Dirga menyuapi Tiara. Kali ini ia melakukan dengan penuh perhatian.
“Aaa,” pinta Tiara seraya membuka mulutnya. “Satu suapan lagi.”
Kemudian ia menyuapkan satu suapan terakhir untuk istrinya. Tiara membuka mulutnya, mengunyah pelan dan mengakhiri acara makan malamnya.
“Mau tambah?” tawar Dirga. Sangat merasa bersalah karena hampir saja ia mencelakai Tiara.
Tiara menggelengkan kepala, lalu duduk bersandar di kepala ranjang. Sementara Dirga dengan sigap, mengambil gelas berisi air putih dan membantu Tiara untuk minum.
“Ada lagi yang kamu butuh kan?” tawar Dirga. Masih menatap Tiara dengan perasaan bersalah. Pandangan mata Tiara yang selalu menghindar berhasil membuat Dirga merasa sangat bersalah.
Hening, Tiara tak bergeming. Menghindari pandangan mata Dirga.
Dirga menunduk dalam. Meraih kedua tangan Tiara dengan kedua tangannya. Kemudian, menggenggamnya erat. “Tiara,” lirihnya dengan suara berat.
“Ya,” sahut Tiara masih enggan menatap Dirga.
“Aku minta maaf, aku hampir saja mencelakai mu, kamu tahu kan Aku tidak sengaja melakukannya,” tutur Dirga sangat berhati-hati. Ia sungguh menyesal. Namun, tidak mudah baginya mengakui kalau ia cemburu dengan Arvel.
“Kenapa Anda semarah itu! Anda bahkan tidak mau mendengar penjelasanku!” balas Tiara. Berusaha menepis kedua tangan Dirga.
“Aku minta maaf Tiara, kamu memaafkan ku kan! Aku janji tidak akan mengulanginya lagi!” tegasnya dengan ekspresi penuh harap.
Dirga bersungguh-sungguh dengan permintaan maafnya. Akan melakukan apapun asalkan Tiara mau memaafkannya.
“Aku tahu Anda pemarah, tapi aku tidak pernah menyangka Anda akan sekasar itu, untuk kesalahan sepele yang aku lakukan!” protes Tiara. Tidak, tidak akan semudah itu memaafkan Dirga. Harus membuatnya sadar kalau itu adalah kesalahan fatal.
“Aku minta Maaf!” hanya itu yang keluar dari bibir Dirga.
“Aku butuh penjelasan kenapa?” desak Tiara. Memaafkan itu mudah, ia hanya ingin tahu motif Dirga bertindak sekasar itu padanya. “Aku rasa, aku tidak pantas menerima perlakuan seburuk itu. Sebelumnya, tidak pernah ada orang yang melakukannya padaku,” imbuhnya melirik sinis.
“Lain kali, jangan pergi berdua hanya dengan Arvel, aku tidak suka!” akui Dirga. Membuang muka, menghindar tatapan menyelidik dari sang istri.
“Memangnya kenapa? Bukankah Tuan juga pergi berdua dengan Rosalin, Tuan juga makan malam bersamanya, dan Tuan Dirga bahkan tidur satu ranjang dengannya! Kenapa Anda marah aku pergi dengan sepupu Anda sendiri!” protes Tiara masih berapi-api.
Degh.
Sunyi.
“Aku memang makan malam dengan Rosalin, tetapi aku tidak pernah tidur dengannya!” jelas Dirga. Ekspresinya cukup meyakinkan. “Mana mungkin aku tidur dengan wanita lain kalau aku hanya tergoda denganmu saja Tiara!” Dirga mendekat merebahkan wajahnya di dada Tiara, kini dia mengerti alasan Tiara pergi dari rumah.
Nafas Tiara memburu karena marah. Sejenak ingin menepis Dirga yang merebah di dadanya.
“Itu benar-benar tidak adil! Anda bisa pergi dengan siapa saja tapi aku sendiri di rumah dan kesepian!” Tiara memanyunkan bibirnya. Ini masih tahap awal dari kemarahannya.
Dirga mempererat pelukannya. Tidak sanggup melihat air mata istrinya yang merebak.
“Aku tidak tertarik dengan Arvel, aku hanya suka pergi dengannya. Aku merasa punya teman, mendapat pengetahuan baru, dan aku tidak merasa bosan karena seharian di dalam kamar!” terang Tiara. Sama halnya dengan Dirga, mereka berdua sedang berusaha mengurai benang kusut kesalahpahaman di antar mereka.
“Jadi, besok kamu masih ingin pergi dengan Arvel?” tanya Dirga. Matanya terpejam rapat, berat menerima kenyataan kalau Tiara masih ingin pergi berdua hanya dengan Arvel.
Tiara mengangguk.
Dirga mendongakkan kepala. Merasa lesu dengan anggukkan kepala sang istri. “Bagaimana kalau aku melarang mu? Bagaimana kalau aku tidak mengizinkanmu pergi dengan Arvel?” tanya Dirga berhati-hati. Merasa sedikit lega karena tidak ada kemarahan lagi dari nada suara Tiara.
“Kenapa? Dia baik! Dia juga bukan Ferdinand yang kamu anggap membahayakan ku!” balas Tiara
”Aku tidak suka, aku tidak suka kamu pergi dengan pria lain! Ferdinand, Arvel atau siapa pun! Aku hanya mau kamu pergi denganku Tiara! Kamu mau kan di rumah, dan menungguku! Aku yang akan mengantarmu pergi ke mana pun,” bujuk Dirga. Tidak, ia bisa gila jika sampai Arvel hanya pergi dengan Tiara.
Tiara bergeming.
“Aku cemburu Tiara, jadi mulai saat ini, aku mohon jangan pergi dengan pria lain, pergi saja denganku!” bujuknya lagi.
Tiara terpaku. Tidak percaya dengan apa yang baru saja diucapkan Dirga.
“Aku mencintaimu, Tiara!”
Ungkapan perasaan Dirga membuat jantung hati Tiara bertalu-talu. Benarkah?
“Tiara, aku mencintaimu! Aku cemburu kamu pergi dengan pria lain! Satu lagi, aku hanya ingin bercinta denganmu, tidak dengan wanita lain. Hanya denganmu!” Dirga semakin mendongak dan mengecup bibir Tiara. Pelan.
Namun, karena tidak ada penolakan Dirga menciumnya dengan lebih dalam.
Adegan selanjutnya di part berikutnya....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments