Sepenggal kenangan

"Sudah kamu pikirkan betul-betul?" itu suara bundanya yang memberi nasehat. "Kamu paham bagaimana Ayahmu."

Meski berulang kali bundanya mengatakan hal itu namun Andara tetap tidak perduli. Dia seolah tuli yang ingin Andara lakukan adalah memperjuangkan cintanya.

"Dewa," merasa tak berhasil membujuk sang putri, Melati meminta bantuan putra sulungnya. Diselipkan tangannya ke lengan sang putra.

"Setidaknya tunggu sampai kuliahmu selesai, Ara." kini Dewa yang berbicara.

"Apa Abang bisa menjamin jika aku sudah menyelesaikan kuliahku, Ayah akan memberi restu pada hubungan kami?" cecar Andara pada sang kakak.

Dewa kicep. Karena dia sendiri tidak yakin jika ayahnya akan merestui hubungan Andara dan kekasihnya itu, menurut sang ayah laki-laki itu tidak cocok dengan putrinya.

"Apa kamu akan tetap pergi meskipun Ayah tidak merestui Andara?" kini suara sang ayah yang terdengar.

Ketiga orang itu gegas menoleh ke sumber suara di sana telah berdiri laki-laki yang tetap gagah di usia tuanya yaitu Ezaz ayah Andara.

"Ayah, kami saling mencintai." bantah Andara. Cinta berkobar pada masa itu, membuat Andara tidak menyadari seburuk apa keputusannya.

"Kehidupan berumah tangga tidak melulu tentang cinta Andara, di luar sana banyak orang yang awalnya saling mencintai hubungannya berakhir di tengah jalan." Ezaz tetap enggan memberi restu pada putrinya itu. Ayah dua anak itu tetap pada pendiriannya.

"Kamu masih sangat muda nak, jangan gegabah, kadang-kadang perkenalan itu penting dalam sebuah hubungan kalian baru dekat beberapa bulan rasanya terlalu cepat untuk melangkah ke jenjang berikutnya."

Hari itu percekcokan tidak bisa dielakkan, Andara dengan keras kepalanya, Ezaz dengan pendirinya yang tidak membeli Restu jika putrinya Andara menikah di usia yang sangat muda.

Maka di hari itu pula Andara meninggalkan rumah beserta orang-orang yang menyayangi nya demi hidup bersama laki-laki pujaan hatinya. Ternyata Restu itu tidak hanya tidak didapatkan Andara dari keluarganya saja, di keluarga Andri mereka juga tidak diterima.

Kini Andara hanya bisa menangis tanpa suara, segala kenangan masa lalu hanya bisa ia sesali. Air matanya tumpah meskipun tak terdengar sedikitpun isak tangis.

Tidak terasa Andara terlelap di tengah penyesalan yang menguras energi dan emosi wanita itu sampai tidak menyadari jika kini tubuhnya sudah di pindahkan oleh Andri ke kamar tidur mereka.

Andri masih bisa melihat bekas air mata di wajah cantik sang istri, hati lelaki itu seperti ter-cubit saat melihat istrinya diam-diam merindukan orang tuanya. Dan Andri tahu sang istri kehilangan segalanya karena memilih dirinya dan seandainya Andara tahu jika kini wanita itu bukan satu-satunya Andri tidak sanggup membayangkan sakit yang akan Andara rasakan. Tapi semua sudah terjadi Andri tidak bisa melakukan apa-apa, kini yang bisa Andri lakukan hanya terus bersikap seperti biasa agar Andara tidak curiga dan merasa sakit untuk kesekian kalinya. Yang Andri tidak ketahui, bahwa insting seorang istri begitu kuatnya.

"Mas..." mata itu terbuka, tampak memerah dan sembab. "Kapan datang?"

"Baru saja, kamu istirahat saja sayang, mas temani." ujar Andri ikut merebahkan tubuhnya di samping Andara.

Didekapnya wanita yang telah menemaninya 8 tahun itu, mengapa dia begitu pengecut, sekedar mengakui kesalahannya saja tidak berani.

"Tumben mas pulang cepat?" ucap Andara di pelukan Andri.

"Besok mas ada perjalanan ke Ternate." Andara tidak berkomentar, perjalanan bisnis yang suaminya ucapkan itu bisa saja benar bisa saja juga hanya sebuah alasan Andri untuk bisa menemui perempuan yang jadi simpanan Andri.

Yang paling menyakitkan untuk Andara adalah ketika dia tahu bahwa wanita baru suaminya itu mendapat tempat di keluarga Andri, sementara dia yang istri sah..

