Paviliun Bulan, Kediaman Jendral Xiao.
Rasa sakit yang menusuk hingga ke tulang dirasakan oleh gadis yang tubuhnya terbaring di atas tempat tidur. Bibirnya yang pucat meringis kesakitan, begitu merasakan tubuhnya seperti ditimpa oleh batu seberat beberapa ton.
"Sshhh.."
Kelopak mata gadis itu bergerak hingga membuat bulu matanya sedikit bergetar, saat kelopak itu perlahan terbuka, sorot mata yang biasanya sayu, kini menjadi dingin dan tajam. Gadis dengan mata berbentuk almond itu mencoba menggerakkan tubuhnya, namun hanya rasa sakit yang ia rasakan disetiap sendi tubuhnya.
Gadis itu sekali lagi mencoba menggerakkan tubuhnya, hingga akhirnya berhasil menyandarkan tubuhnya di sandaran kayu. Ia menatap sekeliling dan menyadari jika tempat itu sangat asing baginya.
"Ini di mana?"
Gadis itu menatap ke arah tubuhnya yang terlihat kurus dan kulitnya yang sepucat kertas. Ia meraba-raba wajahnya dan sangat terkejut saat mendapati wajah dan tubuhnya yang berbeda. Ia mulai menatap ke setiap sudut tempat itu untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya!
"Apa yang terjadi denganku? Bukankah pesawat jet yang aku naiki meledak? Seharusnya aku sudah tewas, bukan?"
"Tempat apa ini?"
Gadis itu mencoba menggerakkan kakinya untuk beranjak dari tempat tidur. Namun, ia tidak dapat merasakan kakinya. Gadis itu tertegun sejenak.
Ia mencoba lagi untuk mengangkat kakinya, namun nihil, kedua kakinya tetap diam di tempat.
Gadis itu menyingkap selimut yang menutupi kedua kakinya dan ia sangat terkejut saat mendapati kedua kakinya begitu kurus dan kecil. Seperti tidak ada lagi daging yang menempel pada tulang kakinya yang sangat kurus.
"Apa-apaan ini! Kenapa kakiku menjadi seperti ini!?" Seru gadis itu tidak terima.
Saat ia memaksakan kedua kakinya untuk bergerak, rasa sakit yang tidak tertahankan menghantam kepalanya disertai denging yang memekakkan telinga. Hingga tiba-tiba, gadis itu kembali tidak sadarkan diri.
...----------------...
Di tengah padang ilalang, seorang gadis berpakaian serba putih terduduk di sebuah kursi roda. Gadis itu menatap hamparan ilalang di hadapannya.
Senandung merdu namun terdengar sangat pilu, keluar dari bibir gadis itu. Kesedihan begitu terasa di setiap alunannya.
Alexa yang sejak tadi memperhatikan gadis itu, mulai penasaran dan memutuskan untuk mendekati sosok itu dan menyapa, "Hei, kau siapa?"
Sosok itu membalikkan tubuhnya, saat mendengar suara di belakangnya. Gadis itu memperhatikan Alexa dengan pandangan bingung.
"Kakak siapa?" Tanya sosok itu.
Alexa mendudukkan dirinya di samping gadis itu, dia menekuk kedua lututnya dan menopang tangannya di atas lutut sebelum menjawab, "Aku Alexa, kau siapa gadis kecil?"
Gadis itu mengerutkan wajahnya, "Nama kakak aneh, aku Wang Chun Ying."
"Kenapa kau bisa ada di sini, gadis kecil?"
Gadis itu tiba-tiba menunduk lesu, "Aku tidak tahu, aku rindu ayah dan kedua kakakku, aku ingin bersama mereka, tapi aku tidak bisa."
"Memangnya apa yang terjadi?" Tanya Alexa penasaran.
Gadis itu terdiam, ia terlihat sedih.
"Aku akan menceritakannya pada kakak, tapi kakak tidak boleh memberitahu ayahku, aku tidak ingin ayah merasa bersalah dan sedih." Ujar gadis itu dengan mengangkat jari kelingking kepada Alexa.
Alexa menautkan jari kelingking mereka dan berjanji, "Baik, kakak tidak akan mengatakannya pada ayahmu."
Gadis itu mulai bercerita, "Namaku Wang Chun Ying. Aku merupakan putri bungsu dari Keluarga Wang. Saat ini usiaku 15 tahun. Ayahku seorang Jendral Besar yang kuat dan dihormati. Aku memiliki dua orang kakak laki-laki yang sangat menyayangiku. Aku tidak memiliki ibu karena ibuku sudah meninggal saat melahirkanku. Kata ayah, kondisi ibu sangat buruk saat mengandung diriku. Namun, ibu memilih untuk tetap melahirkanku meski nyawa taruhannya. Karena kondisi ibu yang memang sudah buruk, aku akhirnya terlahir dengan kondisi kaki yang lumpuh, aku tidak bisa berjalan dan memiliki fisik yang lemah. Selama lima belas tahun, aku hidup dengan baik bersama ayah dan kedua kakakku, mereka tidak menyalahkanku atas kematian ibu, justru mereka merawatku dengan sangat baik."
Gadis itu terdiam beberapa saat, tatapan sendu dan kilatan marah terlihat dimata gadis itu saat dia melanjutkan, "Hingga di usiaku yang ke 14 tahun, aku bertemu Putra Mahkota dan jatuh cinta padanya, dia pria yang sangat tampan namun sangat dingin. Hingga suatu hari, ayahku baru saja kembali dari medan perang setelah satu bulan lebih berperang demi Kerajaan Elang. Ayah berhasil memenangkan perang atas Kerajaan Naga dan merebut kembali wilayah selatan yang selama puluhan tahun telah dimonopoli oleh Kerajaan Naga."
"Raja Zhang sangat senang mendengar kemenangan ayah. Setelah kemenangan itu, Yang Mulia Raja meminta Keluarga Wang datang ke Istana Kerajaan untuk menerima hadiah dan penghargaan dari Yang Mulia Raja. Saat itu, Yang Mulia Raja memberikan hak istimewa pada ayahku untuk meminta sesuatu kepada Yang Mulia Raja. Namun, aku tidak menyangka jika ayah akan meminta pertunangan untuk diriku dan Putra Mahkota. Semua orang terkejut begitu mengetahui permintaan ayah yang menurut mereka tidak masuk akal. Aku adalah gadis lumpuh dan lemah, hak apa yang aku miliki untuk menikah dengan Putra Mahkota. Namun tanpa diduga, Yang Mulia Raja menyetujui permintaan ayahku, hingga akhirnya aku dan Putra Mahkota bertunangan. Aku pikir setelah hari itu, semua akan berjalan baik, rupanya aku terlalu naif. Para gadis yang menyukai Putra Mahkota tidak terima dengan pertunangan kami, mereka mulai secara terang-terangan menindasku, mereka menghina dan merendahkanku. Aku mencoba untuk tidak memperdulikan mereka, selama aku bisa bersama orang yang aku sukai, namun ternyata aku salah."
"Saat itu, di hari ulang tahun Putra Mahkota yang ke 20 tahun, aku mendengar dengan jelas dari mulut pria itu bahwa dia tidak pernah menyukaiku. Dia tidak menolak pertunangan itu lantaran tidak ingin membuat Yang Mulia Raja marah karena Yang Mulia Raja memiliki hubungan baik dengan ayahku. Pantas saja dia selalu bersikap dingin padaku, itu karena dia tidak menyukaiku tapi juga tidak bisa membatalkan pertunangan kami. Saat itu, aku berniat untuk memberikan hadiah terakhir untuknya sebagai hadiah perpisahan dan setelah itu aku akan melupakan perasaanku padanya dan meminta ayah untuk membatalkan pertunangan kami. Namun, saat aku dengan perlahan mendorong kursi rodaku untuk menghampiri pria itu, sekelompok gadis yang merupakan putri para bangsawan datang menghadang jalanku. Mereka mengolok-olok diriku dan dengan tega mendorong kursi rodaku hingga aku terjatuh ke dalam danau. Setelah itu, aku tidak ingat apa-apa dan berakhir di tempat ini."
Alexa yang sejak tadi menyimak cerita gadis itu akhirnya menyadari sesuatu, "Gadis kecil, sepertinya kita sudah mati dan saat ini kita hanya sebuah jiwa yang masih terombang-ambing di dunia."
Gadis itu tiba-tiba tertegun begitu mengerti maksud Alexa, "Mati? Maksud kakak, aku tidak akan bisa bertemu dengan ayah dan kedua kakakku?"
Alexa hanya mengangguk tanpa bisa berkata-kata.
Gadis itu tiba-tiba berdiri dan menatap Alexa lembut, "Kakak, terimakasih sudah menemani Ying'er bercerita. Semoga kakak bisa bisa menjalani kehidupan kedua kakak dengan baik. Selamat tinggal kakak."
"Hahh..."
"Hahh.."
Alexa tiba-tiba terbangun dengan nafas tersengal dan keringat membanjiri tubuh kurusnya.
"Mimpi yang aneh, siapa gadis itu?" Gumam Alexa sambil mencubit pangkal hidungnya.
Saat menyentuh dahinya yang terasa basah, Alexa tiba-tiba terperanjat. Dia menunduk dan menelisik setiap bagian tubuhnya. Higga dia menyadari jika tubuh ini memang bukanlah tubuhnya.
"Apa yang terjadi denganku?" Alexa tidak bisa mencerna apa yang ada di depan matanya. Ruangan aneh, pakaian aneh, perabotan yang meskipun terlihat mewah namun sangat kuno.
Apa aku bereinkarnasi ke dunia lain? Jika begitu, lalu bagaimana nasib Klan Mafia Mawar Hitam?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
CaH KangKung,
👣👣
2024-07-27
1
Kania Rahman
👍👍💪💪 sehat selalu
2024-07-23
1
Mor Mintarsih
ach mc kok lumpuh thor ku 🥺🥺🥺
2024-06-10
1