PDKT

waktu yang menghapus luka perih di hati kini berganti menjadi kebahagiaan yang hampir sempurna aku sudah menginjak satu bulan di tempat loudry bang aldi yang sudah tidak lagi mengantar jemput ku seperti biasa. karna aku sudah di tugaskan bekerja sendirian tampa kawalan bang aldi.

" keras banget yah hidup." celoteh ku sambil menutup kios.

tiba-tiba saja hujan yang tidak di sambut datang tampa menunjukan tanda tandanya.

" waduh kok bisa hujan. " aku kebingungan sebab kios sekeliling sudah sepi.

ku ambil ponsel yang sedari Tadi. berada pada tas mungil yang setia menemani ku.

" ibu Ratna nunggu hujan redah yah di kapten hujan tiba-tiba deras tampa aba aba. "

tulis ku pada pesan WA.

aku menunggu sambil melirik sekeliling tidak ada angkutan umum apa lagi Grab mangkal. Rasanya ingin memasan ojol memori ponsel yang kadung penuh tidak bisa mengunduh aplikasi baru.

" ya allah mau beli ponsel baru saja harus nunggu ada rejeki lagi. " batin ku melamun sambil mengigit jari.

pesan masuk dari bu bos. membangunkan lamunan ku.

" ibu sudah memesankan kamu Grab, kamu siap siap." tulis ibu.

" baik bu siap."

kumatikan lagi ponsel ku setelah berbalas singkat, untung saja bu bos memang sangatlah pengertian pada ku.

aku kembali berdiri sambil menunggu jemputan datang.

beberapa menit akhirnya mobil menjemput aku langsung masuk kedalam karna hujan yang semakin turun deras.

" sesuai tujuan yah mba."

" iyah mas."

mobil melaju menerjang derasnya hujan hatiku gemetar karna kilat mulai mengeluarkan cahayanya di langit gelap pekat.

lima belas menit akhirnya mobil berhenti di depan gerbang mes. aku langsung turun dari mobil menuju rumah ibu menyerahkan hasil rekapan hari ini.

" bu ini buku rekapnya aku langsung istirahat yah bu." ucap ku.

ibu yang sedang fokus nonton Drakor hanya mengangguk kepala. dan aku langsung bergegas naik ke tempat istirahat.

" aduh ada mas itu lagi." batin ku.

terpaksa aku menahan debar berjalan di depannya. entah aku gugup apa sedang kecapean tiba-tiba aku terpeleset percikan air ke lantai hingga aku terpeleset.

Dobrak...

" aduh.." pekik ku.

ia langsung menolong ku, aku malu sekali Gus gugup, karna perta kalinya kami berpandangan sedekat ini, biasanya aku hanya bisa kepo lirak-lirik kini kami malah sedekat ini.

" kamu ngak papa? " ucap nya.

suaranya selembut sutra. membuat rasanya aku ingin menghentikan waktu.

" kamu ngak papa? " ucapnya lagi, aku tidak sadar ia membantu ku berdiri.

" ehhh..ia aku ngak papa " ucap ku menahan debar.

" makasih mas." ucap ku lirih dan langsung pergi.

jujur aku ingin berlama lama menatapnya. karna sejak awal bertemu dengan. nya aku sudah menaruh hati.

" ya allah apa ini.." aku tersenyum sendiri melihat diriku yang semakin semrawut senyum senyum sendiri.

aku mendekap guling sambil tersenyum simpul. mengingat kejadian yang baru saja aku alami.

" nama dia fir apa yah? kok anak kost pada pangilnya fir.." batin ku tersenyum kikuk.

aku langsung memejamkan mata karna hari sudah larut malam. dan juga hujan belum redah.

pagi menjelang terdengar suara riuh dian tertawa entah sedang menertawakan apa?

" aduh brisik banget diana ini.." aku membuka mata ku dan melihat ponsel ternyat hari ini aku libur.

" alhamdulillah " batin ku.

aku merapihkan lagi posisi ku berniat ingin terpejam kembali, diana malah mengetuk pintu kamar ku.

" na..Ratna.." ucapnya.

aku membuka pintu dengan langkah sempoyongan.

" ada apa yan? "

" pinjam kerudung mu dong.."

