Bab 2 Dokter Yeri

Hari terus berlalu. Pagi sekali, saat suara ayah sudah tidak terdengar Aku menuju ruang makan untuk menyambar selembar roti. Aku melakukan ini karena tidak ingin bertemu dengan ayah. Setiap kami berada di ruang yang sama pasti ayah selalu mengomeli ku. Selain karena tidak suka dengan omelan ayah aku juga tidak mau kesehatan ayah terganggu karena terus memarahiku.

"Sstt.."

Tiba-tiba kepalaku terasa sakit. luka di bagian kepalaku kembali terasa.

"Kamu kenapa Rafhta?! " Tante Helna berlari ke arahku.

"Aku harus ke rumah sakit" Ucapku lalu pergi meninggalkan tante Helna yang terlihat khawatir.

Tante Helna adalah pengasuhku. Setelah Ibu meninggal, ayah menikahinya. Aku tidak pernah membencinya, tapi sampai saat ini, aku tidak bisa menerimanya sebagai pengganti Ibu. Meskipun aku tahu dia tulus menyayangiku, tapi bagiku dia tidak lebih dari seorang pengasuhku dan akan tetap seperti itu selamanya.

Cepat-cepat Aku menuju rumah sakit Bunda Husna rumah sakit yang dibangun ayah 30 tahun lalu rumah sakit dengan nama ibu dan khusus ayah persembahkan untuk beliau. Husna adalah nama ibuku. Nama Ibu masih bertengger sebagai nama rumah sakit milik keluarga kami ayah tidak menggantinya meskipun sudah menikahi tante Helna. Satu lagi, nama ibu juga digunakan untuk nama universitas yang didirikan ayah. Universitas Husna Bara. Nama Bara yang diambil dari nama ayahku sendiri. Terdengar seperti masih setia kepada ibuku bukan? tapi anehnya dia malah menikah lagi. Sungguh Aku tidak percaya kalau ayah masih setia dengan cintanya kepada ibu.

Seperti biasanya Jakarta di pagi hari begitu ramai. Jalanan macet karena dipenuhi oleh banyaknya insan yang mulai beraktivitas. Kulihat beberapa pemuda seusiaku melangkahkan kakinya dengan semangat mereka bahagia menuju tempat yang akan dituju. Aku masih memandang mereka dari balik kaca mobil. Ah, kenapa hidupku tidak sebahagia mereka? padahal aku serba kecukupan pergi ke mana saja diantar sopir pribadiku kehidupanku jelas seribu kali lebih baik daripada mereka. Namun sebuah fakta seolah menamparku dengan keras. aku tidak merasa bahagia intinya, mereka bebas memilih kemana kaki akan melangkah.

Setelah melewati drama kemacetan di jalan akhirnya aku sampai di rumah sakit Bunda Husna. Aku menyuruh supir pribadiku untuk pulang. Dia terlihat seperti pengalamanku saja, selalu mengikuti ku kemanapun pergi awalnya dia menolak, tapi aku berdalih akan pulang bareng ayah yang memang sedang berada di rumah sakit. Dia pun percaya dan kembali ke rumah membiarkan aku lepas dari penjagaan ketatnya.

Sebenarnya, dulu aku tidak pernah diikuti pengawal. setelah beberapa kali terlibat perkelahian, ayah mengawasi ku dengan ketat. Kehadiran para pengawal yang selalu mengikuti ku membuat hidupku merasa selalu diawasi. Meskipun penjagaan mereka begitu ketat sesekali mereka lengah saat aku terlibat perkelahian di kampus. Perkelahian kemarin telah membuktikan bahwa aku bisa bebas dari pengawasan mereka.

Hari ini dokter umum pasti sangat sibuk, kulihat begitu banyak pasien yang mengantri di ruang tunggu sambil memegang kartu nomor urut. Karena ini rumah sakit ayah, aku tidak perlu mengantri, bukan? tanpa merasa bersalah sedikitpun aku berjalan menerobos antrian. Meskipun mereka protes tidak akan ada yang bisa menghentikan ku saat setelah satpam berbisik kalau aku adalah anak pemilih rumah sakit ini. Aku langsung berjalan menuju ruang praktik dan menghiraukan suara-suara protes di belakangku ketika kakiku memasuki ruang praktik dokter langsung membentak ku.

"Apa Anda tidak melihat peraturan di sini? di mana sopan santun anda! "

Teriakan dokter itu membuat pasien yang berada di depannya terkejut.

"Dokter Yeri" Gumamku saat membaca name tag miliknya.

Setahuku, nama itu selalu menjadi perbincangan bagi para pasien, bahkan di kalangan para dokter sekalipun. selain Karena kecantikannya, ketenaran dokter Yeri juga disebabkan oleh sikapnya yang jutek Dan dingin sekarang aku malah dengan beraninya memasuki kandang singa. Sial! apakah aku akan menjadi bahan amukan dokter itu?

