"Hah? Servo dirawat inap, Tan?" tanya Silvia terkejut. Padahal dirinya baru saja ingin mengerjai sahabat jahilnya itu.
"Iya, kamu bisa hubungi Kendra? Saya ga tau nomornya?!" ucap Renata. Tanpa diketahuinya, Silvia tampak sedikit geram mendengar nama Kendra. Namun dia berusaha menyembunyikan emosinya saat ini. Belum waktunya baginya untuk berbucin ria.
"Itu gampang, Tan, nanti Silvi bilangin deh!" setelah itu sambungan pun ditutup. Silvia pernah mengunjungi toko milik Kendra. Harus diakui olehnya Kendra memiliki aset jauh lebih sempurna dibanding dirinya, yang kalo istilah Amerika, berbodi petite. Dia bahkan sejak saat itu berusaha tampil dan berpakaian mirip Kendra agar Servo berpaling. Namun apa daya, mungkin Servo masih utamakan fisik sejauh ini.
Dengan kesal, Silvia mendatangi kulkas, membukanya dan meminum lagi beberapa teguk susu.
"Puaah! Segerrr!!" celetuknya. Dia pun kembali ke kamarnya untuk berfokus kembali ke tugas kuliahnya. Mencoba menyingkirkan rasa iri dalam dirinya.
****
Seorang pemuda jangkung terdiam menatap sebuah buku. Buku tersebut cukup tua, mengingat betapa hampir semua halamannya tampak terbuat dari perkamen, semacam kertas yang menurut info orang jaman dahulu kala, terbuat dari kulit kayu. Bagi sebagian besar manusia di usia pemuda itu, pastilah menganggap Gilet, seorang yang luar biasa Nerd.
Hanya karena dirinya kemana-mana sering membawa buku. Namun apabila buku itu absen, Gilet tampak lebih seperti manusia remaja pada umumnya. Seperti manusia? Benar sekali. Sayangnya Gilet Ironwood, begitu nama lengkapnya, adalah seorang Wood Elf yang telah menetap di bumi selama hampir 12 tahun bersama ibunya. Dikarenakan darah Wood Elf-nya, membuat Gilet sangat lambat dalam berkembang secara fisik alias awet muda.
Kini setelah dia di usia 362 tahunnya, fisiknya mirip seperti pemuda kuliahan. Ibunya, Rosalind, yang mendengar itu, menganggap ini sebuah kesempatan bagi Gilet untuk belajar mengenai pengobatan tradisional ala manusia. Berkat gemblengan ibunya selama di Bumi, membuat Gilet tak menolak untuk didaftarkan di universitas ternama di Los Angeles, Amerika.
Walau dirinya dan sang Ibu telah tinggal secara mandiri, namun mereka masih di bawah pengawasan seorang wanita renta bernama Bernadette. Berkat wanita inilah, membuat hidup Gilet dan Rosalind, setidaknya lebih terjamin. Rosalind yang menyamar sebagai bidan herbology, dapat membuka jasa penyembuhan alternatif. Sehingga membuat Gilet juga tak bisa menghindar untuk tidak mendaftar kuliah.
"DARR!!" seseorang membuyarkan lamunan dan mengangetkannya. Gegas dia menoleh dan mendapati seorang gadis cantik namun jahil itu menyapanya, "Ngapain lo, Gil! Jangan kelamaan ngelamun! Nanti kesambet, gw ga nanggung ye!" seru gadis itu sambil tetap melanjutkan perjalanannya menuju kampus.
Gilet hanya salah tingkah dan dirinya juga merutuki diri sendiri mengapa dia tak merespon. Gadis itu, Silvia namanya, adalah teman seangkatannya, walau jurusan mereka berbeda. Gilet mengambil jurusan Kedokteran, sementara Silvia, di fakultas Deep Science atau secara gamblangnya, Silvia ingin menjadi ilmuwan.
Tersenyum, Gilet hanya dapat menatap punggung gadis itu dengan detak jantung tak teratur di dadanya. Bergegas, dia pun menyusul mengikuti Silvia. Penampilan Gilet saat ini, dia dituntut untuk selalu menyamarkan telinganya yang agak lebih panjang, baik secara sihir maupun menggunakan hoodie. Namun karena kini dia sedang berada di kampus, dia lebih memilih menggunakan sihirnya agar tak terlihat mencurigakan.
Hidup selama dua belas tahun cukup mengajarinya, bahwa manusia selalu "penasaran" dengan apa saja yang berbeda dari yang lain. Karena itu untuk menghindari keadaan tersebut, Gilet memilih berbaur layaknya mahasiswa normal berkulit agak gelap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments