Lamunannya langsung ambyar seketika saat mendengar pintu mobil yang di buka cepat
Wajahnya pias, dengan cepat dia menoleh kearah pintu mobil lalu mendesah lega saat tahu bahwa yang membuka pintu adalah sosok pria yang menolongnya
Manik mata ketakutan itu jatuh pada sorot mata menyala
Entah bagaimana pria tampan itu melawan para gerombolan murid nakal yang tadi mengejarnya, bahkan penampilan pria itu hanya sedikit berantakan tidak ada luka atau darah di sekitar tubuhnya
Padahal dia yakin sekali kalau pendengarannya masihlah sangat berfungsi untuk mendengar suara-suara dari pertarungan
Gaby tampak bingung. Bagaimana bisa satu orang melawan puluhan orang yang menjadi musuhnya sendiri
Bahkan setelah diamati, tidak ada luka manapun
Gaby
[Dia sangat kuat ternyata]
Gaby
[Tapi.. bagaimana bisa pria ini melawan mereka—]
Oliver menatap dingin gadis yang saat ini sedang menatapnya kagum
Oliver
Kau bisa keluar sekarang
Gaby masih diam, matanya menatap pria itu dengan wajah melongo
Gaby
[Sangat tampan]
Gaby
[Bolehkah aku memiliki pria ini]
Gaby
[Tidak salahkan mencintai orang sedewasa ini]
Saat pria itu mengulurkan satu tangannya, Gaby hanya mampu mengerutkan kedua alisnya, menatap bingung wajah tampan pria tersebut
Ketika tangan mereka saling bersentuhan, Gaby dan Oliver seakan merasakan percikan listrik yang membuat mereka berdua tersentak kecil, namun sama-sama merasa nyaman
Gaby
Terima kasih
Gaby
Berkatmu aku bisa selamat
ucap Gaby dengan suara lembut terdengar tulus di pendengaran Oliver, membuat sedikit rasa nyaman singgah di hatinya
Oliver
Hem
Tatapan Oliver lurus menatap kedua tangan gadis itu yang terluka
Gadis yang akan beranjak dewasa cukup kuat menahan luka sayatan di lengannya. Biasanya pasti akan menangis namun gadis itu berbeda dari kebanyakan
Gaby
Eng—boleh aku ikut menumpang untuk pulang ke rumah
Gaby bertanya ragu-ragu, takut tidak dapat izin dari sang pemilik mobil
Oliver
Tidak bisa
Gaby langsung lemas mendengar penolakan dari pria tampan penolongnya, matanya sedikit berkaca-kaca merasa takut akan suasana di sekitarnya
Oliver
Kenapa?
Gaby
Aku takut kalau aku harus sendirian
Oliver
[Sendirian?]
Oliver
[Lantas apa yang dia lakukan disini? Mengajar puluhan orang sampai terluka]
Pandangan Gaby mengedar kesekitar hutan
Jujur saja, meski ia termasuk gadis yang tidak mengenal takut dengan baku hantam, tapi bukan berarti ia tidak punya rasa takut sedikitpun akan keadaan hutan ini
Oliver
Mobilnya mogok
Gaby
Mogok?
Oliver
*mengangguk*
Senyum Gaby seketika merekah. Kedua mata letihnya memutar mengamati mobil hitam mahal di belakang pria itu
Gaby
Jadi kalau tidak mogok, aku boleh ikut pulang?
Dan saat melihat pria itu menganggukkan kepalanya, sebuah ide langsung muncul membuat Gaby bersorak ria
Pria di depannya mengangkat sebelah alisnya, heran atas respon yang di berikan gadis itu
Oliver
[aneh]
Gaby
Kalau begitu, biar aku cek mesinnya
Oliver
Kau serius?
Gaby
Aku serius...
Gaby
Apa wajahku seperti berbohong?
Gaby
Aku bisa memperbaiki mesinnya
Oliver hanya mengedikkan bahunya tidak ingin terus berdebat. Ia lantas berjalan membuka kap mobil miliknya
Wajahnya masih datar saat melihat gadis itu berpenampilan sangat berantakan
Rambut panjangnya begitu acak-acakan. Wajahnya kotor akibat tanah dan darah masih mengalir di lengan kanan—juga terdapat beberapa memar di pipi dan bibirnya sedikit bengkak
Oliver
Cepat lakukan apa yang kau bisa
Saat Gaby melewati tubuh pria itu, Oliver langsung menahan nafasnya beberapa detik. Mencoba menahan rasa yang bergejolak dalam dirinya
Tidak bisa ia tampik bahwa aroma dari tubuh gadis itu begitu tajam. Ingin rasanya ia menerjang tubuh mungil itu
Oliver
[Arghh..sialannn]
Pergerakan tangan yang kotor dan ada bekas darah tidak luput dari pandangan Oliver
Gaby
Selesai
Gaby menepuk-nepuk tangannya yang kotor sesekali punggung tangannya mengusap peluh di dahinya
Gaby
Yes.. kita bisa pulang sekarang
Gaby
Senang bisa melakukan hal yang ingin aku lakukan selama ini
Gaby
Tidak sia-sia mereka memarahi ku setiap hari
Oliver
...
Oliver merasakan gejolak aneh saat Gaby tersenyum manis kepadanya
Gaby
Apa sekarang kita bisa pulang bersama?
Oliver
Masuk...
Gaby dengan senang membuka pintu mobil dan mendaratkan bokongnya di kursi, tepatnya di samping jok kemudi
Oliver
Pasang sabuk pengamannya
Gaby
*mengangguk*
***
Satu setengah jam kemudian
Oliver
Sudah sampai..
Oliver
Sekarang turun
Suara pria itu membuyarkan lamunan Gaby tentangnya. Ia masih menatap pria di sebelahnya dengan sorot mata mendamba
Gaby
[Wanita mana yang akan beruntung punya suami seperti dia ini]
Gaby
[Pria yang sangat sempurna]
Gaby
[Oh.. lihat dadanya itu]
Gaby
[Saaaangat sexyy...]
Bodohnya Gaby menggigit bibir wajahnya membuat kerutan tebal di dahi pria di sebelahnya
Oliver
Apa yang kau pikirkan?
Gaby
Hah?
Gaby
*beo Gaby
Gaby
T-tidak ada..
Gaby langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain. Ia tertangkap basah
Comments