Bab 3 Bersyukur

Sore itu, saat hujan mengguyur Jakarta, aku memutuskan untuk pergi dari rumah. Bukan tanpa alasan, Aku pergi karena tidak tahan dengan ceramah ayah. Meskipun dalam hal ini aku yang salah karena telah berkelahi, aku tetap tidak bisa menerima kemarahan ayah tadi.

Berjalan tanpa arah, diiringi rintik hujan, aku tidak mempedulikannya. Hujan yang dimulai dari siang tadi belum juga reda, angin yang berhembus terasa sejuk menembus pori-pori ku yang tengah berjalan mengitari sudut-sudut kota Jakarta yang ramai. orang-orang terlihat berjejer di pinggir jalan menghiasi kedai-kedai penjual makanan terlihat ada yang berpasangan ada juga yang berkumpul dengan teman-temannya sembari bersenda gurau dan saling menebar kehangatan satu sama lain.

Dari banyaknya muda-mudi, hanya aku yang sendirian berjalan tanpa tujuan dengan hoodie abu-abu yang melindungi ku dari tetes demi tetes air hujan. Tubuhku yang menjulang tinggi telah basah kuyup. Hoodie milikku tidak mampu lagi menahan terjang hujan yang semakin deras membuat tubuhku mulai kedinginan. Pada akhirnya aku memutuskan untuk pulang.

Di sepanjang jalan banyak peristiwa yang dapat aku saksikan. Salah satunya ada seorang ayah yang memohon kepada polisi untuk tidak membawa anaknya pergi. Aku mendengar bahwa polisi menangkapnya karena mengkonsumsi narkoba. Ayah itu mencoba meraih tangan anaknya namun tangannya hanya tergantung di udara karena polisi terlebih dahulu menyeret anaknya ke dalam mobil. Aku pernah di posisi anak itu. Keluar masuk penjara merupakan hal biasa yang kulakukan. Ayah! tiba-tiba aku teringat dengan ayah rasa sesal di dalam hatiku mulai muncul. Aku menyadari suatu hal ternyata selama ini aku sering mengecewakan ayah.

Aku ingin memperbaikinya, semoga saja tidak terlambat.

Aku dan kakak kandungku adalah dua pribadi yang berbeda Aku terlahir sebagai anak yang super aktif, bertolak belakang dengan Kak Asta yang memiliki sifat pendiam dan penurut. Sejak kami kecil, perhatian ayah hanya tertuju pada Kak Asta apa-apa selalu kak Asta yang diprioritaskan. Ayah berbeda dengan ibu, beliau selalu ada untukku. Setelah kakak Asta dan Ibu meninggal dalam kecelakaan pesawat ayah malah menikahi pengasuhku. Ditambah lagi ayah membawa orang asing tanpa seizinku telah menyandang status Kak Asta

Hidupku benar-benar kacau setelahnya. Aku tidak tahu lagi bagaimana cara mengekspresikan rasa kesal ku yang tidak berkesudahan ini. Aku telah kehilangan tujuan hidup, status narapidana sudah pernah kudapatkan, trouble maker kampus juga status yang melekat kepadaku saat ini. Perlu dicatat kenakalanku tidaklah sampai menyentuh dunia malam seperti seks bebas dan narkoba.

"Sudahlah setiap orang mempunyai dosa yang berbeda, bukan?"

Perjalananku terhenti ketika melihat seseorang tiba-tiba terjatuh dengan kondisi yang mengerikan. Wajahnya pucat matanya melotot, tubuhnya menggigil, dan mulutnya berbusa. Kakiku gemetar ketakutan, di tambah rasa dingin meruak dalam tubuhku.

"Apa zombie beneran ada," Tanyaku dalam hati. bisa-bisanya Aku memikirkan hal bodoh.

"Kamu kenapa?" tanyaku sembari mendekatinya hati-hati.

Pria itu tidak menjawab Dia malah menyerahkan beberapa bubuk yang tersimpan di dalam plastik berukuran kecil. Aku mengambilnya dan melihat isinya. Keningku mengerut.

"Apa ini? Jangan-jangan narkoba" Belum sempat aku bertanya, pria itu tak sadarkan diri.

"Tolooong!!" Teriakku dengan keras. Panik, itulah yang aku rasakan.

Aku kembali berteriak, tidak ada satupun orang yang melewati gang ini. Aku ingin meninggalkan orang ini namun aku tidak tega melakukannya. Kaki ku maju mundur antara pergi dan tidak. Namun, jiwa baik ku tiba-tiba muncul membuat ku tak tega meninggalkannya.

