RP bab 5

...----------------...

"Ayah. Satriyo tidak percaya, pertanyaan tidak berperasaan itu terlontar dari seorang Ayah untuk putri kandungnya sendiri." Satriyo menatap kecewa ayah Sagara.

"Mas, jangan kelewatan!" Bunda Senja ikutan bersuara.

Rasanya lidahku keluh dan hatiku menangis pilu, tenggorokanku tercekat seperti tersumbat sesuatu. Aku menelan kasar air ludahku sendiri, menutup kuat kedua mata agar tidak ada embun yang menggenang di pelupuk mataku. Jangan menangis May, hal seperti ini sudah biasa kamu dapatkan. Kamu pasti bisa, pasti kuat. Tak henti-hentinya aku menyemangati diriku sendiri, memeluk erat jiwaku.

Ku bingkai wajahku dengan seulas senyum, lalu pandanganku bertemu dengan wajah tegas sosok laki-laki yang menjadi cinta pertamaku.

"Ayah, dulu Bunda sering menceritakan masa kecil May, kalimat pertama yang May ucapkan saat sudah bisa merangkai huruf ialah, Yah Yah Yah. Ayah adalah kata pertama yang mampu May sebut dan panggil secara sempurna,"

"Padahal pada waktu itu Bunda sama sekali tidak pernah mengenalkan sosok Ayah pada May, tetapi alam bawah sadar May secara spontanitas mengetahui akan keberadaan Ayah. Dan jiwa May terhubung dengan Ayah, karena sejatinya May adalah darah dagingnya Ayah," masih dengan senyum yang sama aku menatap hangat wajah Ayah.

"Lantas ketika sudah dewasa. Bagaimana mungkin May tega mencoreng kening Ayah dengan arang. Membuat malu Ayah dengan melempar aib kehadapan publik. Bagaimana bisa May memiliki keberanian untuk membuat Ayah malu, sedangkan selama ini Ayah yang menanamkan nilai-nilai kehidupan kepada May, serta mengokohkan raga dan jiwa May dengan pondasi agama yang kuat."

Dibalik hijab besar yang aku kenakan, berulangkali aku menusuk pelan kulit perutku dengan jarum pentul, agar tetap sadar diri dan tidak larut dalam kesedihan yang dapat membuat air mataku membasahi pipi.

Tante Bintang dan Bunda merentangkan tangan mereka, membawaku dalam rangkulan hangat yang hanya dapat diterima oleh ragaku, tetapi tidak dengan hatiku yang telah membatu.

"Bagaimana pendapatmu, Muntaz? semua keputusan ada di tangan kalian berdua." ayah bertanya dengan raut lembut menatap menantunya serta Mahira. Dulu diam-diam aku sering menangis melihat bagaimana tidak adilnya Ayah kepadaku, sekarang tidak lagi. Aku sudah tidak mengharapkan apa-apa lagi dari keluarga terhormat ini.

"Saya setuju, Ayah. Asalkan Hira tetap bersama saya." terlihat Muntaz mengecup sayang pelipis istrinya.

"Baiklah. Jika semua menyetujui, maka apa boleh buat. Ayah selaku kepala keluarga, hanya ingin mengingatkan! kalian bertiga harus konsisten. Dari awal hingga selesai masa May mengandung dan melahirkan. Jangan ada keributan, apalagi perpecahan hubungan persaudaraan. Dan kamu Maysarah, sebelum terlanjur melakukan prosedur. Ayah ingin kamu terlebih dahulu membuat surat perjanjian!"

"Maksudnya, Yah?" aku sungguh tidak paham dengan perkataannya.

"Ayah ingin kamu membuat surat pernyataan, bahwasanya selama kamu hamil dan melahirkan nanti, kamu tidak boleh mengganggu apalagi merusak hubungan rumah tangga Mahira dan Muntaz!"

"Dan satu lagi, walaupun kalian bersaudara serta pernah satu rahim dalam kandungan Bunda kalian. Tetap saja anak yang kamu lahirkan nanti, sepenuhnya akan menjadi milik Mahira. Rahimmu hanyalah wadah tempat berkembangnya janin mereka."

Aku sampai melebarkan pupil mata, gak percaya akan perkataan Ayah yang baru saja aku dengar. apakah dalam benak dan pikirannya aku sepicik itu. Batinku memberontak ingin melepaskan rasa sesak di dadaku yang kian menghimpit. Melihatku yang menatap tanpa kedip kearahnya, Ayah melanjutkan kalimat beracunnya lagi.

"Ayah berkata seperti ini, bukan berarti tidak menyayangi mu, Maysarah. Ayah hanya ingin mencegah kemungkinan-kemungkinan yang bakal kita temui di kemudian hari. Apalagi wanita hamil memiliki hormon yang tidak dapat dikendalikan apalagi diprediksi. Maka dari itu sedari awal Ayah ingin May, Hira, dan kamu Muntaz, harus bisa terlebih dahulu mengantisipasinya."

