Bab.4 Hadiah Cucu tercinta

Anggara pun tersenyum dari kejauhan melihat kakeknya tengah berwajah kesal setelah menerima panggilan. Setelah puas menyaksikannya dari jauh, dirinya pun mendekat.

"Bocah iblis ini datang juga akhirnya.." ucap Doni kesal.

"Selamat kakek atas pernikahannya.." ucap Anggara tersenyum.

"Cih.. Apa ini caramu mengucapkan selamat??" tanya Doni kesal.

"Wah ada apa ini? Bukankah harusnya kakek bahagia menikahi seorang gadis muda? Kenapa kakek malah marah-marah begini.. Nanti istri kakek takut lho." balas Anggara meledek.

"Diam kau..! Apa maksudmu orang-orang dari cabang negara F meminta rapat darurat??" tanya Doni.

"Kakek, ingat tekanan darahmu.." ucap Anggara masih mengabaikan ocehan kakeknya.

"Hei anak kurang ajar..! Harusnya aku memukulmu sejak dulu, kerjamu tidak becus.. Percuma kau bersekolah dan mengurus perusahaan di luar negeri.."ucap Doni marah.

"Lho kenapa jadi salahku?? Yang tidak melapor adanya perubahan kan disini.. Aduh kakekku ini ternyata sibuk sekali ya mengurus pernikahan sampai melupakan pekerjaan.." sindir Anggara.

"Kau ...!!" ucap Doni marah.

"Ya.. Kakek harus pergi dan menenangkan diri, aku juga sudah menyiapkan dokter jika tiba-tiba tekanan darah kakek naik." ucap Anggara.

"Anggara..!!!" teriak Doni.

"Makanya kek kalau nikah anak dan cucu diundang.. Jadinya salah paham kan.." balas Anggara santai.

"Kau.. Benar-benar membuatku kesal, kau saja yang pergi aku takkan melewatkan momen ini.." ucap Doni.

"Tidak bisa begitu kek, mereka menginginkan kakek.. Mana bisa aku mengabaikannya.. Ingat kontrak kita bernilai milyaran." ucap Anggara.

"Ck.. Dasar cucu tak berguna." umpatnya.

"Lalu dimana nenekku? Kudengar dia gadis yang cantik dari desa." ucap Anggara tersenyum.

"Jangan sentuh istriku apalagi coba-coba mendekatinya." ucap Doni.

"Wah, masa iya aku mau sama istri kakekku sendiri. Kakek sangat posesif, nanti dia kabur lho.." ucap Anggara.

"Sudahlah pergi sana, kau membuatku emosi saja.." ucap Doni.

"Baiklah, besok pagi akan ada kiriman bunga dariku sebagai hadiah pernikahan kalian." ucap Anggara lalu berdiri dan undur diri.

"Ck.. Dasar cucu tak berguna..!" umpatnya.

Anggara pun tersenyum setelah membalikkan badan karena berhasil mengganggu malam pertama kakeknya. Pasti malam ini kakek tua itu akan disibukkan dengan pekerjaan dan langsung naik pesawat saat tengah malam. Dan tentunya takkan bisa menikmati malam pertama bersama istri mudanya.

"hahaha.. rasakan itu kakek tua.." gumam Anggara dalam hati.

Ini adalah hadiah pernikahan dari Anggara yang mampu membuat Doni sakit kepala karena harus bekerja setelah menikah. Dan asisten Doni langsung tiba di hotel setelah menyiapkan segalanya. Doni pun pergi ke kamar dimana istrinya berada.

Setelah masuk, Doni memanggil Nisa istrinya dengan penuh kasih sayang.

"Sayang kau ada dimana.." ucap Doni.

"Sebentar.." ucap Nisa keluar dari toilet.

"Ada apa?" tanya Nisa saat keluar.

"Maaf, malam ini aku harus pergi bekerja karena ada hal yang harus diurus." ucap Doni.