Tiba-tiba aku dikejutkan dengan kehadiran seseorang wanita muda yang memakai payung hijau. Dia jongkok dan mengambil tubuh pria itu dari tanganku.

"Dia kenapa?" Tanya nya .

"Aku tidak tahu. Tiba-tiba saja sudah seperti ini."

"Kita harus cepat bawa dia kerumah sakit. Dia overdosis," Ujarnya tiba-tiba.

Aku menghentikan tangannya yang mencoba membopong tubuh pria itu.

"Kamu siapa?" Tanyaku penuh selidik.

"Ayo cepat, nanti temanmu tidak tertolong."

"Dia bukan teman sata. Saya hanya kebetulan lewat. Dari mana kamu tahu dia overdosis?"

"Saya seorang dokter."

Aku terdiam, aku langsung membantu wanita itu membopong tubuh pria ini. Di bawah rintik hujan. Kami menunggu taksi lewat. Saat taksi berhenti tepat di depan kami aku membopong tubuh pria itu dan memasukkannya ke dalam mobil.

"Rumah sakit Bunda Husna," Ujarku pada sopir taksi. Setelah sampai di rumah sakit, Aku menyerahkan urusan pria itu kepada dokter tadi.

Malam sudah larut, sepertinya aku harus pulang. Rasanya hari ini begitu melelahkan. Padahal aku tidak melakukan apa-apa. Mungkin, hatiku yang lelah.

Sampai di rumah ayah langsung menatapku dengan tatapan tidak suka.

"Dari mana saja kamu? Kenapa bisa basah kuyup seperti ini?"

"Jangan diam Raftha! jawab ayah!"

Bukannya menjawab, Aku malah memeluk ayah. Tubuhku spontan melakukannya. Bagaikan terdorong naluri hati, aku memeluk ayah sambil menangis. Aku dapat merasakan reaksi terkejut dari ayah karena ini kali pertamanya aku memeluk beliau semenjak meninggalnya Ibu dan kak Asta.

"Yah, maafkan Raftha karena selama ini menyusahkan ayah," ujarku.

Aku merasakan tangan ayah yang membalas pelukanku. Ayah hanya diam dia tidak mengeluarkan suara satupun. Malam itu aku merasa kacau sekaligus. Pelukan erat yang ayah berikan membuat rasa kacau ku selama ini perlahan hilang. Sepertinya aku harus berdamai dengan ayah. Mencoba menerima semua hal baru di rumah ini. Aku melepas pelukan ayah. Tanpa melihat ayah, aku buru-buru mendekati pintu kamar. Sebelumnya aku melihat tante Helna yang tersenyum tidak jauh dari kamarku aku sempat membalas senyuman beliau sebelum menutup pintu kamar. Ah, aku benar-benar malu.

Bagaimana bisa aku memeluk ayah sambil menangis begini. Itu bukan karakterku. Tapi, kenapa, setelah ayah membalas pelukanku. Hatiku cukup tenang.

Aku membuka pakaian ku, guna membersihkan diri. Tubuhku kedinginan. Jadi aku mandi pakai air hangat. Tiba-tiba bibirku tersenyum dengan sendirinya. Entahlah, seperti nya hatiku cukup senang. Aku berharap, rasa ini terus bisa aku rasakan selamanya. Aku rindu, rasa hangat ini.

Aku ingat dengan jelas, rasa ini hilang perlahan setelah kepergian Ibu dan kak Asta. Aku berharap, mereka berdua berada di tempat terindah.

Aku bertekad akan berubah dan menunjukan jika aku anak yang bisa di banggakan juga. Aku ingin di puji, seperti ayah memuji dokter Asta.

Sekarang tubuhku terasa hangat, aku memejamkan kedua mata. Menarik selimut dan terlelap.

Aku tersenyum kembali, seolah menanti hari baru yang akan aku lalui dengan penuh semangat. Akan aku buktikan jika aku mampu menggapai semuanya.

"Tunggu saja, yah. Rafhta akan membuktikan semaunya pada ayah." Batinku dengan kesadaran yang mulai menghilang.

Bersambung ...

Jangan lupa Like, Hadiah, komen dan Vote, Terimakasih ....

