Giselle mengerjabkan matanya dengan memegangi kepalanya yang berasa sangat berat, dia menatap sekeliling yang mana ini bukan rumahnya melainkan rumah sakit, bahkan kedua orang tuanya tidak ada disana. Hingga Giselle meneteskan air matanya.
"Seengak penting itu Giselle dimata kalian, kalian pisah tanpa persetujuan Giselle dan sekarang Giselle harus benar benar berjuang sendiri? dan Samudra lo kenapa setega ini sama gue, apa gue seburuk itu hingga lo memilih ninggalin gue tanpa kepastian disaat gue butuh sandaran seperti ini?"
Giselle menghapus air matanya, dengan beranjak dari brangkarnya dan melepas infus yang menancap di punggung tanganya.
"Gue harus pulang,!"
"Loh kamu mau kemana Sel? Kamu masih sakit Raka nitipin kamu sama tante loh nanti kalau kamu kenapa napa gimana?" ucap sang dokter wanita yang tak lain adalah adik dari mamanya Raka
"Giselle gak papa kok tan , Giselle juga sudah sembuh toh cuma tinggal pusing dikit aja ini, maaf tan ngerepotin, bilang sama Raka makasih sudah anterin Giselle kesini bukan kerumah."
"Kamu beneran gak apa apa? Lagian kalau ada masalah itu jangan dilampiasin sama minum Sel, badan kamu gak kuat mending kamu cerita sama tante, walaupun tante bukan dokter psikolog tapi tante bisa kok jadi tempat ternyaman untuk kamu ajak curhat."
Giselle hanya tersenyum sambil menganggukan kepalanya "Aman kok tan, gak usah khawatir, orang tua Giselle aja gak khawatir in Giselle kan"
"Kalau gitu Giselle pamit ya tan, makasih dan maaf ngeeepotin"
Dokter cantik itu hanya mengangguk dengan menatap punggung gadis itu yang semakin menjauh, terlihat jelas dari sorot mata Giselle kalau gadis itu memiliki beban hidup yang cukup berat.
***
Seperti orang tak tau arah, Giselle membawa langkah kakinya menyusuri ramainya jalanan, padahal hari ini bukan weekend tapi lihatlah gadis cantik ini malah berkeliaran di jalanan.
"Samudra" lirih Giselle dengan menatap kearah sebrang jalan, yang mana laki laki itu tengah berada diatas motornya sedang ngobrol via telfon,
"Lo selama disekolah hindari gue kan, bahkan lo ninggalin gue tanpa kepastian bukannya sekarang gue harus cecar lo kenapa lo ninggalin gue!"
Tiiiiinnnnnn
Brukkkkk
"Awhhhhh"
"Kalau jalan itu lihat lihat dong mbak,kamu kira ini jalanan punya nenek moyang kamu apa!" bentak seorang pengendara motor yang hampir menabrak Giselle
Samudra yang sedang menelfon pun menoleh, hingga dia turun dari motornya dan berlari kearah Giselle.
"Sel lo gak papa?"
Dengan kasar Giselle menepis tangan Samudra "Gak usak sok Care lo, gue seperti ini juga gara gara lo jadi enyah dari hadapan gue sekarang juga!"
Entahlah tadi padahal Giselle hendak minta penjelasan sama Samudra, tapi nyatanya saat Samudra dihadapannya hatinya malah sakit saat Samudra memutuskan hubunganya tanpa adanya masalah atau apapun itu.
"Sel soal hubungan kita.."
Giselle langsung berdiri sambil menepuk nepuk celananya yang kotor bahkan sikunya juga lecet,
"Gak usah dibahas,hubungan kita selesai dan lo yang mutusin gue secara sepihak jadi antara lo dan gue bukan apa apa lagi," ucapnya dengan tersenyum sambil menepuk bahu Samudra "Thanks atas semuanya selama hampir dua tahun dan maaf kalau gue terlalu buruk buat lo,hingga lo mutusin gue secara sepihak seperti ini. Gue harap lo bisa dapatin yang lebih baik dari gue satu lagi anggap antara kita tidak terjadi apa apa, Anggap gue sama lo adalah orang asing yang tidak saling mengenal sebelumnya."
