Minggu-minggu berikutnya berlalu dengan intensitas ganda. Dunrice fokus meretas sistem keamanan Tanaka Corporation, dibantu A.I.S.T.E.N.A. yang tak kenal lelah. Namun, usahanya kali ini menemui kesulitan yang tak terduga. Firewall berlapis-lapis Tanaka jauh lebih kuat dari perkiraan, dipenuhi jebakan dan program pendeteksi intrusi canggih.
Frustrasi melanda Dunrice. Ia tak terbiasa menemui jalan buntu. A.I.S.T.E.N.A., menganalisa pola serangan yang diblokir firewall. "Dunrice," ucapnya, "firewall Tanaka menggunakan teknologi terbaru yang belum pernah kita jumpai sebelumnya. Ini akan memakan waktu lebih lama untuk mencari celah."
Dunrice mengusap wajahnya, lelah. "Sial," gumamnya. "Keamanan Anya ini merepotkanku."
Di sela-sela perjuangan meretas Tanaka, Dunrice tak lupa kewajiban utamanya. Ia tetap berlatih bela diri dan memasak, walau intensitasnya berkurang. Namun, ada satu hal yang semakin menyita perhatiannya - Anya Petrova.
Sejak pertemuan di bar, Anya kerap menghubunginya. Awalnya, pembicaraan mereka seputar kemajuan peretasan. Namun, Anya mulai melontarkan candaan genit dan ajakan bertemu di luar urusan pekerjaan.
Dunrice bukan pertapa, ia menikmati perhatian Anya. Namun, peringatan A.I.S.T.E.N.A. selalu terngiang di kepalanya. Anya bisa saja menggunakannya. Ditambah lagi, Dunrice memiliki prinsip sendiri. Ia tidak ingin terjebak dalam hubungan yang rumit, apalagi dengan wanita manipulatif seperti Anya.
Suatu sore, saat Dunrice sedang berlatih, ia menerima pesan dari Anya. Isinya adalah undangan makan malam di restoran mewah. Dunrice ragu-ragu. Ia butuh informasi dari Anya, terutama tentang teknologi keamanan terbaru yang digunakan Tanaka. Namun, ia khawatir ada maksud tersembunyi di balik undangan tersebut.
Dunrice berdiskusi dengan A.I.S.T.E.N.A. "Mungkin ini kesempatan untuk mendapatkan informasi," saran A.I.S.T.E.N.A. "Namun, Anda harus tetap waspada."
Dunrice menimbang-nimbang. "Baiklah," putusnya final. "Aku akan pergi, tapi dengan syarat. Kita akan membicarakan urusan bisnis saja. Tidak ada hal lain."
Anya menyetujui. Malam harinya, Dunrice mengenakan setelan jas yang jarang ia gunakan dan menuju restoran mewah tersebut. Anya telah menunggu, anggun dan memikat dalam balutan gaun malam.
Makan malam tersebut dipenuhi pembicaraan seputar Tanaka Corporation. Anya mengeluhkan lambatnya kemajuan dan secara tersirat meminta Dunrice untuk mempercepat proses. Dunrice mengelak dengan sopan, menjelaskan kesulitan yang ia hadapi.
Di sela-sela pembicaraan, Anya sesekali melontarkan rayuan halus. Dunrice menanggapinya dengan profesionalisme, menjaga jarak emosional. Namun, suasana tegang ini mulai berubah ketika seorang wanita anggun dengan rambut pirang panjang memasuki restoran.
Wanita itu berjalan menuju Anya dan Dunrice, senyumnya ramah namun matanya tajam. "Anya," sapanya, suaranya bernada tinggi, "senang bertemu denganmu... dan siapa teman spesialmu ini?"
Anya terlihat sedikit terkejut, namun dengan cepat ia memperkenalkan Dunrice. "Kenalkan, Sarah Miller, CEO dari Miller Tech, pesaing kita. Dunrice, ini rekan bisnisku."
Dunrice terkesiap. Sarah Miller? Ia pernah membaca tentang wanita ambisius dan tegas ini di majalah bisnis. Suasana di restoran mendadak canggung. Sarah menatap Dunrice dengan intensitas yang membuat Dunrice tidak nyaman.
"CEO peretas?" ucapnya, nada bicaranya penuh skeptis. "Menarik. Anya, apakah Anda yakin dia bisa menangani keamanan Tanaka?"
Anya berusaha terlihat tenang. "Dunrice sangat kompeten, Sarah. Dia sedang menangani prosesnya."
Sarah mendengus. "Kalau begitu, semoga berhasil," lanjutnya, lalu melirik Dunrice sekali lagi sebelum beranjak pergi.
Dunrice memandangi Sarah yang menjauh, hatinya gelisah. Kehadiran Sarah menambah kerumitan situasinya. Sekarang ia harus berhadapan tidak hanya dengan keamanan berlapis Tanaka, tapi juga dengan CEO ambisius dari perusahaan pesaing.
Makan malam yang tadinya diharapkan menjadi kesempatan untuk mendapatkan informasi, berubah menjadi situasi yang rumit. Dunrice harus memutar otak untuk mencari strategi baru. Mampukah ia menembus benteng pertahanan Tanaka dan menyelesaikan misinya, sementara Anya dan Sarah mengawasi—dan
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Samsul Sehaemi
/Smile/
2024-05-08
0