Episodes
1 Prolog
2 Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh ....
3 Bab 1 Ingin menjadi aku, bukan ayah!
4 Bab 2 Dokter Yeri
5 Bab 3 Bersyukur
6 Bab 4 Lagi-lagi dokter Yeri
7 Bab 5 Bertemu
8 Bab 6 E L L E N
9 Bab 7 Bertemu Hendra
10 Bab 8 Jebakan
11 Bab 9 Satu solusi, Menikah!
12 Bab 10 Kehidupan baru
13 Bab 11 Pernikahan
14 Bab 12 Keman Ellen?
15 Gadis Dingin
16 Bab 13 Jangan sentuh istriku!
17 Bab 14 Dokter Asta (Aku mencintainya)
18 Bab 15 Sakit hati
19 Bab 16 Ellen ( Kehidupan Ellen)
20 Bab 17 Pertengkaran
21 Bab 18 Semua berubah.
22 Sepucuk Surat
23 Bab 20 Keputusan
24 Bab 21 Ellen ( Aku kan menyukai kamu.)
25 Bab 22 Mulai merindu
26 Bab 23 Ada patah hati di balik kebahagiaan orang lain.
27 Bab 24 Mencoba Ikhlas
28 The Night moon
29 Bab 25 Sebuah kebenaran
30 Bab 26 Baik, suamiku
31 Bab 27 Kembali bahagia dengan versi masing-masing
32 Bab 28 Kepergian
33 Bab 29 TSC season 2 (Melepas Rindu)
34 Bab 30 TSC 2
35 Bab 31 TSC 2
36 Bab 32 TSC 2 Tapi, jangan nakal juga tangannya
37 Bab 33 TSC 2 Masih pak Bara yang dulu.
38 Bab 34 TSC 2 Saling membutuhkan
39 Bab 35 TSC 2 Aku mencintai mu
40 Bab 36 TSC 2 Hari pertama kerja
41 Bab 37 TSC 2 Hm, Kakak. Bagaimana kabar mu?
42 Bab 38 TSC 2 Brengsek.
43 Bab 39 TSC 2 Kangen ..,,
44 Bab 40 TSC 2 Kecewa
45 Bab 41 TSC 2 Nyebelin!!!
46 Bab 42 TSC 2 ADIK SUAMI SAYA
47 Bab 43 TSC 2 Kejamnya pak Bara
48 Bab 44 TSC 2 Maafkan aku, ayah ...
49 Bab 45 TSC 2 Alah, mba bohong ya?
50 Bab 46 TSC 2 Viral
51 Bab 47 TSC 2 Kami memang tak sejalan.
52 Bab 48 TSC Ayah terlalu egois.
53 Bab 49 TSC 2 Kehebohan
54 Bab 50 TSC 2 Yeri, jangan di lepas.
55 Bab 51 TSC 2 Rasa sakit yang tak bertepi
56 Bab 52 TSC 2 Nekad
57 Bab 53 TSC Mampus aku
58 Bab 54 TSC Aku harus pergi
59 Bab 55 TSC 2 Aku takut!
60 Bab 56 TSC 2 Hubby .., aku masih sakit ya.
61 Bab 57 TSC Kekacauan
62 Bab 58 TSC 2 Terlambat! (Baru Menyadari)
63 Bab 59 TSC Insiden kecil
64 Bab 60 TSC 2 Hal kecil
65 Bab 61 TSC 2 Gara-gara Mangga
66 Bab 62 TSC 2 Hubby, masuk angin?
67 Bab 63 TSC 2 Suami ku gak mungkin selingkuh.
68 Bab 64 TSC 2 Istriku duniaku.
69 Bab 65 TSC 2 Saling memahami
70 Bab 66 TSC 2 Merasa orang luar
71 Bab 67 TSC 2 Kenyataan
72 Bab 68 TSC 2 MAMA YANG BERTANGGUNG JAWAB!
73 Bab 69 TSC 2 Mama ada darah!
74 Bab 70 TSC 2 Rasanya terlalu lelah.
75 Bab 71 TSC 2 Aku cemburu
76 Bab 72 TSC 2 Kalau masih takut, jangan ..
77 Promosi Author: Mentari (Memeluk luka)
78 Bab 73 TSC 2 Pelan-pelan by,
79 Bab 74 TSC 2 Aduh, by sakit!!
80 Bab 75 TSC 2 Akan aku tabrak
81 Bab 76 TSC Program baby kembar
82 Bab 77 TSC 2 Sadar
83 Bab 78 TSC 2 Perasaan emosional
84 Bab 79 TSC 2 I love you, Bunda, Papa
85 Bab 80 TSC 2 Bahagia versi sendiri
86 Kebencian: Peluruh Cinta
87 Fatih (Rindu yang belum usai)
88 Si bar-bar Bunga
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Prolog