" ambil aja di jemuran belakang, dari kemarin belum ku angkat jemuran nya." jelas ku.

dian mengangguk dan langsung meningkatkan ku yang masih mematung.

ku tutup pintu dan langsung ku berbaring lagi. tubuh ku di kasur. Rasanya tulang tulang ku bunyi semua ternya terlalu banyak bergadang. pada malam hari membuat. tidak baik untuk kesahatan.

" aku laper hmmm.." perut ku mulai keroncongan dan dibawa tidur lagi pun tidak nyama..

terpaksa aku harus membuka mata ku lagi, karna perut ku semakin perih.

" aku mandi dulu saja lah, setelah mandi kayanya makan mie ayam ujung jalan sana enak." gumam ku.

dan langsung menarik handuk yang tergantung di pintu.

setelah selesai mandi aku langsung memesan mie ayam langganan bang aldi.

" pak mie ayam satu, di bungkus yah " ucap ku.

" siap pakai pangsit basah neng? " ujar pak ujang.

" iyah pak biasa " cicit ku

pak ujang dengan cekatan langsung membuatkan pesanan mie ku,

" ini neng mie nya."

" berapa pak? "

" biasa dua belas ribu aja neng "

aku menyerahkan uang pada pak ujang.

dan langsung pulang menuju mes, terlihat pria yang di kenal dengan sebutan fir sedang berdebat dengan wanita paruh baya.

" pokoknya kamu harus pulang fir, mamih ngak mau kamu kaya gini " ucap ibu itu sambil langusng masuk kedalam mobilnya

Aku pura-pura tidak mendengar dan langsung berjalan di belakang fir.

terlihat sofa tempat nongkrong anak kosan sepi, aku langsung duduk disana sambil menikmati mie ku.

ku dengar suara langkah kaki menuju sofa.

" itu pasti fir " batin ku sambil mencuri pandang.

Tidak terduga langkahnya mulai mendekat pada ku. " apa dia mau kesini "

sialnya aku tersedak oleh pangsit yang ku masukan ke mulut ku semua.

uhhukkk...

" kamu kenapa? " ucapnya.

aku menatapnya sambil membungkam mulut ku, kurasa. wajahnya memandang ku panik.

bukan hanya rasa panas sambal dan juga perih di tenggorokan namun jadi satu karna rasa grogi yang semakin membuat hati berdebar.

aku langsung berlari kecil ke kamar mandi, meninggalkan ia yang masih mematung menatap ku.

saat aku kembali ternya ia sekarang malah duduk di sofa di samping mie ku.

" ya allah, mimpi apa semalam " batin ku.

aku berusaha melupakan mie ku, dan berniat ingin kembali ke kamar.

" tunggu kamu mau kemana? " suaranya sama lembut seperti tadi malam saat menolong ku jatuh.

aku menoleh sambil tersenyum.

" ini mie kamu, kok mau di tingal mubazir buang makan " ucapnya.

" masyaallah..Ternya bukan cuman tampan dia juga tau agama." batin ku.

dengan menhan debar aku mendekatinya dan mengambil mie yang ada di samping nya, ia menyuruh ku duduk dan menghabiskan mie ku, terlihat ia mengusap usap, kening nya. seperti sedang banyak beban hidup.

" kamu mau? " ucap ku memberanikan diri.

ia menggeleng sambil tersenyum.

hatiku langsung berbunga-bunga, senyumnya candu membuat aku terngiang. mungkin saja bisa terbawa mimpi sampai malam.

" ya allah ratna kamu ini mikirin. apa sih? " aku menggerutu dalam hati karna otak ku yang semakin ngaco.

" kita belum kenalan kan? aku safir " cicitnya tampa mengulurkan tangan.

" iyah saya Ratna. " ucap ku.

baru saja kulihat safir hendak bertanya anak kos. yang suka menggangu ku datang membawa kan aku martabak, sungguh merusak moment.

" Ratna saya bawakan kamu martabak kamu ini " ia menyerahkan plastik berisi martabak.

" coklat kesukaan kamu." sambungnya lagi.

" iyah mas anam makasih." ucap ku.

namun kulihat safir memalingkan wajahnya saat aku mengambil martabat dari tangan anam.

happy reading....🍁🍁🍁

jangan lupa like komen and subcribe 🤗🤗

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!