"Sasuke?!" pekik Sean sambil menunjuk foto di ponsel Gita.
Gadis itu tersenyum dan mengangguk.
***
Keesokan harinya, Jauh di Bandara, seorang pria tampan dari Korea baru saja sampai di ibukota. Pria itu membuka kacamata hitam yang ia kenakan. Kembali ia melirik secarik kertas yang bertuliskan sebuah alamat. Pria itu bernama Wira.
***
Di waktu yang bersamaan dengan itu, Gita kembali terlibat tawuran antar sekolah. Wira yang baru saja kembali dari Korea, terkejut akan peristiwa yang ia saksikan tersebut.
Wira juga melihat Gita yang hendak dipukuli oleh dua orang pria di dalam gerombolan para anak sekolah itu. Dengan cepat, Wira meninggalkan kopernya di pinggir jalan dan meneriaki mereka semua.
"Woii!! Ini ada apa?! Kenapa berantem-berantem gini?!" ucapnya.
Semua anak terdiam melihat pria aneh itu.
"Antek-anteknya siapa nih, Woi?!" teriak Gita.
"Woi, Bocah!" balas Wira menghampirinya. Pria itu memotrek logo sekolah yang melekat di baju seragam gadis itu. "Sekolah kamu harus tau kalo kelakuan kamu kayak gini! Kamu itu cewek!" teriak Wira lagi.
"Apaan sih nih? Gue bacok juga nih pake gesper!" omel Gita.
"Bacok?! Kamu mau ngebacok saya pakai gesper?!" omel Wira lagi. "Orang tua kamu harus tau kelakuan kamu kayak gini!" lanjutnya.
"Woi, ini cecurutnya siapa nih?! Bawa balik aja deh! Ganggu aja!" omel Gita.
"Bukan dari kita!" balas anak-anak STM TELUG.
"Terus siapa nih yang bawa Alien Nyasar nih?!" umpat Gita.
"Alein Nyasar?!" pekik Wira. Ia menghampiri gadis itu dan menjewer telinga Gita dan membuatnya meringis kesakitan. "Saya akan laporkan ini ke pihak sekolah kalian!" tegas Wira dan melepaskan telinga gadis itu.
"Apaan sih ini, Woi?! Udahlah, bubar aja! Kita lanjut besok! Nggak jelas nih orang! Belum pernah disabet pake golok kayaknya," omel Gita.
"Masih aja, mulutnya!" Wira ikut mengomel.
Para peserta tawuran mendadak bubar karena kehadiran pria itu.
Gita berjalan menuju SMA NEGERI SAKURA dan memata-matai Sean yang sedang mengobrol dengan beberapa temannya di lapangan bola.
Sean menyadari kehadiran Gita dari kejauhan. Sontak pria itu menghampirinya. Gita kalang kabut dan memilih untuk jongkok dan menggaruk pasir.
"Lo lagi ngapain?" tanya Sean.
Gita kelabakan dan segera berdiri.
"Lo berak?" tebak Sean.
"Gila kali lo! Ngapain juga gue berak di sini?! Gue nggak se-primitif itu!" bantah Gita dengan cepat.
"Biasanya kalo kucing mau berak, dia garuk-garuk tanah, persis banget kayak lo tadi," ejek Sean sambil terkekeh.
Gita hanya berdiam diri dan tak memiliki alasan untuk melakukan hal semacam ini.
"Lo lagi nungguin gue?" tanya Sean.
"Nggak!" bantah Gita lagi.
"Terus ngapain?" Sean kembali bertanya.
"Ya gue .... Lagi nyari harta karun!" ucap Gita yang sangat tampak bahwa ia tidak bisa berbohong.
"Ow, nyari harta karun," balas Sean. "Ya udah, semangat ya nyarinya!" lanjut Sean dan hendak pergi.
"Sen!" panggil Gita menghentikan langkah pria itu.
"Udah ketemu?" ejek Sean.
"Bukan!" balas Gita. Lalu mereka berdiam diri. Sean menunggu Gita melanjutkan kalimatnya. Sedangkan Gita menunggu Sean bertanya lagi.
Setelah beberapa menit berdiam diri. Tiba-tiba, ponsel Gita berbunyi. Ia membuka pesan yang dikirimkan padanya. Jodi adalah pengirimnya. Setelah mengetahui bahwa Gita dan Sean berpacaran, Jodi semakin memaksa Gita untuk menjauhi pria itu.
"Gue boleh nebeng sama lo?" tanya Gita.
"Tumben," balas Sean.
"Soalnya .... Soalnya .... Kayaknya mau ujan," ucap Gita.
Sean menoleh ke atas langit, matahari memancar dengan penuh semangat untuk menyengat semua manusia di muka bumi.
"Ujan?" balas Sean kebingungan.
"Nggak jadi deh!" ucap Gita yang mendadak kikuk.
"Kok nggak jadi?" tanya Sean lagi.
"Lo banyak tanya!" tegas Gita.
"Ya udah, buru naik! Lo banyak alasan!" bantah Sean.
Tanpa sepatah kata, Gita langsung menaiki motor yang Sean miliki.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments