5. Dirga Ikut ...

Meski sebelumnya Amran mewanti-wanti Dirga agar berhati-hati menghadapi Tarmo, tapi kali ini justru Dirga yang tak sabar ingin bertemu.

Dalam hati Dirga penasaran apa tujuan Tarmo sebenarnya membacakan perjalanan hidupnya kemarin. Dan rasa penasarannya itu lah yang membuat Dirga kembali datang ke warung kopi milik Amran selama tiga malam berturut-turut.

Amran yang tak tahu tujuan kedatangan Dirga nampak menyambut kedatangannya dengan senyum mengembang. Jujur Amran merasa tenang melihat Dirga ada di warungnya, walau Dirga hanya duduk tanpa melakukan apa-apa. Karena ternyata kehadiran Dirga bisa membuat nyali orang-orang yang ingin membuat kekacauan di tempat itu menciut seketika.

Dan tepat di hari ke sepuluh setelah pertemuan pertamanya dengan Tarmo, akhirnya Dirga bisa kembali bertemu dengannya. Kali ini Tarmo datang dengan rombongan yang berbeda. Sama seperti sebelumnya, Tarmo istirahat di warung kopi Amran untuk meneguk kopi dan makan mie rebus.

Sambil menikmati hidangan di hadapannya, Tarmo mengedarkan pandangan seolah sedang mencari sesuatu. Dan senyum pun terukir di wajahnya saat dia melihat Dirga sedang berjalan kearah warung. Tarmo pun melambaikan tangannya kearah Dirga yang nampak menyambut dengan antusias.

"Apa kabar Pak?" sapa Dirga sambil menjabat tangan Tarmo.

"Selalu baik. Mungkin kamu yang sedang ga baik-baik saja," sahut Tarmo sambil tersenyum penuh makna.

"Ck, jangan mulai lagi deh Pak. Ngomong-ngomong ini rombongannya beda sama yang kemarin ya Pak?" tanya Dirga sambil mengamati orang-orang dalam rombongan Tarmo.

"Iya. Saya memang selalu bawa orang yang berbeda. Setelah memastikan mereka berhasil, ya saya pulang. Lalu beberapa hari kemudian ganti nganter orang yang lain lagi. Begitu seterusnya karena itu lah tugas saya," sahut Tarmo.

"Nganter kemana Pak?" tanya Dirga penasaran.

Tarmo tak langsung menjawab pertanyaan Dirga. Dia nampak menoleh ke kanan dan ke kiri seolah ingin memastikan tak ada orang lain yang ikut mendengar pembicaraannya dengan Dirga. Melihat sikap Tarmo membuat Dirga bingung. Tanpa sadar dia juga ikut menoleh ke kanan dan ke kiri seperti yang dilakukan Tarmo.

"Nyari apaan sih Pak?" tanya Dirga.

"Ga nyari apa-apa. Saya cuma mau mastiin ga ada orang lain yang denger ini karena ini kan rahasia," sahut Tarmo lirih.

"Rahasia?" ulang Dirga.

"Iya. Sebenernya mereka adalah orang-orang yang sedang susah, sama kaya kamu Dirga, mungkin lebih parah. Ada yang baru dipecat dari pekerjaannya tanpa pesangon, ada yang ditinggal kabur sama istrinya karena ga tahan hidup miskin, ada yang hampir gila karena banyak hutang. Intinya mereka semua orang kere dan ga punya uang. Makanya wajar kalo saya ajak mereka istirahat di sini buat ngisi perut karena Saya tau harga makanan di sini murah. Saya ingin mereka punya tenaga yang cukup supaya bisa nempuh perjalanan yang panjang dan melelahkan nanti," kata Tarmo.

"Emangnya kalian mau kemana. Kenapa bisa melelahkan?" tanya Dirga tak mengerti.

Tarmo menatap Dirga sejenak lalu membisikkan sesuatu di telinganya. Dirga terkejut bukan kepalang mendengar ucapan Tarmo.

"Kenapa kaget gitu Dirga. Kamu ga nyangka kan, ternyata banyak juga orang yang mau menempuh jalan ini karena memang cuma ini yang bisa memberi hasil cepat dan nyata. Tapi kamu ga perlu khawatir, jalan ini sangat menjanjikan dan dijamin berhasil seratus persen. Bayangkan harta yang bakal kamu miliki setelah ini Dirga. Jumlahnya sangat fantastis, bisa bikin kamu dan keluargamu hidup enak selama tujuh turunan. Orang-orang memang bakal nyinyir, tapi itu cuma sebentar. Setelah kamu sumpal mulut mereka pake uang, mereka juga bakal lupa. Dan orang yang pernah menghinamu akan datang tanpa diundang. Bahkan mungkin mereka juga akan melupakan harga diri mereka sendiri karena datang untuk meminta bantuanmu nanti," kata Tarmo sambil menyeringai.

Dirga terkesima sejenak mendengar ucapan Tarmo. Bayangan kesuksesan melintas di benaknya dan itu membuat Dirga tersenyum. Namun sesaat kemudian senyum Dirga musnah karena ingat ada harga yang harus dibayar untuk menebus semuanya.

Tarmo nampak mengerutkan keningnya melihat perubahan wajah Dirga. Dia tahu Dirga mulai ragu. Tapi bukan Tarmo namanya jika tidak berhasil membujuk Dirga. Bukan kah selama ini Tarmo selalu berhasil menyesatkan manusia dengan tipu dayanya yang memabukkan itu ?.

"Kenapa Dirga. Apa ada masalah?" tanya Tarmo sesaat kemudian.

"Saya sayang sama keluarga saya Pak. Apa artinya uang banyak dan harta melimpah kalo saya harus kehilangan mereka," sahut Dirga gusar.

Jawaban Dirga membuat Tarmo tertawa. Pria itu nampak menggelengkan kepala setelahnya.

"Kamu ga usah khawatir Dirga. Ga ada yang dikorbankan karena tuanku memang ga perlu itu. Kamu hanya perlu patuh sama semua aturan yang tuanku buat," kata Tarmo.

"Itu artinya ... pesugihan ini tanpa tumbal?" tanya Dirga setengah berbisik.

"Betul, tanpa tumbal sama sekali. Keluargamu akan tetap hidup bahkan bisa ikut menikmati kekayaan yang kamu peroleh nanti Dirga," sahut Tarmo menegaskan.

Dirga nampak membulatkan kedua matanya mendengar jawaban Tarmo. Kelegaan pun nampak tersirat di wajahnya. Dan keraguan yang sempat menghantui tadi pun lenyap seketika.

"Jadi gimana, apa kamu mau ikut kami pergi sekarang Dirga?" tanya Tarmo setelah beberapa saat terdiam.

"Apa harus sekarang?" tanya Dirga.

"Tentu. Bukan kah ada pepatah bilang lebih cepat menyelesaikan urusan maka akan lebih baik," sahut Tarmo.

"Tapi saya ga punya persiapan apa-apa sekarang Pak. Bisa kan kalo saya menyusul. Mmm ... maksud saya, mungkin saya bisa ikut bareng rombongan yang Pak Tarmo bawa berikutnya," kata Dirga mencoba menawar.

"Ga ada rombongan berikutnya Dirga. Karena setelah ini saya ga akan lewat sini lagi," sahut Tarmo sambil menggelengkan kepala.

Jawaban Tarmo membuat Dirga terkejut. Dia menatap kedua mata Tarmo lekat seolah ingin mencari kebohongan di sana. Namun Tarmo memang tak main-main dengan ucapannya. Dan Dirga nampak menghela nafas setelahnya.

"Pikirkan baik-baik Dirga. Cuma ini satu-satunya kesempatan untuk kamu merubah nasib!" kata Tarmo memprovokasi.

"Tapi ... gimana," ucapan Dirga terputus karena Tarmo memotong cepat.

"Jangan pikirkan soal uang, saya masih sanggup menanggung keperluanmu selama di perjalanan nanti," kata Tarmo.

Dirga terdiam sejenak sambil berpikir. Setelahnya dia mengangguk lalu bangkit berdiri.

"Baik lah. Tunggu saya sebentar, aaya harus pamit sama keluarga saya," kata Dirga.

"Bagus. Jangan lama-lama Dirga. Ingat, waktu adalah uang!" kata Tarmo mengingatkan.

"Iya iya, saya tau. Dan satu lagi. Bisa kan kita ketemu di perempatan jalan sana. Saya males menjawab pertanyaan orang-orang yang ngeliat saya pergi bareng Pak Tarmo nanti," kata Dirga.

"Tentu saja. Kita ketemu di perempatan jalan sejam dari sekarang Dirga," sahut Tarmo sambil tersenyum.

Dirga pun mengangguk lalu bergegas pergi meninggalkan warung kopi.

\=\=\=\=\=

Dirga nampak memejamkan mata sambil menyandarkan tubuhnya di kursi. Saat itu dia telah berada di dalam bus yang akan membawanya pergi jauh. Sesekali Dirga nampak menghela nafas seolah ingin mengurai beban yang menghimpit hatinya.

Di helaan nafas yang berikutnya Dirga juga nampak mengusap ekor matanya yang basah. Dia teringat percakapannya dengan istrinya tadi.