Dengan angkuh Aku duduk di atas ranjang sambil melipatkan kedua tanganku di dada.

"Cepat tangani kepalaku! "

Suruh ku tidak tahu diri. Entah berapa dokter yang aku perlakukan tidak sopan seperti ini. Aku kan anak ayah, ayah Bara. Jadi aku bebas melakukan apapun karena ini rumah sakit ayah sombongnya diriku.

"Kamu beneran tidak bisa baca ya? siapapun tidak diperbolehkan masuk saat dokter sedang menangani pasien-pasiennya! "

"Kenapa? kalian tidak sedang berbuat mesum, kan?" t

Tanya aku sambil menatap seorang pria dewasa yang duduk tepat di depanku. Pria itu gelagapan. Sekarang dia tidak berani lagi melihat mataku. Ucapanku bagaikan mantra penenang dokter Yeri tidak bersuara lagi. Mungkin karena dia merasa dipermalukan olehku atau karena sudah jengkel dengan sikapku yang semena-mena. Mereka harus mengingat suatu hal. aku Raftha anak pemilik rumah sakit ini. Jika mereka menghormati ayahku maka mereka harus menghormati ku juga.

Aku melihat dokter Yeri telah selesai berbicara dengan pasiennya. Perempuan itu kemudian menghampiriku.

"Kamu jangan bicara yang tidak-tidak, " Ujar dokter Yeri sembari membuka perban di kepalaku..

"Jatuh? atau kecelakaan? "

Tanyanya kemudian. Tidak ada raut tenang sedikitpun. Dokter Yeri menatapku dengan datar dan seolah mengintimidasi. Ternyata gosip tentang dirinya benar aku harus mencoba tenang dan jangan sampai dia kembali meledak seperti tadi bisa-bisa aku yang malah ditendang oleh dia keluar.

"Berkelahi." Jawabku seadanya.

"Dalam ajang kejuaraan apa? apa disiarkan di televisi? "

Ujarnya dengan nada mengejek meskipun jarak umurnya denganku hanya terpaut 3 tahun lebih tua aku tidak akan menghormati perempuan ini. Kalau bukan karena dia membantuku untuk mengganti perban sudah ku pastikan tangannya tidak akan berfungsi lagi.

"Menyelamatkan Sang Putri. Live di perpustakaan kampus kemarin sore. "

"Menang? "

"Kalah telak dua lawan satu "

Jawabku dengan nada kesal.

Dokter Yeri menjauhkan tangannya dari kepalaku dia menatapku dengan tatapan mengejek. Oh tidak, dia menguji kesabaranku. Berikutnya, dia kembali mendekat dan fokus mengganti perbanku. Aku merasakan jarak kami begitu dekat. Bahkan, aku bisa mendengar deru nafasnya yang menghembus di wajahku.

"Ohukk!"

Aku sampai berbatuk-batuk karena menahan nafas.

"Sial, kenapa bisa berdebar-debar seperti ini?"

"Jangan tegang. Rileks ..," Ujarnya mencoba menenangkan ku.

Mungkin dokter Yeri merasa biasa saja sedekat ini dengan orang lain namun aku belum pernah berada di posisi seperti ini. Ini benar-benar menyiksa, rasanya jantungku akan segera meledak.

"Sudah selesai."

Perkataan dokter Yeri membuatku lega. Akhirnya penderitaan ini usai.

"Terimakasih!" U

jarku kemudian bergegas meninggalkan ruangan. Aku masih sempat melihat dokter Yeri yang menatapku. Tatapannya berbeda, terlihat intens dari sebelumnya.

"Apa dia menyukaiku? Tidak mungkin.," Gumamku di perjalanan. Pasti ini karena dia heran mendengar kata terima kasih dariku.

Aku berjalan melewati lorong demi lorong koridor rumah sakit yang sepi untuk menemui ayah sebelum sampai ke ruangan kerja ayah aku mematung dalam kesunyian di lorong itu.

"Apa aku pantas bersikap seperti itu kepada dokter Yeri? kenapa juga dia heran dengan kata terima kasih dariku? Ah, aku lupa, sudah lumrah kalau aku seenaknya datang dan lalu pergi sesuka hati. Pantas saja dokter Yeri menatapku seperti itu. atau selama ini aku sudah keterlaluan kepada dokter-dokter di sini? kenapa juga dengan jantungku ini? sudahlah, lebih baik aku ke ruangan ayah."

Bersambung ...

Jangan lupa Like, Hadiah, komen dan Vote Terimakasih ...