"Baiklah, tidak masalah." ucap Nisa yg dalam hati bahagia.

"Sungguh?? Tapi ini malam pertama kita." ucap Doni terkejut.

"Iya, aku juga sedang datang bulan. Jadi hasilnya akan sama saja." ucap Nisa.

"Baguslah." ucap Doni memeluk Nisa.

Nisa pun merasa sedikit jijik, tapi tak ada yang bisa ia lakukan. Dan Nisa hanya pura-pura tersenyum untuk menutupi rasa jijiknya.

"Kau yakin akan berangkat malam ini??" tanya Nisa.

"Iya.. Aku bisa tidur di pesawat, kau jangan khawatir sayang." ucap Doni.

"Baiklah, kau harus istirahat cukup dan makan dengan benar." ucap Nisa.

"Tentu, aku harus sehat demi dirimu." ucap Doni tersenyum senang.

"Iya harus begitu." balas Nisa tersenyum dalam hatinya Nisa berharap suaminya pergi untuk waktu yang lama.

Setelah itu, Doni mengatakan kalau Nisa akan tinggal di hotel selama beberapa minggu karena renovasi rumahnya belum selesai. Jadi apapun kebutuhannya sudah disiapkan dan diberi kartu yang bisa ia gunakan untuk membeli apapun.

Setelah suaminya pergi, barulah Nisa bernafas lega. Dirinya tak bisa membayangkan menghabiskan masa mudanya bersama lelaki tua itu selamanya. Tapi meski terlambat hal itu akan terjadi juga pada akhirnya. Nisa hanya bisa berharap menemukan sedikit kebahagiaan kelak, meski dirinya merasa jijik bersentuhan dengan suaminya sendiri.

"Aku adalah istri durhaka.. Bisa-bisanya merasa jijik pada suami sendiri.." gumam Nisa dalam hati.

Malam itu setelah suaminya pergi, Nisa memutuskan keluar dari hotel sejenak untuk mencari makan lalu pergi ke minimarket membeli kebutuhannya. Baginya yang seorang gadis kampung makanan hotel tak cocok di lidahnya, hingga Nisa memutuskan makan di angkringan atau tempat makan lesehan yang cocok dengan seleranya.

"Makanan hotel sangat tidak masuk akal, porsinya kecil, rasanya tidak sesuai seleraku dan harganya begitu mahal.. Memang bahan berkualitas semahal itu ya??.." gumam Nisa dalam hati.

Nisa akhirnya menikmati makanan normal baginya yakni, nasi, lauk pauk dan sayuran di sebuah angkringan. Hanya pecel ayam dan cah kangkung saja sudah membuat Nisa begitu bersyukur menikmatinya. Dibandingkan makanan hotel yang menurutnya rasanya hambar.

Setelah puas makan, Nisa pergi ke minimarket untuk membeli pembalut dan camilan. Disana Nisa memilih-milih barang dan memasukkannya dalam keranjang belanja. Tak lupa kartu yang diberikan Doni sangat berguna baginya. Sampai Nisa sempat merasa sangat bersalah begitu tak menyukai suaminya yang memberinya banyak kemudahan ini.

"Sepertinya aku memang kurang bersyukur.." gumam Nisa dalam hati.

Saat keluar dari mini market, Nisa duduk di halaman mini market yang menyediakan kursi-kursi untuk bersantai. Dirinya menikmati es krim yang ia beli tadi. Rasanya bagai mimpi kehidupannya langsung berubah drastis, tinggal di hotel bagus,menikmati fasilitas mewah, dan dipanggil nyonya, sama sekali bukan impiannya. Meski Nisa sama sekali tak mencintai suaminya. Dan Nisa juga harus jauh dari ayahnya.

Saat sedang menikmati es krim sambil bermain ponsel untuk menghilangkan penat di hatinya, tanpa sadar Nisa sudah berhadapan dengan seorang pria yang ditabraknya tadi sore.