Samudra menatap punggung Giselle yang mulai menjauh jujur ada rasa sesal dihatinya,
"Gue sayang sama lo Sel, gue sebenarnya gak mau lepasin lo tapi orang tua gue gak mau menerima lo, dan dia malah nyariin gue cewek lain maaf jika keputusan gue nyakiti lo, tapi gue harap nanti gue bisa kembali lagi sama lo Sel, gue akan cari tau gimana pilihan mereka. Dan gue harap lo jauh lebih unggul dari dia"
Sudah jatuh tertimpa tangga mungkin itu yang patut jadi paribahasa Giselle saat ini, dia menatap rumahnya yang mana banyak koper yang sudah berada didepan rumahnya dan salah satunya koper miliknya ada disana,
"Ma, kenapa barang barang kita diluar? Kita mau kemana?"
Sinta yang sedang mengeret kopernya menatap sekilas Giselle "Dari mana kamu? anak gadis bukannya dirumah semalaman malah gak pulang? Sama Samudra lagi? Sudah mama bilang Samudra itu bukan laki laki yang baik buat kamu Giselle harus berapa kali mama bilang, dan semalam kamu dimana? Nginep sama laki laki itu? Mama itu bekerja siang malam buat kamu,hargai pengorbanan mama Giselle!"
"Samudra nginep dirumah sakit" lirih Giselle dengan mengambil kopernya "Papa usir kita ma?"
Sinta yang tadinya mengebu ngebu ngebu langsung menghela nafas "Maafin mama,udah nuduh kamu yang engak engak, Jangan bilang kamu dirumah sakit karena mabok lagi?"
"Maaf"
"Mama sudah berapa kali bilang sama kamu Sel, mama itu sayang sama kamu, mama gak pernah ada waktu sama kamu itu karena mama kerja buat sekolah kamu, mama sayang sama kamu Sel!"
Giselle mengangkat pandanganya sambil menatap Sinta yang matanya sudah berair "Maafin Giselle ma, maaf Giselle egois gak pernah dengerin kata kata mama, hanya karena Giselle merasa kalian semua gak sayang sama Giselle"
"Kita pergi sekarang, nanti mama jelasin semuanya dan jangan ulangi masuk clup malam, pergaulan kamu sejak bersama Samudra jadi sebebas ini, mama gak izinin kamu sama dia" tegas Sinta sambil membuka pintu mobilnya.
"Giselle sudah putus sama dia ma, jadi mama tenang aja Giselle gak akan buat mama nangis lagi, Giselle akan berubah menjadi lebih baik lagi buat mama, hidup Giselle sekarang hanya sama mama dan Giselle gak akan egois buat mama selalu ada sama Giselle"
Yang tadinya Sinta hendak masuk, dia menutup kembali pintu mobilnya dan berjalan kearah Giselle yang mana juga berada disamping mobil miliknya.
Tangis Sinta pecah,dia memeluk putrinya dengan erat ada rasa menyesal, sakit dan juga kasian secara bersama terhadap Giselle. Gadis yang tidak tau apa apa kenapa Sinta dan Surya pisah, dan sekarang dia berlaga sok kuat didepan Sinta.
" Maafin mama sayang, maafin mama karena mama hidup kamu jadi hancur, kamu harus kehilangan sosok yang kamu anggap cinta pertama kamu, mulai sekarang mama akan jadi papa sekaligus juga mama yang tangguh buat kamu Sel"
"Udah ih kok malah nangis, kita pergi yuk ma, Giselle juga bahagia jika sama mama dan mama tidak tertekan lagi."
Sinta menganggukan kepalanya sambil berjalan kearah mobilnya "Kamu ikuti mobil mama, kita kerumah baru kita, walaupun gak besar tapi bisa buat kita nyaman sayang"
"Semoga hidup gue dan mama bisa tertata kembali, Tuhan beri gue kebahagiaan nantinya"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Nah gitu dong Selle,Jangan karna cowok kamu hancurin masa depan kamu,Sayangi diri sendiri sebelum menyayangi cowok..
2024-06-21
0
Qaisaa Nazarudin
Kenapa orang2 suka banget lampiasin masalah ke minuman,yg ada bukannya nyelesain masalah,nambah masalah yg ada..
2024-06-21
0
Syifa Nur Fadillah
kak tika semangat, jang lupa novel yg di sebelah😁
2024-05-25
1