Mendengar suara seorang pria langsung membuka matanya dan melihat arah depannya
alisya Anastasya putri Evander
( langsung lemas kebawah dan duduk bersandar pada pohon dibelakangnya tubuh bergetar dengan wajah yang pucat dan air mata yang terus mengalir,anak kelinci yang dipeluk sudah dilepas)
Revano Alexander
( melihat kondisi gadis didepannya,vano langsung berjongkok di depan lisya dan menarik kaki kanannya lalu menyingkap celana jeans lisya keatas)
Revano Alexander
(melihat ada bekas gigitan ular vano langsung melihat ke sekelilingnya dan menemukan ular yang lebih kecil yang sudah jauh darinya)
Lisya digigit ular yang ada di samping pohon, ular tersebut lebih kecil sehingga ketika lisya menghindari ular yang ada di depannya lisya digigit ular yang lebih kecil tersebut
alisya Anastasya putri Evander
(hanya bisa menahan kesakitan nya dengan air mata yang terus mengalir)
alisya Anastasya putri Evander
To.tolong
Revano Alexander
(Melihat wajah lisya)
Revano Alexander
kirimkan obat racun ular picung segera dalam sepuluh menit harus sudah sampai ( berbicara ditelpon)
Revano Alexander
Bertahanlah ( mengambil sapu tangannya dari jaketnya dan mengikatkan pada bagian atas pergelangan kaki lisya)
Vano mengikatkan sapu tangannya di atas bekas gigitan ular tersebut
Revano Alexander
(Entah dapat dorongan dari mana vano mengambil tangan dan menggenggamnya agar lisya tidak yang menggenggam rumput disekitarnya untuk menahan sakit)
Revano Alexander
Bertahanlah ( mengusap air mata lisya)
Revano Alexander
( bingung sendiri,apa yang dirinya lakukan, kenapa dirinya sangat khawatir dan kasihan terhadap orang lain apalagi orang yang tidak dirinya kenal)
Revano Alexander
(memandangi lisya dengan tatapan sulit diartikan)
Tak lama ada drone datang dengan membawa sesuatu
Anggap aja membawa kotak obat obatan
Revano Alexander
(langsung mengambil kotak obat obatan dari drone , mengambil suntikan dan menyuntikkannya pada lisya)
Revano Alexander
(Melihat ada botol air di tas lisya vano langsung mengambilnya dan meminumkannya pada lisya)
alisya Anastasya putri Evander
( lisya yang masih keadaannya antara sadar dan tidak sadar hanya menerimanya)
alisya Anastasya putri Evander
setelah beberapa saat Lisya sedikit membaik walaupun masih sangat lemah
suntikan yang diberikan oleh vano emang tidak bisa di anggap remeh, karena bisa dibilang apapun bisa vano lakukan dalam segala bidang
alisya Anastasya putri Evander
Terima kasih sudah menyelamatkan saya
( dengan senyuman tulus mendongak karena lisya berada di dekapan vano karena saat Lisya akan minum vano membantunya)
Revano Alexander
Apakah sudah baikan?
( tanyanya tanpa ekspresi tapi dengan suara lembut sambil menatap mata lisya)
alisya Anastasya putri Evander
Saya sudah lebih baik semua karena pertolongan tuan ( berusaha melepaskan dekapan vano TPI percuma karena tidak memiliki tenaga dan vano belum melepaskannya )
Revano Alexander
( hanya diam dan menatap lisya)
Revano Alexander
Sepertinya rombonganmu sedang mencari mu dan sedang menuju ke sini,aku akan pergi
( tanpa ekspresi tapi dengan suara terkesan lembut)
alisya Anastasya putri Evander
(yang diangguki dengan lemah dan tersenyum tanda terima kasih )
Revano Alexander
( tanpa sengaja melihat bibir tipis lisya yang masih pucat, entah dapat dorongan dari mana vano menunduk ingin mencicipi bibir tersebut)
alisya Anastasya putri Evander
(lisya hanya diam dan bingung apalagi dirinya masih cukup pusing)
alisya Anastasya putri Evander
( ketika akan berbicara lisya kaget karena bibirnya sudah menempel dengan bibir pria yang menyelamatkannya)
( diam karena kaget sambil melotot melihat pria tersebut yang hanya menutup mata)
Revano Alexander
(beberapa detik Vano menjauhkan wajahnya dengan lisya dan melihat gadis didepannya hanya menatapnya dengan pandangan bingung
Setelahnya vano langsung menyandarkan tubuh lisya pada pohon yang ada di belakangnya dan vano langsung meninggalkan lisya karena mendengar teman teman bersama guru lisya sudah mendekat)
Comments