Terpopuler

Comments

Rayyan 98

Rayyan 98

awas jatuh cinta🥰

2024-06-06

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh ....
3 Bab 1 Ingin menjadi aku, bukan ayah!
4 Bab 2 Dokter Yeri
5 Bab 3 Bersyukur
6 Bab 4 Lagi-lagi dokter Yeri
7 Bab 5 Bertemu
8 Bab 6 E L L E N
9 Bab 7 Bertemu Hendra
10 Bab 8 Jebakan
11 Bab 9 Satu solusi, Menikah!
12 Bab 10 Kehidupan baru
13 Bab 11 Pernikahan
14 Bab 12 Keman Ellen?
15 Gadis Dingin
16 Bab 13 Jangan sentuh istriku!
17 Bab 14 Dokter Asta (Aku mencintainya)
18 Bab 15 Sakit hati
19 Bab 16 Ellen ( Kehidupan Ellen)
20 Bab 17 Pertengkaran
21 Bab 18 Semua berubah.
22 Sepucuk Surat
23 Bab 20 Keputusan
24 Bab 21 Ellen ( Aku kan menyukai kamu.)
25 Bab 22 Mulai merindu
26 Bab 23 Ada patah hati di balik kebahagiaan orang lain.
27 Bab 24 Mencoba Ikhlas
28 The Night moon
29 Bab 25 Sebuah kebenaran
30 Bab 26 Baik, suamiku
31 Bab 27 Kembali bahagia dengan versi masing-masing
32 Bab 28 Kepergian
33 Bab 29 TSC season 2 (Melepas Rindu)
34 Bab 30 TSC 2
35 Bab 31 TSC 2
36 Bab 32 TSC 2 Tapi, jangan nakal juga tangannya
37 Bab 33 TSC 2 Masih pak Bara yang dulu.
38 Bab 34 TSC 2 Saling membutuhkan
39 Bab 35 TSC 2 Aku mencintai mu
40 Bab 36 TSC 2 Hari pertama kerja
41 Bab 37 TSC 2 Hm, Kakak. Bagaimana kabar mu?
42 Bab 38 TSC 2 Brengsek.
43 Bab 39 TSC 2 Kangen ..,,
44 Bab 40 TSC 2 Kecewa
45 Bab 41 TSC 2 Nyebelin!!!
46 Bab 42 TSC 2 ADIK SUAMI SAYA
47 Bab 43 TSC 2 Kejamnya pak Bara
48 Bab 44 TSC 2 Maafkan aku, ayah ...
49 Bab 45 TSC 2 Alah, mba bohong ya?
50 Bab 46 TSC 2 Viral
51 Bab 47 TSC 2 Kami memang tak sejalan.
52 Bab 48 TSC Ayah terlalu egois.
53 Bab 49 TSC 2 Kehebohan
54 Bab 50 TSC 2 Yeri, jangan di lepas.
55 Bab 51 TSC 2 Rasa sakit yang tak bertepi
56 Bab 52 TSC 2 Nekad
57 Bab 53 TSC Mampus aku
58 Bab 54 TSC Aku harus pergi
59 Bab 55 TSC 2 Aku takut!
60 Bab 56 TSC 2 Hubby .., aku masih sakit ya.
61 Bab 57 TSC Kekacauan
62 Bab 58 TSC 2 Terlambat! (Baru Menyadari)
63 Bab 59 TSC Insiden kecil
64 Bab 60 TSC 2 Hal kecil
65 Bab 61 TSC 2 Gara-gara Mangga
66 Bab 62 TSC 2 Hubby, masuk angin?
67 Bab 63 TSC 2 Suami ku gak mungkin selingkuh.
68 Bab 64 TSC 2 Istriku duniaku.
69 Bab 65 TSC 2 Saling memahami
70 Bab 66 TSC 2 Merasa orang luar
71 Bab 67 TSC 2 Kenyataan
72 Bab 68 TSC 2 MAMA YANG BERTANGGUNG JAWAB!
73 Bab 69 TSC 2 Mama ada darah!
74 Bab 70 TSC 2 Rasanya terlalu lelah.
75 Bab 71 TSC 2 Aku cemburu
76 Bab 72 TSC 2 Kalau masih takut, jangan ..
77 Promosi Author: Mentari (Memeluk luka)
78 Bab 73 TSC 2 Pelan-pelan by,
79 Bab 74 TSC 2 Aduh, by sakit!!
80 Bab 75 TSC 2 Akan aku tabrak
81 Bab 76 TSC Program baby kembar
82 Bab 77 TSC 2 Sadar
83 Bab 78 TSC 2 Perasaan emosional
84 Bab 79 TSC 2 I love you, Bunda, Papa
85 Bab 80 TSC 2 Bahagia versi sendiri
86 Kebencian: Peluruh Cinta
87 Fatih (Rindu yang belum usai)
88 Si bar-bar Bunga