Ku lihat Muntaz mengangguk tanda menyetujui. Sedangkan Hira menatap tajam mataku. Seolah-olah memperingatkan jangan sampai diriku melewati batasan kami nantinya.

"Ayah, May setuju. Silahkan buat surat perjanjian itu, begitu selesai akan langsung May tanda tangani." Aku melepaskan genggaman tangan Bunda dan tante Bintang. Lalu berdiri, berusaha melangkah cepat supaya tidak ada satupun orang yang mengetahui mataku telah mengembun dan siap menjatuhkan buliran bening. Lagi-lagi aku lemah, selalu saja hatiku berhasil terprovokasi oleh perkataan mereka yang tidak berprikemanusiaan.

                   ***

          POV Author

"May, buka pintunya. Aku ingin berbicara denganmu!" Seru Hira sembari mengetuk pintu kamar Maysarah.

May segera memutar kunci dan mempersilahkan Hira untuk masuk. Untung saja May sudah membasuh wajah berulangkali agar tidak ada jejak air mata yang terlihat.

"Mau bicara apa lagi, Hira? bukannya tadi kita sudah menyelesaikan semua pembahasan." tanya May dengan nada ketus.

"Apa sebenarnya tujuan utamamu, May? aku tidak percaya dengan segala mulut manismu tadi. Pasti ada yang sedang dirimu rencanakan, kan?"

"Kamu gak perlu percaya, Hira. Cukup terima saja kebaikanku. Agar kita sama-sama mendapatkan apa yang kita inginkan."

"Jangan bermain kata-kata denganku, May!"

"jangan membentak ku, Mahira!" emosi May tersulut mendengar nada tinggi Hira. ia mengacungkan jari telunjuknya tepat di depan wajahnya. "Berhentilah bersikap dan berbuat semau mu, Hira! ayo kita bekerja sama. Sampai aku berhasil melahirkan anakmu. Setelah itu mari kita saling menjauh."

"Jahat kamu May! gak punya hati!" Pekik Hira.

"Benar. Aku memang jahat tuan Putri yang baik budi, dan kau mau tahu tidak? siapa yang membuatku sejahat ini? Dirimu Mahira! kau berhasil membuatku menjadi seperti pemeran antagonis dan dirimu lah si tuan Putri protagonisnya."

"Tujuh tahun Hira! selama kurun waktu itu kalian memperlakukan diriku sebagai bayangan yang hanya diperkenankan mengiringi langkahmu. Aku tak ubahnya boneka yang sudah disetting untuk menurut tanpa diberi kesempatan menyuarakan pendapat apalagi menuntut hakku sebagai seorang anak!" Pekik May dengan nada mencemooh.

Air Matanya sudah tidak dapat lagi ia bendung. Hatinya seperti ditusuk ribuan jarum, saat kilasan masa lalu berebut memenuhi memori otaknya. Bagaikan suara kaset rusak yang berdengung di telinganya.

May mengguncang kuat kedua lengan atas Hira. "Aku dan kamu sama-sama seorang anak, kita pernah hidup dalam rahim yang sama selama sembilan bulan. Lahir pun di waktu yang sama, lalu bersama kita tumbuh besar, tetapi kenapa Hira? semenjak memasuki usia remaja aku mulai diperlukan tidak sama, padahal aku tidak pernah berbuat salah apalagi melakukan kejahatan."

May meluruh, tubuhnya roboh, beban hidupnya tidak mampu menahan bobot badannya. Kesakitan hatinya sudah tidak bisa terobati. Rasa kecewanya menjadikan dirinya merasa tidak berarti di dunia ini.

Mahira membekap mulutnya, ia ikut menangis tergugu, tidak menyangka jika May yang selama ini ia kenal tabah, sabar dan kuat, bisa terlihat begitu lemah. "May, maaf... maafkan aku." Hira menangis tak kalah kencangnya, dipeluknya tubuh bergetar sang kakak.

"Terlambat Hira, permintaan maafmu sudah tidak berarti apa-apa lagi, bahkan perlakukan manis kalian nantinya juga tidak akan mampu menyentuh dasar jiwaku. Jadi aku mohon, biarkan aku memenuhi janji kita sebagai baktiku untuk terakhir kalinya. Beri kesempatan rahimku untuk melunasi janji ku kepadamu, Hira." May bergumam lirih membalas pelukan sang adik.

"Rahim perjanjian apa, May...?"

     ~Bersambung ~

Terpopuler

Comments

Elizabeth Yanolivia

Elizabeth Yanolivia

ceritanya keren, ada unsur manipulatif, playing victim, red flag, dll 😁

2024-07-04

0

Indah Dewi

Indah Dewi

Si Sagara mulut nya pengen di lakban kali ya biar gak bisa ngomong😤😤

2024-05-25

1

Indah Dewi

Indah Dewi

Kasian tapi kesel juga😭😭😭

2024-05-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!