Saat tiba di rumah Dirga disambut istrinya. Eva terkejut mengetahui Dirga pulang untuk pamit karena ingin merantau ke tempat lain.

"Dadakan banget Bang. Merantau kemana dan sama siapa?" tanya Eva.

"Sama temen lama Va. Harus sekarang karena ini satu-satunya kesempatan," sahut Dirga.

"Tapi Bang ini masih malem, apa ga sebaiknya ... " ucapan Eva terputus karena Dirga memotong cepat.

"Aku pergi untuk merubah nasib kita Eva. Temenku itu sibuk, kaya dan sukses. Aku belum tentu ketemu dia lagi nanti. Dia juga beda sama temenku yang lain, dia mau membantuku lepas dari kemiskinan ini asal aku mau ikut sama dia. Aku yakin dia ga bohong karena dia juga melakukan hal yang sama ke teman lainnya. Jadi tolong jangan larang aku pergi, ini demi kita dan anak-anak kita Va," kata Dirga sambil menggenggam jemari Eva dengan erat.

"Berapa lama Bang?" tanya Eva.

"Sebentar aja kok. Ga sampe sebulan aku udah pulang," sahut Dirga yakin.

"Kerjaan apa yang bisa menghasilkan uang sebelum sebulan Bang," kata Eva curiga.

Dirga pun tersenyum lalu menarik sang istri ke dalam pelukannya.

"Kenapa ga mungkin. Aku kan kerja sama temenku. Dia janji bakal bayar aku di muka asal aku mau ikut sama dia. Pokoknya kamu tenang aja ya Va. Aku pasti balik lagi ke keluarga ini," sahut Dirga sambil memeluk Eva dengan erat.

Eva pun mengangguk pasrah dalam pelukan suaminya. Meski pun berat, dia terpaksa merelakan Dirga pergi. Eva juga hanya mematung menyaksikan Dirga berkemas.

"Janji balik lagi ya Bang. Tolong inget anak-anak kita," pinta Eva sebelum Dirga melangkah keluar dari rumah.

Dirga mengangguk. Berbekal dua stel pakaian dan uang dua puluh ribu, Dirga pun pergi meninggalkan anak dan istrinya. Dirga tak lagi menoleh ke belakang meski pun Eva memanggil namanya.

Lamunan Dirga pun buyar saat Tarmo menyentuh pundaknya.

"Ada apa Pak?" tanya Dirga.

"Kita udah sampe. Ayo turun," ajak Tarmo.

Dirga mengangguk lalu mengikuti Tarmo turun dari bus. Saat kakinya mendarat di tanah, Dirga terkejut karena hanya dia dan Tarmo yang turun.

"Lho yang lain kemana Pak?" tanya Dirga.

"Oh, mereka udah turun duluan tadi," sahut Tarmo.

"Turun duluan, di mana ?. Bukannya mereka juga mau pergi bareng kita?" tanya Dirga bingung.

Tarmo mengabaikan pertanyaan Dirga. Dia hanya menyilangkan jari telunjuk di depan bibirnya sebagai isyarat agar Dirga diam. Dirga pun mengangguk lalu mengikuti Tarmo kemana pun pria itu melangkah.

