Sehari setelah kemenangannya,inilah kisah awal bermula ..............
Sinar matahari pagi menyinari langkah Riu Zin di jalanan sunyi. Sebuah suara misterius memanggilnya. "Siapa di sana?" teriaknya, melepaskan aura merah menyala yang menyelimuti area sekitar, mencari jejak musuh yang tersembunyi.
Sebuah suara, lirih seperti desiran angin, membelah kesunyian. "Riu Zin..." suara itu memanggil, penuh misteri dan ancaman terselubung. Bukan suara manusia biasa.
"Siapa di sana?!" Riu Zin berteriak, suaranya menggema di antara pepohonan. Aura merah di sekelilingnya berkobar lebih terang, membentuk lingkaran api kecil yang menghanguskan dedaunan kering di sekitarnya. Ia mencari, matanya tajam seperti elang, mengamati setiap gerakan, setiap bayangan di balik pepohonan lebat.
Sebuah gerakan samar, seperti bayangan yang melintas cepat, tertangkap oleh indranya yang tajam. Tanpa ragu, Riu Zin melangkah masuk ke dalam hutan.
Tiba-tiba, serangan cepat dan mematikan datang. Lawannya, sosok pucat dengan mata merah menyala, mengeluarkan pujian sinis atas kecepatan Riu Zin. Pertarungan pun dimulai.
"Tidak buruk, kecepatan mu... untuk seorang manusia," suara lawannya terdengar parau, seperti batu yang digosokkan. Suaranya dingin, tanpa emosi, seperti suara kematian itu sendiri.
Aura tajam dan dingin yang dipancarkan lawan terasa menusuk, bahkan dari jarak seratus meter, membuat bulu kuduk Riu Zin merinding. Ia menduga lawannya adalah iblis, makhluk yang selama ini hanya ia dengar dalam legenda.Ini pertama kalinya dia bertemu Iblis. Ketakutan menusuk, namun amarah menguasai dirinya.
"Mati kau, iblis sialan!" Riu Zin menyerang dengan sekuat tenaga, tebasan pedangnya menciptakan aura merah membara yang meluas hingga ratusan meter. Lawannya terlalu lincah, menghindari serangan mematikan itu dengan gerakan yang begitu cepat dan tepat,seakan serangan itu hanyalah permainan anak-anak.
Kecepatan lawan bahkan melebihi apa yang pernah ia lihat sebelumnya; serangan mendadak seperti itu bahkan bisa membunuh para tetua sekte ( tapi orang itu bisa menghindar dengan gampang ).
Pedang Riu Zin, walau bukan pedang sakti, menjadi senjata maut di tangannya yang terlatih, mampu menumbangkan puluhan bahkan ratusan lawan dalam sekejap. Kekuatannya bukan hanya dari senjata, tapi dari energi dalam dirinya yang terlatih dengan sempurna.
Lawan menghilang dari Lane dalam sekejap. Riu Zin menemukan gumpalan aura hitam pekat di tengah hutan. Dengan setengah kekuatan penuh, ia melepaskan serangan dahsyat untuk mengguncang gumpalan aura hitam itu.
Aura merah di sekelilingnya berkobar menjadi lautan api, dan ia melepaskan serangan dahsyat "Boom!" Ledakan dahsyat mengguncang hutan, menghancurkan area seluas ratusan meter, menciptakan kawah besar yang berasap.
Lawannya muncul kembali, sebuah gumpalan aura hitam kecil, secepat kilat, menghantam perut Riu Zin. Ia jatuh berlutut, merasakan aura hitam itu menghambat aliran energinya, rasa sakit yang menusuk tulang. Namun, tekadnya tak padam.
Dengan susah payah, ia bangkit, pedangnya menyala. "Ku bunuh kau!" Ia menyerang lagi, tebasannya kali ini terasa lebih lambat, tenaganya terkuras. Lawan dengan mudah mengelak, suara seraknya mengejek, "Manusia itu lemah."
Riu Zin menyadari, lawannya bukan manusia biasa. "Kau iblis!" Ia menyerang lagi, aura api membara membalut pedangnya, siap menghadapi pertarungan yang semakin sengit dan berbahaya.
••••••••••••••••••••••••••••
Catatan : Di Dunia Kultivator,Kultivasi terdapat tiga ranah yang meliputi; Ranah Penguasaan Mendasar,Ranah Penyempurnaan, dan Ranah Dominasi Ilahi. Setiap Ranah ini terdiri dari beberapa tingkatan yang harus dilewati para praktisi Kultivasi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
🥱ñå†åñ
mantap senjata nya
2025-04-06
2
Gilang Alfritz
Kalo ada penjelasan kultivasi gini kan enak
2024-09-14
2
Gilang Alfritz
baca bab 2👍
2024-09-14
1