"Wah, kita bertemu lagi nona." ucap Anggara.

"Ah, iya tuan sapu tangannya belum ku cuci." ucap Nisa.

"Santai saja, kau buang pun tak masalah." ucap Anggara.

"Tidak, mana boleh begitu. Aku akan mengembalikannya pasti setelah bersih." ucap Nisa.

"Baiklah jika kau bersikeras, kau tinggal dimana?" tanya Anggara.

"Sementara aku tinggal di dekat sini." ucap Nisa.

"Oh begitu, lalu kau sedang apa malam-malam begini?" tanya Anggara.

"Sedang mencari udara segar, dan membeli camilan." jawab Nisa.

"Apa kau tak tahu kalau kau bisa berada dalam bahaya??" tanya Anggara.

"Benarkah? Berarti aku harus segera pulang." ucap Nisa.

"Ya.. Kau harus segera pulang, disini wanita muda yang terlihat lemah sepertimu bisa jadi sasaran kejahatan." ucap Anggara.

"Kalau begitu aku duluan ya.. Sampai ketemu lagi." ucap Nisa lalu pergi begitu saja.

"Ya.. " ucap Anggara.

"Aku tak perlu mengantarnya pulang kan?? Kami bahkan tak sedekat itu, tapi siapa namanya dan bagaimana dia akan mengembalikan sapu tanganku.. Haha .. Dasar gadis polos." gumam Anggara.

Sebelum Anggara mendekat, dirinya melihat beberapa pria berjaket sedang memantau Nisa dari kejauhan. Dan Anggara langsung mendekati Nisa agar terhindar dari hal berbahaya. Bisa saja pria itu pencuri atau jambret.

Dan uniknya dengan polosnya Nisa langsung pulang tanpa membantah. Bahkan untuk bertanya bagaimana cara mengembalikan sapu tangan Anggara saja dia tidak. Hal tersebut membuat Anggara tersenyum malam itu, baru kali ini dirinya melihat gadis polos dan penurut seperti Nisa.

"Akh.. Siapa gadis itu?? Pasti usianya masih sangat muda hingga sepolos itu. Wajah polosnya pun sangat cantik." gumam Anggara dalam hati.

Anggara akhirnya mulai penasaran pada Nisa, dirinya mulai berharap bisa bertemu kembali dengan Nisa. Sementara fakta kalau Nisa adalah istri kakeknya masih belum ia ketahui dengan jelas. Karena baginya kakeknya sudah biasa menikahi gadis muda atau sekedar berkencan dengan gadis muda. Mencari tahu siapa gadis tersebut hanya akan membuang-buang waktu dan tenaganya.

Terpopuler

Comments

Was pray

Was pray

nisa itu terlalu polos apa bodoh sih? masa gak bisa baca situasi kl bahaya kalau keluar sendirian

