Setelah diberitahu dengan nada ketus oleh Silvia, Kendra pun berencana mengunjungi Lab dimana Servo dirawat inap. Kelak dia akan melakukan kunjungan singkat, karena akan dilakukan setelah jam kerjanya selesai.
"Bos, ini ada satu lagi mau interview" seru Jean tiba-tiba datang dari ruang depan. Kendra saat ini berada di ruangan manager. Sejak John dan Nathan absen untuk beberapa Minggu keluar kota, membuatnya mustahil tidak merekrut tambahan pekerja baik pria maupun wanita.
Namun dikarenakan konsep Female Automobile baru-baru ini diterapkan, membuat Kendra harus mencari pekerja wanita yang suka perbengkelan. Sejauh ini tak ada yg berminat atau sesuai kualifikasinya.
Tak lama, seorang wanita agak jangkung namun berotot dan berambut hitam dengan shadow merah muncul di kantornya. Kendra bisa menebak bahwa gadis ini pastilah ahli bela diri. Sejenak kedua wanita ini saling menilai. Kendra berkulit agak gelap namun beraset besar, sementara wanita baru ini pendek namun kulitnya putih dengan sedikit tato di belakang lehernya. Kendra mempersilakannya duduk sambil tersenyum.
"Baiklah, nama anda...?" tanya Kendra memulai interview.
"Stella Norris" jawabnya pelan.
"Baik, Stella, Apa saja kemampuanmu yang relate dengan perbengkelan dan apakah kamu mau belajar seandainya kamu tak tahu sesuatu?" tanya Kendra to the point. Wajahnya datar tanpa ekspresi, membuat Stella gugup.
"S-saya pernah ikut balap motor dan sudah pensiun... Jadi saya tahu basic dari komponen motor dan memperbaiki semampu saya..." ucap Stella agak terbata-bata. Lalu Kendra mulai berdiskusi soal komponen dan tipe-tipe kerusakan yang sering terjadi. Sampai akhirnya dia membawa Stella berkeliling tokonya ini sambil bertanya berbagai nama komponen. Karena takutnya gadis itu hanya paham teori saja.
Ternyata Stella lumayan paham luar dalam motor dan beberapa komponen mobil.
"Baiklah, Stella, kau akan menjalani masa probation dua bulan. Kalau performamu bagus, maka kamu akan kunaikkan ke level pekerja tetap ya?" ucap Kendra ketika mereka telah selesai tur dan berada di pintu luar.
"S-siap, bos!!" sahut Stella. Lalu dia pun berlalu dari bengkel tersebut.
****
Ketika jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam, Kendra pun menutup tokonya dengan cepat. Sebelumnya dia telah menelepon Lab dimana Servo dirawat, namun ternyata khusus pria itu, tidak ada batas kunjungan, yang berarti Kendra bebas datang kapan saja.
Begitu tiba di laboratorium, suasana cukup sepi. Namun penjaga tetap ada. Kendra segera mendekatinya
"Permisi, saya..."
"Oh, dengan nona Kendra? Madam Renata telah menunggu anda di lobi utama, silakan masuk!!" seru si penjaga. Sejenak Kendra tertegun, bagaimana si penjaga tahu wajah dia, padahal ini baru pertama kalinya dia ke tempat ini.
Namun dia tak mau pusing, dan tetap mengikuti si penjaga ke lobi lab. Di lobi tersebut telah menunggu seorang wanita paruh baya yang sedang asik meneliti tablet pc-nya. Ketika melihat Kendra, wanita itupun tersenyum sambil memasukkan tablet itu kembali ke tas kerjanya.
"Kendra ya?" sambut Renata, Kendra mengangguk cepat dan memperkenalkan diri, "Ikutlah dengan saya. Frank, kembalilah ke pos!"
"Siap, Mam!" sahut si penjaga yang tadi mengantar Kendra.
Renata dan Kendra pun berjalan beriringan menuju lift. Ketika lift tiba, mereka pun masuk dan Renata membawa mereka berdua menuju lantai 30, lantai paling atas.
"Servo tak benar-benar dirawat sebenarnya. Dia sedang diperiksa secara mendalam. Namun pemeriksaan ini membutuhkan waktu lama, karena itulah..." ucap Renata menerangkan keadaan pria itu. Kendra hanya ber-Oh ria sambil mengangguk paham.
Ketika tiba, Kendra melihat lorong dengan beberapa pintu serta tembok putih dan lantai berkarpet. Renata pun mengajaknya ke salah satu pintu di sebelah kiri, yang letaknya hampir di ujung lorong.
Pintu yang didatangi, dipasang pengaman sidik jari dan retina scanner. Sejenak Kendra sekarang paham mengapa kunjungan tidak dibatasi. Siapa pula bisa membobol keamanan tingkat tinggi macam ini? batinnya.
Di dalam ruangan, terdapat dua orang asisten lab sedang memonitor ruangan yang disekat kaca anti peluru dibagian lebih dalam ruangan tersebut. Sementara di dalam ruangan itu, terbaring Servo yang mengenakan pakaian serba putih dan celana pendek putih mirip boxer.
Sementara diatasnya terdapat semacam lampu scanner berwarna hijau yang selalu mendiagnosa keadaannya setiap beberapa detik sekali. Renata meminta kedua asistennya untuk memberi ruang untuknya. Dia ingin menjelaskan beberapa hal ke Kendra,
"Servo meminta kami memeriksa anomali fisik atau kemampuan dia yang kami belum yakin hasilnya. Yang jelas... ini adalah letak dimana keanehan terjadi di tubuhnya..." ucap Renata sambil menunjuk layar negatif dari badan Servo, tepatnya dia menunjuk sebuah saluran aneh yang menghubungnya kedua telapak tangan Servo dengan otaknya.
Saluran itu berwarna biru cerah, dan selalu terdapat aliran yang bolak-balik antara kedua titik tersebut. Kendra mengernyit bingung.
"Jangan khawatir, saat ini saluran tersebut tidak memberi dampak negatif apa-apa ke fisik Servo. Dia hanya pernah bilang kalau fenomena aneh selalu terjadi ketika dia sedang tidur. Karena itulah dia menjalani pemeriksaan ini" tambah Renata melegakan kecemasan Kendra sedikit.
"I-itu apa ya...?" celetuk Kendra sambil menunjuk bagian mata Servo.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Emma
Suka banget sama karakter dalam cerita ini, semoga terus berkembang 🌟
2024-05-14
1