Sore menjelang magrib, akhirnya Hana dan juga putranya tiba di Jakarta, Hana pun bergegas mencari mushola untuk segera melaksanakan salat magrib bersama Al, selepas magrib Hana segera menuju rumah sahabatnya yang sudah hampir lima tahun tidak ia kunjungi lagi, karena kesibukan masing-masing.
"Bismillah, semoga kamu masih tinggal di sini ya Win, dulu kamu pernah menawariku pekerjaan ketika usahanya Mas Adit benar-benar sedang terpuruk,dan sayangnya Mas Adit tidak pernah memberikan aku ijin untuk bekerja, di matanya tugas seorang istri itu adalah melayani dan mengurus suami dan anak-anak, dan bukan mencari nafkah, padahal saat itu kondisi keluargaku benar-benar sedang jatuh.' batinnya merasa sedih.
Hana terus menelusuri jalan sempit yang hanya cukup di lalui oleh satu kendaraan roda dua saja, kawasan yang sangat padat penduduk ini tidak pernah terlihat sepi, beberapa orang memperhatikan Hana dan Al berjalan, namun dengan ramahnya, Hana selalu menundukkan kepalanya dan memberikan senyum.
Akhirnya Hana dan putranya tiba di depan rumah Wina, rumah pun terlihat sepi dan Hana terus mengucapkan salam, namun lagi-lagi tidak ada yang menjawabnya.
"orangnya gak ada sudah pindah!" ucap salah seorang ibu paruh baya yang mengenakkan daster dengan corak batik.
"maaf Bu, kalau boleh saya tahu pindah kemana ya?" tanya Hana bingung.
Kemudian Ibu paruh baya tersebut mendekati Hana.
"Bun, bagaimana ini? Al sudah sangat lelah!" rengek Al kepada Hana
"si Wina itu sudah jadi l*nte, dan dia sekarang jadi simpanan nya om-om, udah jadi orang kaya die, mana mau tinggal di tempat yang kumuh seperti ini!" sahut si ibu yang mengenakkan daster corak batik.
"astagfirullah, Ibu jangan bohong, Ini semua fitnah kan?" tanya Hana tidak mempercayainya.
"yeee, di bilangin malah ngeyel nih, noh kamu lihat apartemen itu?" tunjuk si ibu paruh baya dengan jari telunjuknya menuju arah gedung yang menjulang tinggi tepat berada di belakang perkampungan ini.
"noh, si Wina ada di apartemen itu, kalau gak salah dia ada di lantai sepuluh, coba saja situ datang kesana!" sambung kembali ibu paruh baya tersebut
Hana pun terdiam, dia tampak ragu untuk datang ke apartemen itu, namun ia juga tidak tega melihat putranya yang sudah kelelahan akibat perjalanan jauh dari kampung menuju kota Jakarta, akhirnya Hana memutuskan untuk menemui sahabatnya di apartemen yang telah di beritahu oleh seorang ibu paruh baya tersebut.
"maaf kalau boleh saya tahu, nama ibu siapa ya?"tanya Hana gugup
"Suketi, panggil aye ibu Suketi, si Wina juga pasti kenal sama aye!" jawab bu Suketi begitu percayadiri
Hana pun akhirnya berpamitan kepada bu Suketi dan ia bergegas menuju apartemen dimana sahabatnya itu tinggal, apalagi malam sudah cukup larut, Hana pun sebenarnya sudah sangat lelah.
Akhirnya sekitar lima belas menit, Hana dan putranya tiba di apartemen tersebut, sebuah apartemen yang sangat mewah dan sepertinya tidak bisa sembarang orang bisa masuk ke tempat ini, Hana pun memutuskan untuk bertanya kepada Security.
"permisi pak, apakah Bapak kenal dengan Wina Andini?" tanya Hana singkat.
"maaf Mba, di sini nama yang Mba sebutkan barusan ada banyak, kalau boleh saya tahu tinggal di lantai berapa dan nomer berapa?" tanya security begitu ramahnya.
"di lantai sepuluh pak, tapi saya tidak tahu nomernya berapa?" jawab Hana kebingungan.
Kemudian si Security mengajak Hana masuk ke dalam lobby dan menanyakan kepada Resepsionis.
"baik Mba, di lantai sepuluh ada dua orang yang namanya sama dengan yang Mba sebutkan barusan!" terang si security.
"Bun, masih belum ketemu ya sama sahabat Bunda?" tanya Al yang sudah beberapa kali menguap karena mengantuk.
"sabar ya Al!" jawab Hana sembari mengusap lembut rambut putranya.
"Mari Mba, saya antarkan Mba dan putranya ke lantai sepuluh, nanti biar saya tanyakan langsung sama pemilik apartemen!" ajak si Security.
"terima kasih sebelumnya pak!" jawab Hana
"panggil saya Dito saja Mba, nanti kalau ada perlu apa-apa, Mba bisa panggil saya!" terang pak Dito sambil memandangi Hana
"Baik pak!"jawab Hana sembari melemparkan senyum tipis.