2
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh ....
3
Bab 1 Ingin menjadi aku, bukan ayah!
4
Bab 2 Dokter Yeri
5
Bab 3 Bersyukur
6
Bab 4 Lagi-lagi dokter Yeri
7
Bab 5 Bertemu
8
Bab 6 E L L E N
9
Bab 7 Bertemu Hendra
10
Bab 8 Jebakan
11
Bab 9 Satu solusi, Menikah!
12
Bab 10 Kehidupan baru
13
Bab 11 Pernikahan
14
Bab 12 Keman Ellen?
15
Gadis Dingin
16
Bab 13 Jangan sentuh istriku!
17
Bab 14 Dokter Asta (Aku mencintainya)
18
Bab 15 Sakit hati
19
Bab 16 Ellen ( Kehidupan Ellen)
20
Bab 17 Pertengkaran
21
Bab 18 Semua berubah.
22
Sepucuk Surat
23
Bab 20 Keputusan
24
Bab 21 Ellen ( Aku kan menyukai kamu.)
25
Bab 22 Mulai merindu
26
Bab 23 Ada patah hati di balik kebahagiaan orang lain.
27
Bab 24 Mencoba Ikhlas
28
The Night moon
29
Bab 25 Sebuah kebenaran
30
Bab 26 Baik, suamiku
31
Bab 27 Kembali bahagia dengan versi masing-masing
32
Bab 28 Kepergian
33
Bab 29 TSC season 2 (Melepas Rindu)
34
Bab 30 TSC 2
35
Bab 31 TSC 2
36
Bab 32 TSC 2 Tapi, jangan nakal juga tangannya
37
Bab 33 TSC 2 Masih pak Bara yang dulu.
38
Bab 34 TSC 2 Saling membutuhkan
39
Bab 35 TSC 2 Aku mencintai mu
40
Bab 36 TSC 2 Hari pertama kerja
41
Bab 37 TSC 2 Hm, Kakak. Bagaimana kabar mu?
42
Bab 38 TSC 2 Brengsek.
43
Bab 39 TSC 2 Kangen ..,,
44
Bab 40 TSC 2 Kecewa
45
Bab 41 TSC 2 Nyebelin!!!
46
Bab 42 TSC 2 ADIK SUAMI SAYA
47
Bab 43 TSC 2 Kejamnya pak Bara
48
Bab 44 TSC 2 Maafkan aku, ayah ...
49
Bab 45 TSC 2 Alah, mba bohong ya?
50
Bab 46 TSC 2 Viral
51
Bab 47 TSC 2 Kami memang tak sejalan.
52
Bab 48 TSC Ayah terlalu egois.
53
Bab 49 TSC 2 Kehebohan
54
Bab 50 TSC 2 Yeri, jangan di lepas.
55
Bab 51 TSC 2 Rasa sakit yang tak bertepi
56
Bab 52 TSC 2 Nekad
57
Bab 53 TSC Mampus aku
58
Bab 54 TSC Aku harus pergi
59
Bab 55 TSC 2 Aku takut!
60
Bab 56 TSC 2 Hubby .., aku masih sakit ya.
61
Bab 57 TSC Kekacauan
62
Bab 58 TSC 2 Terlambat! (Baru Menyadari)
63
Bab 59 TSC Insiden kecil
64
Bab 60 TSC 2 Hal kecil
65
Bab 61 TSC 2 Gara-gara Mangga
66
Bab 62 TSC 2 Hubby, masuk angin?
67
Bab 63 TSC 2 Suami ku gak mungkin selingkuh.
68
Bab 64 TSC 2 Istriku duniaku.
69
Bab 65 TSC 2 Saling memahami
70
Bab 66 TSC 2 Merasa orang luar
71
Bab 67 TSC 2 Kenyataan
72
Bab 68 TSC 2 MAMA YANG BERTANGGUNG JAWAB!
73
Bab 69 TSC 2 Mama ada darah!
74
Bab 70 TSC 2 Rasanya terlalu lelah.
75
Bab 71 TSC 2 Aku cemburu
76
Bab 72 TSC 2 Kalau masih takut, jangan ..
77
Promosi Author: Mentari (Memeluk luka)
78
Bab 73 TSC 2 Pelan-pelan by,
79
Bab 74 TSC 2 Aduh, by sakit!!
80
Bab 75 TSC 2 Akan aku tabrak
81
Bab 76 TSC Program baby kembar
82
Bab 77 TSC 2 Sadar
83
Bab 78 TSC 2 Perasaan emosional
84
Bab 79 TSC 2 I love you, Bunda, Papa
85
Bab 80 TSC 2 Bahagia versi sendiri
86
Kebencian: Peluruh Cinta
87
Fatih (Rindu yang belum usai)
88
Si bar-bar Bunga

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!