\=\=\=\=\=

Terpopuler

Comments

Ali B.U

Ali B.U

pespugihan tanpa tumba, kok jadi penasaran.
lanjut

2024-08-15

1

Wisell Rahayu

Wisell Rahayu

mana ada mencri pesugihan gk ada tumball..hadeehh

2024-07-05

2

💎hart👑

💎hart👑

dan kesesatan pun dimulai

2024-05-29

2

lihat semua
Episodes
1 1. Apalagi Ini ... ?
2 2. Ulah Istri Murad
3 3. Pembaca Nasib
4 4. Terharu
5 5. Dirga Ikut ...
6 6. Suara Aneh
7 7. Dirga Pulang
8 8. Ribut Lagi
9 9. Tumbal Perdana
10 10. Halusinasi Berujung Petaka
11 11. Arwah Gentayangan
12 12. Luka Yang Menyakitkan ...
13 13. Harga Diri Eli
14 14. Tumbal Diterima !
15 15. Hengkang ...
16 16. Jeritan Mirip Suara Eli ?
17 17. Paranormal Nyentrik
18 18. Semakin Dekat ...
19 19. Terror Makhluk Itu ...
20 20. Akhirnya Ruci Tahu ...
21 21. Mau Balas Dendam
22 22. Hadiah Membawa Petaka
23 23. Tumbal Yang Salah
24 24. Berita Baru
25 25. Bantuin Ngusir
26 26. Tangan Zombie ?
27 27. Serangan Balik
28 28. Ada Apa Dengan Desi
29 29. Simalakama Untuk Ruci
30 30. Guna - Guna Sang Mantan
31 31. Jangan Ganggu !
32 32. Akhir Hidup Aris
33 33. Firasat Buruk ...
34 34. Kok Begini ...?
35 35. Lanjutin Pestanya ...!
36 36. Ngamuk ... !
37 37. Berita Duka
38 38. Tak Percaya ...
39 39. Menyandera Ruci
40 40. Suara Jeritan Ruci ... ?!
41 41. Mati ...?
42 42. Pertarungan Sengit
43 43. Semua Raib
44 44. Mimpi Buruk Desi
45 45. Pulang ...
46 46. Nasib Dirga ...
47 47. Diterima !
48 48. Siasat Kenzi
49 49. Pertukaran Yang Adil
50 50. Pasukan Siluman
51 51. Pengantin Darah
52 52. Teluh Atau Santet ...
53 53. Kenzi Bukan Kenzi ...
54 54. Berkeping-Keping
55 55. Hidup Tapi Mati
56 56. Mengintai Dirga
57 57. Shock
58 58. Pergi Tanpa Pamit
59 59. Kekhawatiran Ruci
60 60. Like Mother Like Daughter
61 61. Luka Hati Erman
62 62. Aroma Itu Lagi ...
63 63. Menyicil Dendam
64 64. Pesugihan Warisan
65 65. Ternyata Dia ...
66 66. Karin di Dimensi Lain
67 67. Ketemu ...
68 68. Bapak ... ?
69 69. Trauma Ruci
70 70. Tumbal Pamungkas
71 71. Sorban Ustadz Harun
72 72. Rayap Jadi-Jadian
73 73. Serangan Takbir
74 74. Ruci Tertangkap
75 75. Hujan Api
76 76. Eza Dan Rhea
Episodes

Updated 76 Episodes

1
1. Apalagi Ini ... ?
2
2. Ulah Istri Murad
3
3. Pembaca Nasib
4
4. Terharu
5
5. Dirga Ikut ...
6
6. Suara Aneh
7
7. Dirga Pulang
8
8. Ribut Lagi
9
9. Tumbal Perdana
10
10. Halusinasi Berujung Petaka
11
11. Arwah Gentayangan
12
12. Luka Yang Menyakitkan ...
13
13. Harga Diri Eli
14
14. Tumbal Diterima !
15
15. Hengkang ...
16
16. Jeritan Mirip Suara Eli ?
17
17. Paranormal Nyentrik
18
18. Semakin Dekat ...
19
19. Terror Makhluk Itu ...
20
20. Akhirnya Ruci Tahu ...
21
21. Mau Balas Dendam
22
22. Hadiah Membawa Petaka
23
23. Tumbal Yang Salah
24
24. Berita Baru
25
25. Bantuin Ngusir
26
26. Tangan Zombie ?
27
27. Serangan Balik
28
28. Ada Apa Dengan Desi
29
29. Simalakama Untuk Ruci
30
30. Guna - Guna Sang Mantan
31
31. Jangan Ganggu !
32
32. Akhir Hidup Aris
33
33. Firasat Buruk ...
34
34. Kok Begini ...?
35
35. Lanjutin Pestanya ...!
36
36. Ngamuk ... !
37
37. Berita Duka
38
38. Tak Percaya ...
39
39. Menyandera Ruci
40
40. Suara Jeritan Ruci ... ?!
41
41. Mati ...?
42
42. Pertarungan Sengit
43
43. Semua Raib
44
44. Mimpi Buruk Desi
45
45. Pulang ...
46
46. Nasib Dirga ...
47
47. Diterima !
48
48. Siasat Kenzi
49
49. Pertukaran Yang Adil
50
50. Pasukan Siluman
51
51. Pengantin Darah
52
52. Teluh Atau Santet ...
53
53. Kenzi Bukan Kenzi ...
54
54. Berkeping-Keping
55
55. Hidup Tapi Mati
56
56. Mengintai Dirga
57
57. Shock
58
58. Pergi Tanpa Pamit
59
59. Kekhawatiran Ruci
60
60. Like Mother Like Daughter
61
61. Luka Hati Erman
62
62. Aroma Itu Lagi ...
63
63. Menyicil Dendam
64
64. Pesugihan Warisan
65
65. Ternyata Dia ...
66
66. Karin di Dimensi Lain
67
67. Ketemu ...
68
68. Bapak ... ?
69
69. Trauma Ruci
70
70. Tumbal Pamungkas
71
71. Sorban Ustadz Harun
72
72. Rayap Jadi-Jadian
73
73. Serangan Takbir
74
74. Ruci Tertangkap
75
75. Hujan Api
76
76. Eza Dan Rhea

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!