Akhirnya pak Dito membawa Hana dan Al ke lantai sepuluh, ketika di dalam lift, Hana pun merasa ada yang terus memperhatikan dirinya, dan tidak lain orang itu adalah pak Dito si Security yang tiada hentinya menatapnya.
Sesampainya di lantai sepuluh, pak Dito membawa Hana ke salah satu pemilik apartemen yang memiliki atas nama Wina Andini, bel pun di tekan, dan saat pintu di buka, betapa terkejutnya Hana.
"Wina!" panggil Hana tidak percaya dengan apa yang telah ia lihat di hadapannya.
Wina masih terlihat kusut dan hanya mengenakkan celana hot pants dan juga baju tanpa lengan, serta belahan buah dadanya begitu terekspos dengan nyata, sampai-samai pak Dito tidak berkedip melihat penampilan Wina.
"emmhhh siapa ya? Hooaaammm..!"tanya Wina masih dengan mata menyipit.
"ini aku Hana, Win! Kamu lupa sama sahabatmu?" ucap Hana sembari netranya fokus kepada Wina.
Wina pun kembali mengucek kedua bola matanya!
dan penglihatannya kini sudah kembali normal
"ya ampun, Hana! Kamu kemana saja, Ayo masuk." perintah Wina tersenyum senang
Dengan segera Hana dan juga putranya masuk ke dalam apartemen tersebut.
"Mas Dito, Makasih ya sudah mengantarkan sahabat aku kesini." ucap Wina dengan suara yang menggoda
Hana pun tidak percaya dengan perubahan perilaku serta penampilan dari sahabatnya.
"aku kasih tip buat Mas Dito yang ganteng dan baik hati!" goda Wina sembari mengeluarkan uang kertas berwarna merah dari saku celananya dan memberikannya kepada Pak Dito.
"waduh, makasih banyak Non." ucap pak Dito kegirangan, bagaimana tidak, malam ini pak Dito mendapatkan banyak rezeki nomplok, pertama mengantarkan wanita cantik yang bernama Hana, kedua bisa melihat pemandangan indah dari tubuh sexy nya Wina, dan yang ketiga yaitu dapat tips yang menurutnya lumayan untuk uang rokok dan makan selama jaga di shift malam.
"Win, apa yang telah terjadi sama kamu, Kamu sangat berbeda sekali sekarang?" tanya Hana tidak percaya
Namun wina hanya tersenyum dengan pertanyaan dari sahabatnya itu.
"sudahlah, sebaiknya kamu istirahat dulu saja Han, pasti kamu capek, Hay Al, sudah makan belum?" tanya Wina sembari mengusap lembut kepala Al.
"emmhhhh!"jawab Al tidak berani berkata apa-apa.
tiba-tiba saja perut Al keroncongan, dan Wina pun bisa mendengarnya.
"pasti belum makan ya?" tanya kembali wina
Akhirnya wina memesan makanan untuk Hana dan juga Al, dengan lahapnya Al memakan nasi goreng seafood yang sengaja Wina pesan.
"wah, Ini nasi goreng terenak yang pernah Al makan Tan!" puji Al kepada Wina.
"Al kalau masih lapar, tante Wina pesankan lagi, Mau?" tawar wina
Lalu Hana pun melototi Al, dan Al malah langsung diam dan tertunduk
"gak apa-apa Han, Kasian kan anakmu masih laper tuh!" sahut Wina
"jangan Win, aku sudah merepotkan kamu!" jawab Hana
"Yaelah, cuma nasi goreng doang Han, Kamu itu dari dulu gak berubah ya, selalu gak enakkan!" sungut wina mulai kesal terhadap Hana.
Karena hari sudah larut malam, akhirnya Hana memutuskan untuk segera beristirahat, sedangkan Al sendiri sudah tertidur pulas, mungkin sudah berada di langit ke tujuh, tidak lama kemudian Wina datang ke kamar tamu, dimana Hana sedang menyenderkan punggungnya di dashboard tempat tidur sambil mengusap rambut putranya.
"Aku turut berduka cita ya Han atas kepergian suamimu!" ucap Wina merasa iba
"iya Win, makasih, maaf ya Win, kalau kehadiranku kesini malah merepotkan mu!" cetus Hana.
"merepotkan gimana sih Han, justru aku seneng ada kamu di sini, jadi aku gak kesepian, Oh iya, kamu bisa tahu aku tinggal di sini dari mana Han?" tanya Wina begitu penasaran.
"Dari bu Suketi Win?" jawab Hana.
"oh bu Suketi, tumben-tumbenan dia mau ngasih tahu, biasanya juga diem mulu kayak orang bisu!" ledek wina.
"hush, Kamu jangan kek gitu sama orang yang lebih tua, gak sopan Win!" tegur Hana
"iye..iye, sorry deh bu ustadzah!" sahut wina dengan nada mengejek.
Bersambung...
🌸🌸🌸🌸🌸🌸
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 164 Episodes
Comments
Cah Dangsambuh
kangan jangan tar hana suruh kwrja kaya si wina
2024-11-19
1
#ayu.kurniaa_
.
2024-10-19
1
flower
lah Winda apa Wina sih
2024-10-11
2