menyergapnya.
"Ini hukumanmu."
Laura menolak ci uman panas dan brutal laki laki itu di bibirnya.
Dia ingin menangis. Tangannya mencari cari sesuatu yang bisa menyelamatkan kehormatannya.
Untunglah ada vas bunga di situ.
Dengan segenap kekuatannya, dia menghantamkan vas itu ke kepala laki laki itu hingga menimbulkan bunyi yang sangat keras
Laki laki itu memegang kepalanya. Laura menggunakan kesempatan itu untuk melarikan diri.
Tapi dia berbalik, ingin tau keadaannya.
Tubuh Laura membeku. Laki laki itu pingsan dengan kepala berlumuran darah
Tubuh Laura gemetar karena takut.
Nggak lama kemudian terdengar langkah langkah yang mendekat. Laura cepat beredar dan bersembunyi di salah satu pilar.
Beberapa laki laki muda mendekat dan memasuki kamar tempat Laura tadi berada.
Terdengar seruan kaget dan ngga lama kemudian, Laura melihat sendiri laki laki itu dipapah pergi oleh beberapa laki laki itu.
Lutut Laura masih gemetar. Nafasnya masih ngga teratur.
Laki laki itu akan mati? Laura melihat dengan jelas sisa darah di lantai.
Jantung Laura berdegup keras ngga menentu.
Aku ngga bunuh orang, kan?
Laura berusaha menenangkan diri, sebelum meninggalkan tempat terkutuk itu.
Malam ini dia sudah melukai orang yang ngga dia kenal. Laura hanya berharap laki laki kurang ajar itu tidak mati.
*
*
*
"Sha, kita pulang sekarang," pintanya dengan suara bergetar. Laura langsung mendekati sepupunya yang masih bergoyang.
"Nanti, ya."
"Sekarang," paksanya sambil memegang lengan sepupunya.
"Kamu kenapa?" Alisha baru menyadari kalo suara sepupunya bergetar seperti orang mau menangis. Tangan Laura juga terasa dingin.
"Kita pulang sekarang."
"Oke.... Oke...." Alisha memperhatikan lagi wajah panik Laura.
"Kamu kenapa? Ada yang gangguin?" tanya Alisha lagi. Dia jadi deg degan, firasatnya mengatakan Laura mengalami kejadian yang mengguncangkan
"Nggak! Kalo kamu ngga mau pulang, aku pulang sendiri."
Alisha menarik tangan sepupunya, menahannya untuk pergi.
"Ada orang mabok gangguin kamu?" tanya Alisha lagi memastikan.
Mereka baik baik saja. Mungkin waktu ke toilet?
"Iya. Ayo, aku takut," jujur Laura.
"Oke. Aku pamit ke Nevia dulu."
Laura hanya mengangguk
*
*
*
"Kamu benerran ngga apa apa?" Alisha jadi khawatir juga melihat kediaman Laura.
"Nggak apa apa. Makasih, ya." Laura menutup pintu mobil dan terus berjalan pergi.
Alisha menatapnya khawatir.
Sebenarnya apa yang terjadi. Sepupunya terlihat takut seperti sudah melakukan suatu kejahatan besar.
Mungkin dia, hanya shock, batin Alisha menenangkan sebelum pergi meninggalkan rumah Laura.
Laura yang sedang melangkah memasuki rumahnya terkejut mendengar sapaan yang tidak pernah dia suka.
"Anak gadis pulangnya malam malam. Ngapain aja?"
Laura terdiam. Untung coatnya masih dia pakai.
"Ada acara tante." Dia berusaha sopan.
Mamanya memberi isyarat agar segera masuk ke kamar sebelum kakaknya nyinyir lagi. Laura menurut
"Biarkan Laura istirahat. Dia lelah" tukas Mamanya ketika kakaknya akan mengomeli putrinya lagi.
"Kamu terlalu memanjakannya. Dia jangan terlalu bebas. Ingat, jangan sampai kejadian kamu terulang lagi padanya,'" omel tantenya dengan lidah tajam.
"Iya, mba. Nggak akan terjadi lagi." Mamanya menahan rasa sakit.
Laura yang akan membalas, terpaksa pergi ketika mamanya memberi isyarat agar dia ngga meladeni ucapan tantenya.
Laura hanya bisa melirik kesal yang dibalas tantenya juga dengan pelototan galaknya.
*
*
*
Sementara itu di rumah sakit keluarga besar Airlangga, Alexander dan Iskandardinata udah berkumpul.
"Kenapa ini bisa terjadi?" Rihana masih saja menangis. Alexander memeluk istrinya.
"Tenanglah. Erland pasti kuat," bujuk Alexander. Dia juga terguncang. Erland adalah putra mereka satu satunya.
Si kembar Fathir dan Fadel-putra Emir mendelik pada Abiyan-putra Daniel, sepupu mereka yang sudah memberikan obat per angsang pada salah satu gelas minuman secara acak. Apesnya Erland yang jadi korbannya.
Sekarang sepupunya masih belum sadarkan diri.
FLASHBACK ON
Beberapa jam sebelum Erlando pergi.
Mereka senua bersulang pada si calon pengantin yang akan menghabiskan masa lajangnya malam ini bersama mereka
Malam itu mereka sedang merayakan malam lajang sahabat mereka Noval yang akan menikah besok. Bukan hanya mereka saja dengan Erlandol yang datang, masih ada sepuluh orang lagi lainnya .
"Selamat."
"Cheers."