Terbawa perasaan Andara tidak menyadari ketika dia tiba-tiba mendorong tubuh Andri untuk menjauh.

"Yank..." terlihat Andri terkejut.

"Maaf mas aku lupa harus menyiapkan keperluanmu, astaghfirullah.." Andara pura-pura panik.

"Tidak usah sayang." ucap Andri .

Apa maksudnya tidak usah?

Melihat wajah bingung istrinya Andri buru-buru menjelaskan. "Maksudku tidak usah buru-buru sayang, besok mas juga berangkat agak siang kok." dalihnya.

...****************...

Andara mengantar Andri sampai pintu gerbang. Jika biasanya Andara selalu melepas kepergian suaminya dengan rentetan do'a, kini hanya pandangan kosong yang menyertai kepergian Andrian.

Andara melihat bayangannya di cermin, setelah mengantar kepergian Andrian tiba-tiba Gia mengajaknya bertemu.

Entah apa yang ingin Gia bicarakan dengannya, tapi karena Andara sedang bosan di rumah, maka dia bersedia menemui wanita itu.

"Aku bingung Mba, Papa mendesak untuk membawa suamiku ke Bali, sementara aku sadar hari penting itu bertepatan dengan hari suamiku dengan istri pertamanya." keluh Gia.

Gia memang tidak pernah berharap banyak kepada suaminya, karena dia sadar posisi. Selama ini sang suami masih belum meresmikan hubungan mereka secara hukum, Gia takut suaminya akan murka.

"Kenapa tidak coba bicara saja sama suamimu?" Andara memberi saran.

"Aku takut mba, bagaimana jika suamiku malah marah karena aku terlalu banyak menuntut." wajah Gia begitu murung.

"Katakan padanya ini mendesak." Andara mengamati wajah frustasi wanita cantik di depannya.

"Bagi suamiku, menjaga perasaan istri pertamanya itu yang paling penting mba," ujar Gia dengan bibir bergetar. Wanita itu tertawa, namun air matanya mengalir. "Mengapa cinta mengubahku menjadi wanita bodoh?" tanyanya pada diri sendiri yang membuat Andara bersimpati.

Andara pernah diposisi itu, dibutakan oleh cinta.

"Kali ini tidak hanya Papa, Gavin juga mengancam ku jika kali ini suamiku kembali mangkir."

Demi apapun Andara hanya mampu mendengarkan, masalahnya sendiri sebetulnya sudah terlalu memenuhi pikirannya sehingga Andara tidak bisa memikirkan masalah orang lain dia datang hanya untuk menghargai ajakan temannya ini.

"Ke mana sekarang suamimu? Ke rumah istri pertamanya?"

Gia menggeleng ia meraih tisu untuk mengelap air matanya dan juga hidungnya.

"Dia sedang perjalanan bisnis." jawabnya kemudian.

...****************...

Pulang dari menemui Gia, Andara menyibukkan diri dengan mendesain sebuah gaun-gaun yang terbesit di angannya. Sejak Sekolah Menengah Pertama Andra memiliki cita-cita menjadi seorang desainer, sayang cita-cita itu harus kandas karena dia memilih menikah muda dan mengabdikan hidupnya pada suami tercinta. Kini cita-cita itu seolah kembali berkobar memberinya semangat entah bermula dari mana namun cukup untuk Andara sejenak melupakan masalah rumah tangganya.

[Mbak Ara sejak aku menceritakan tentang Mbak pada Gavin Entah mengapa tiba-tiba Kakak galak ku itu ingin bertemu dengan mbak.]

Sebuah pesan dari Gia masuk.

Andara tahu cerita Gavin dari Gia, konon laki-laki itu tidak pernah merestui sang adik menikah dengan laki-laki yang sudah beristri kata Gia Gavin takut adiknya dicap buruk oleh orang karena secara tidak langsung posisi istri kedua sangat tidak disukai di masyarakat umum, Gia mengatakan jika Gavin tidak mau Gia disebut pelakor.

Gia yang membahas Gavin mengingatkan Andara pada sosok kakaknya Dewa. Bagaimana kabar cinta keduanya itu? Selain Kedua orang tuanya Andara juga sangat merindukan kakak lelakinya itu.

"Aku kangen kalian." lirihnya bersama dengan cairan bening yang jatuh dari pelupuk mata.

#####

Minta penyemangat biar updatenya lancar ya.

Happy reading

Terpopuler

Comments

Endang Supriati

Endang Supriati

nikah itu hrs ada restu orang tua tahu, disamping di hargai dan di hormati oleh suami dan keluarga suami.