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Prolog
2
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh ....
3
Bab 1 Ingin menjadi aku, bukan ayah!
4
Bab 2 Dokter Yeri
5
Bab 3 Bersyukur
6
Bab 4 Lagi-lagi dokter Yeri
7
Bab 5 Bertemu
8
Bab 6 E L L E N
9
Bab 7 Bertemu Hendra
10
Bab 8 Jebakan
11
Bab 9 Satu solusi, Menikah!
12
Bab 10 Kehidupan baru
13
Bab 11 Pernikahan
14
Bab 12 Keman Ellen?
15
Gadis Dingin
16
Bab 13 Jangan sentuh istriku!
17
Bab 14 Dokter Asta (Aku mencintainya)
18
Bab 15 Sakit hati
19
Bab 16 Ellen ( Kehidupan Ellen)
20
Bab 17 Pertengkaran
21
Bab 18 Semua berubah.
22
Sepucuk Surat
23
Bab 20 Keputusan
24
Bab 21 Ellen ( Aku kan menyukai kamu.)
25
Bab 22 Mulai merindu
26
Bab 23 Ada patah hati di balik kebahagiaan orang lain.
27
Bab 24 Mencoba Ikhlas
28
The Night moon
29
Bab 25 Sebuah kebenaran
30
Bab 26 Baik, suamiku
31
Bab 27 Kembali bahagia dengan versi masing-masing
32
Bab 28 Kepergian
33
Bab 29 TSC season 2 (Melepas Rindu)
34
Bab 30 TSC 2
35
Bab 31 TSC 2
36
Bab 32 TSC 2 Tapi, jangan nakal juga tangannya
37
Bab 33 TSC 2 Masih pak Bara yang dulu.
38
Bab 34 TSC 2 Saling membutuhkan
39
Bab 35 TSC 2 Aku mencintai mu
40
Bab 36 TSC 2 Hari pertama kerja
41
Bab 37 TSC 2 Hm, Kakak. Bagaimana kabar mu?
42
Bab 38 TSC 2 Brengsek.
43
Bab 39 TSC 2 Kangen ..,,
44
Bab 40 TSC 2 Kecewa
45
Bab 41 TSC 2 Nyebelin!!!
46
Bab 42 TSC 2 ADIK SUAMI SAYA
47
Bab 43 TSC 2 Kejamnya pak Bara
48
Bab 44 TSC 2 Maafkan aku, ayah ...
49
Bab 45 TSC 2 Alah, mba bohong ya?
50
Bab 46 TSC 2 Viral
51
Bab 47 TSC 2 Kami memang tak sejalan.
52
Bab 48 TSC Ayah terlalu egois.
53
Bab 49 TSC 2 Kehebohan
54
Bab 50 TSC 2 Yeri, jangan di lepas.
55
Bab 51 TSC 2 Rasa sakit yang tak bertepi
56
Bab 52 TSC 2 Nekad
57
Bab 53 TSC Mampus aku
58
Bab 54 TSC Aku harus pergi
59
Bab 55 TSC 2 Aku takut!
60
Bab 56 TSC 2 Hubby .., aku masih sakit ya.
61
Bab 57 TSC Kekacauan
62
Bab 58 TSC 2 Terlambat! (Baru Menyadari)
63
Bab 59 TSC Insiden kecil
64
Bab 60 TSC 2 Hal kecil
65
Bab 61 TSC 2 Gara-gara Mangga
66
Bab 62 TSC 2 Hubby, masuk angin?
67
Bab 63 TSC 2 Suami ku gak mungkin selingkuh.
68
Bab 64 TSC 2 Istriku duniaku.
69
Bab 65 TSC 2 Saling memahami
70
Bab 66 TSC 2 Merasa orang luar
71
Bab 67 TSC 2 Kenyataan
72
Bab 68 TSC 2 MAMA YANG BERTANGGUNG JAWAB!
73
Bab 69 TSC 2 Mama ada darah!
74
Bab 70 TSC 2 Rasanya terlalu lelah.
75
Bab 71 TSC 2 Aku cemburu
76
Bab 72 TSC 2 Kalau masih takut, jangan ..
77
Promosi Author: Mentari (Memeluk luka)
78
Bab 73 TSC 2 Pelan-pelan by,
79
Bab 74 TSC 2 Aduh, by sakit!!
80
Bab 75 TSC 2 Akan aku tabrak
81
Bab 76 TSC Program baby kembar
82
Bab 77 TSC 2 Sadar
83
Bab 78 TSC 2 Perasaan emosional
84
Bab 79 TSC 2 I love you, Bunda, Papa
85
Bab 80 TSC 2 Bahagia versi sendiri
86
Kebencian: Peluruh Cinta
87
Fatih (Rindu yang belum usai)
88
Si bar-bar Bunga

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!