Mereka pun tergelak sambil meneguk minuman dengan alkohol cukup tinggi itu.
"Nikah juga akhirnya," tawa Abiyan.
"Kalian kapan nyusul...?'" kekeh Noval bertanya.
"Kapan kapanlah," tawa Fathir ditimpali kembaran identiknya Fadel.
"Insaf woi....," seru salah satu relasi sekaligus sahabat mereka dengan tawa mengekeh.
Erland hanya tersenyum saja. Tapi nggak lama kemudian dia merasa kalo tubuhnya mulai gerah.
Dia mulai menatap yang lainnya. Tapi sialnya hanya dia yang merasakan reaksi aneh.
Erland memang mengurangi kadar kewaspadaannya, karena ngga nyangka akan dikerjai seperti ini.
"Aku ke toilet sebentar," ucapnya sambil bangkit dari duduknya.
"Oke."
Mereka sama sekali ngga menaruh curiga apa pun. Masih terus saja meledek Noval dan tertawa terbahak bahak.
Tubuhnya terasa amat gerah, aliran darahnya semakin kencang dan jantungnya semakin kencang berpacu.
Dengan agak susah payah Erland menaiki tangga menuju lantai dua. Dia sudah memesan kamar. Rencananya dia akan berendam semalaman di bathup yang berada di kamar mandi untuk menghilangkan efek jahanam minuman ini.
Erland bersandar di dinding kamarnya tanpa menutup pintu Reaksi obat ini sangat kuat. Kepalanya seperti mau pecah menahan hasrat yang mau tumpah.
Dia melongokkan kepalanya ke luar kamarnya ketika mendengar suara langkah kaki yang mendekat
Ga irahnya bangkit ketika telrihat seorang perempuan cantik yang dandanannya sungguh se ksi. Perempuan itu mengenakan dres di atas lutut dengan pundak mu lusnya tampak bersinar di bawah temaramnya cahaya lampu.
Tanpa bisa berpikir sehat, Erland langsung menarik lengan perempuan itu hingga masuk ke kamarnya.
Erland sudah ngga peduli lagi dengan segala etika. Apalagi harum parfum yang dipakai perempuan itu semakin menggugah hasratnya.
Dia pun langsung meraup lembut bibirnya ketika perempuan itu sudah siap dengan teriakan SOS nya.
Sementara itu Abiyan mulai gelisah karena Erland belum kembali dari toilet.
Dia menatap sepupu kembarannya dan teman temannya satu persatu.
Tidak ada ada yang menunjukkan gelagat yang aneh.
Jangan jangan Erland? Abiyan langsung merasa cemas.
"Aku mau nyari Erland," ucap Fathir sebelum Abiyan membuka mulutnya.
"Aku juga ikut. Dia ngapain ke toilet lama banget." Abiyan tertawa garing menyembunyikan kegelisahannya.
Fadel langsung merasa curiga dengan sepupunya itu.
"Oke, kita cari Erland." Dia pun langsung bangkit berdiri.
"Erland bukan anak kecil. Ngapain kalian bertiga yang harus jemput," kilah salah satu teman mereka mengejek.
"Sesekali dia kadang manja," kekeh Fathir membuat yang ada di situ pun tergelak. Kecuali Abiyan, dan membuat Fadel semakin curiga padanya.
Setelah cukup lama melangkah, Fadel segera mengutarakan kecurigaannya.
"Katakan yang jujur. Kamu masukkan sesuatu di minuman Erland, kan."
"Yang benar?" kaget Fathir. Dia baru mendapat pesan kalo Erland memesan kamar di lantai dua.
Laki laki kembar itu mengurung Abiyan dengan tatapan tajam mereka.
"Ya, tapi ngga nyangka kalo Erland yang dapat gelasnya. Tadi aku hanya iseng aja."
Keduanya saling tatap. Sekarang Fathir baru paham kenapa Erlamd sampai memesan kamar.
"Erland mau nidurin perempuan?" Abiyan jadi merasa bersalah karena sudah menjerumuskan sepupu green flagnya jadi seperti mereka.
"Jangan sampai. Aku ngga mau dimaki Om Alexander." Fathir mempercepat langkahnya menaiki tangga.
"Salahmu! Selalu saja bertindak ngga pernah mikir," dengus Fadel kesal sambil mengikuti Fathir dengan mempercepat langkahnya
Abiyan ngga membantah. Perasaannya pun deg degan. Berharap Erland bisa tahan.
Langkah ketiganya tambah dipercepat ketika melihat pintu kamar Erland terbuka.
Dan mereka pun terkejut bukan kepalang melihat Erland terkapar ngga sadarkan diri dengan cucuran darah di kepalanya.
"Erland," gumam Fathir dengan suara bergetar.
"Kita bawa dia sekarang," titah Fadel sambil memapah tubuh Erland. Fathir dan Abiyan langsung membantu. Mereka segera membawa Erland ke rumah sakit untuk segera mendapatkan pertolongan.
ENDFLASHBACK
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
martina melati
ternyt sepupu yg nolonk... kirain bodyguard/Facepalm/
2025-01-22
1
Mimik Pribadi
Ini nich iseng yng bikin bencana bagi orng lain,mending klo yng ditidurinnya wanita bayaran,lah klo anak perawan orng,bisa rusak tuh blum lgi klo ujung2nya hamil,,,,😬😬😭😭
2024-06-19
3
Elisabeth Ratna Susanti
aku ikut tegang nih bacanya
2024-06-07
1