2024-06-08

0

Eka Bundanedinar

Eka Bundanedinar

dan yg gia ceritai itu jg suamimu andaara
jd yg jd simpanan suamimu ya gia itu

2024-06-03

1

Rangga Wijaya

Rangga Wijaya

Andara vs sahabatnya sendiri

2024-05-18

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 Penyesalan
2 Sepenggal kenangan
3 Kemelut hati.
4 Disalahkan.
5 Keras kepala.
6 Dalam kegelisahan.
7 Operasi
8 Ketahuan.
9 Permintaan Andara.
10 Keputusan Andara
11 Bertemu lagi
12 Masih orang yang sama.
13 Pulang
14 Keluarga.
15 Diusir.
16 Bertemu
17 Tak sesuai harapan.
18 Keputusan akhir.
19 Surat cerai.
20 Tangis Andara
21 Berdamai
22 Akhir sebuah kisah.
23 Gia menyerah
24 Takut.
25 Menyadari.
26 Kesempatan.
27 Sakit
28 Kedatangan Andara.
29 Tinggal bersama.
30 Kemarahan Gavin
31 Kecewanya Gavin
32 Iba
33 Bertemu Gavin.
34 Rumit
35 Interogasi.
36 Duka
37 Ketulusan.
38 Gia frustasi
39 Prahara.
40 Badai itu nyata
41 Gavin
42 Gavin.
43 Gavin
44 Andara
45 Andara.
46 Gavin dan Andara
47 Andara dan Gavin.
48 Andara.
49 Rasa asing
50 Gugup
51 Cinta lain
52 Bersama.
53 Sebuah keputusan.
54 Jebakan.
55 Memahami
56 Gavin
57 Bocor.
58 Farazt Ambelo
59 ciuman
60 Telat pulang
61 Sepakat.
62 Ngenes
63 Kurang tepat.
64 Karena cinta
65 Percikan cinta
66 Tujuan hidup
67 Mas Gavin i love you
68 Ketakutan Dewa yang menjadi kenyataan
69 Tidak ingin menyerah.
70 Kesetaraan.
71 Peran suami istri
72 Luapan kebahagiaan
73 Warna di antara kebahagiaan
74 Waktu yang terasa lebih lama
75 Koma
76 Kelembutan yang meluluhkan
77 Mencoba memaafkan
78 Jalan menuju bahagia
79 Akhir duka
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Episode 1 Penyesalan
2
Sepenggal kenangan
3
Kemelut hati.
4
Disalahkan.
5
Keras kepala.
6
Dalam kegelisahan.
7
Operasi
8
Ketahuan.
9
Permintaan Andara.
10
Keputusan Andara
11
Bertemu lagi
12
Masih orang yang sama.
13
Pulang
14
Keluarga.
15
Diusir.
16
Bertemu
17
Tak sesuai harapan.
18
Keputusan akhir.
19
Surat cerai.
20
Tangis Andara
21
Berdamai
22
Akhir sebuah kisah.
23
Gia menyerah
24
Takut.
25
Menyadari.
26
Kesempatan.
27
Sakit
28
Kedatangan Andara.
29
Tinggal bersama.
30
Kemarahan Gavin
31
Kecewanya Gavin
32
Iba
33
Bertemu Gavin.
34
Rumit
35
Interogasi.
36
Duka
37
Ketulusan.
38
Gia frustasi
39
Prahara.
40
Badai itu nyata
41
Gavin
42
Gavin.
43
Gavin
44
Andara
45
Andara.
46
Gavin dan Andara
47
Andara dan Gavin.
48
Andara.
49
Rasa asing
50
Gugup
51
Cinta lain
52
Bersama.
53
Sebuah keputusan.
54
Jebakan.
55
Memahami
56
Gavin
57
Bocor.
58
Farazt Ambelo
59
ciuman
60
Telat pulang
61
Sepakat.
62
Ngenes
63
Kurang tepat.
64
Karena cinta
65
Percikan cinta
66
Tujuan hidup
67
Mas Gavin i love you
68
Ketakutan Dewa yang menjadi kenyataan
69
Tidak ingin menyerah.
70
Kesetaraan.
71
Peran suami istri
72
Luapan kebahagiaan
73
Warna di antara kebahagiaan
74
Waktu yang terasa lebih lama
75
Koma
76
Kelembutan yang meluluhkan
77
Mencoba memaafkan
78
Jalan menuju bahagia
79
Akhir duka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!