2024-12-17

0

lihat semua
Episodes
1 Bab.1 Awal Mula
2 Bab.2 Tragedi dan Kesepakatan
3 Bab.3 Terpaksa Menikahi Kakek tua
4 Bab.4 Hadiah Cucu tercinta
5 Bab.5 Buket Bunga
6 Bab.6 Sapu tangan
7 Bab.7 Kepulangan dan Obat kuat
8 Bab.8 Tragedi Malam Pertama
9 Bab.9 Misteri Kematian Doni
10 Bab.10 Keributan kecil
11 Bab.11 Hampa
12 Bab.12 Wasiat
13 Bab.13 Duka
14 Bab.14 Memulai Hidup Baru
15 Bab.15 Status Janda-ku
16 Bab.16 Ketahuan
17 Bab.17 Pengakuan
18 Bab.18 Nisa si Janda Kembang
19 Bab.19 Pengakuan
20 Bab.20 Fitnah
21 Bab.21 Pelanggaran
22 Bab.22 Sekali Dayung 2 pulau Terlampaui
23 Bab.23 Emosi
24 Bab.24 Dipermalukan
25 Bab.25 Kelulusan
26 Bab.26 Bantuan
27 Bab.27 Hujan
28 Bab.28 Babak baru
29 Bab.29 Sebuah Tatapan
30 Bab.30 Kesalahan
31 Bab.31 Peningkatan
32 Bab.32 Penolakan
33 Bab.33 Celah
34 Bab.34 Tamu tak Diundang
35 Bab.35 Penolakan
36 Bab.36 Acara Grand Opening
37 Bab.37 Hanya Selingan
38 Bab.38 Pertemuan
39 Bab.39 Sebuah Skandal
40 Bab.40 Iri hati
41 Bab.41 Sebuah Kebetulan
42 Bab.42 Rumor
43 Bab.43 Keributan
44 Bab.44 Aku Kembali
45 Bab.45 Perlombaan mengupas buah
46 Bab.46 Sebuah Peringatan
47 Bab.47 Pendekatan Level 1
48 Bab.48 Pendekatan yg gagal
49 Bab.49 Pertemuan yang memuakkan
50 Bab.50 Keuntungan
51 Bab.51 First Date
52 Bab.52 Introgasi
53 Bab.53 Keputusan Nisa
54 Bab.54 Kantor Baru
55 Bab.55 Sebuah Pesta
56 Bab.56 Jeda waktu
57 Bab.57 Hukuman
58 Bab.58 Serah Terima
Episodes

Updated 58 Episodes

1
Bab.1 Awal Mula
2
Bab.2 Tragedi dan Kesepakatan
3
Bab.3 Terpaksa Menikahi Kakek tua
4
Bab.4 Hadiah Cucu tercinta
5
Bab.5 Buket Bunga
6
Bab.6 Sapu tangan
7
Bab.7 Kepulangan dan Obat kuat
8
Bab.8 Tragedi Malam Pertama
9
Bab.9 Misteri Kematian Doni
10
Bab.10 Keributan kecil
11
Bab.11 Hampa
12
Bab.12 Wasiat
13
Bab.13 Duka
14
Bab.14 Memulai Hidup Baru
15
Bab.15 Status Janda-ku
16
Bab.16 Ketahuan
17
Bab.17 Pengakuan
18
Bab.18 Nisa si Janda Kembang
19
Bab.19 Pengakuan
20
Bab.20 Fitnah
21
Bab.21 Pelanggaran
22
Bab.22 Sekali Dayung 2 pulau Terlampaui
23
Bab.23 Emosi
24
Bab.24 Dipermalukan
25
Bab.25 Kelulusan
26
Bab.26 Bantuan
27
Bab.27 Hujan
28
Bab.28 Babak baru
29
Bab.29 Sebuah Tatapan
30
Bab.30 Kesalahan
31
Bab.31 Peningkatan
32
Bab.32 Penolakan
33
Bab.33 Celah
34
Bab.34 Tamu tak Diundang
35
Bab.35 Penolakan
36
Bab.36 Acara Grand Opening
37
Bab.37 Hanya Selingan
38
Bab.38 Pertemuan
39
Bab.39 Sebuah Skandal
40
Bab.40 Iri hati
41
Bab.41 Sebuah Kebetulan
42
Bab.42 Rumor
43
Bab.43 Keributan
44
Bab.44 Aku Kembali
45
Bab.45 Perlombaan mengupas buah
46
Bab.46 Sebuah Peringatan
47
Bab.47 Pendekatan Level 1
48
Bab.48 Pendekatan yg gagal
49
Bab.49 Pertemuan yang memuakkan
50
Bab.50 Keuntungan
51
Bab.51 First Date
52
Bab.52 Introgasi
53
Bab.53 Keputusan Nisa
54
Bab.54 Kantor Baru
55
Bab.55 Sebuah Pesta
56
Bab.56 Jeda waktu
57
Bab.57 Hukuman
58
Bab.58 Serah Terima

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!