Senja pun mulai menghilang bersamaan dengan air mata Jingga.
" masih mau nangis?!" Tyas menegurnya
Jingga hanya menggelengkan kepalanya.
" Mandi sana, temani aku ketempat om dito, aku mau anter pesanan ibuku yang dititipkan ke aku untuk om Dito"
Sekali lagi Jingga hanya menjawab dengan kepalanya tapi kali ini dia menjawab dengan anggukan.
Jingga kembali kekamarnya, mengambil handuk untuk segera mandi, membasuh wajahnya dengan air karena beberapa jam yang lalu dia menangis hingga wajahnya membengkak, dia berkaca "astaga, jeleknya!"
Selesai mandi Jingga kembali ke kamar Tyas.
"Tunggu sebentar ya, aku tunggu Sandi datang, dia mau ambil laptopnya" Sandi adalah pacar Tyas
"iya" Jingga masih enggan bicara karena moodnya sedang berantakan karena kejadian ini
Tak lama kemudian Sandi pun datang bersama temannya. Jingga sama sekali tidak memperhatikan kedatangan Sandi. Pikirannya masih kosong. " Woiii... Melamun aja, kenapa lu??" Sandi menyadarkan Jingga bahwa ada keberadaannya disitu.
Lagi - lagi Jingga tidak terpengaruh, dia hanya membalas Sandi dengan senyuman.
"Kenapa dia??" Sandi masih penasaran bertanya pada sang kekasih
"Leo" Tyas hanya menyebut satu nama itu, Sandi pun sudah paham.
Sandi melihat Jingga dan menggelengkan kepalanya "Hahaha... Sia - sia kecantikanmu menunggu bajingan" Sandi meledek Jingga, karena Sandi tau siapa Leo, hanya saja dia selalu menutupi kejelekan Leo dari Jingga. Sandi tidak ingin mencampuri hubungan orang lain bahkan Sandi pun tidak pernah menceritakan kejelekan Leo didepan Tyas, karena dia tau kalau dia menceritakan pada Tyas, Tyas akan mengadu pada Jingga, dan kalau itu terjadi Tyas yang akan maju lebih dulu menghabisi Leo.
Tyas memang sangat setia kawan, dia tidak ingin orang - orang terdekatnya tertindas atau tersakiti. Dia tidak akan pandang bulu melawan orang - orang itu.
Tyas mencubit perut Sandi " Sudah sana, tidak usah meledeknya lagi, aku capek nunggu dia berhenti nangis lagi"
"ouch, sakiitt sayang" Sandi meringis kesakitan.
Sementara itu ada sosok pria yang memandangi Jingga diatas motor matic berwarna merah.
Dia sedikit mengagumi kecantikan Jingga tapi tidak berani menyapa karena mereka tidak saling kenal
Akhirnya Sandi pun pergi bersama temannya, ditengah jalan Sandi pun berseru " astaga, kenapa aku lupa kenalin kamu ke Jingga, harus nya kalian tadi kenalan"
*Plak* kepala Sandi dipukul oleh temannya
"aahh, t*i ngapain kamu pukul kepalaku?? Kamu yakin ngga mau aku kenalin ke dia?? Dia setia loh walaupun sedikit bego kalau sama cowo"
*Plak* untuk kedua kali nya kepala Sandi dipukul temannya " Sudah ngga usah bahas orang, aku mau pulang cepat tidur capek"
" ishh " Sandi agak sedikit kesal karena kepala nya dipukul temanya sampai 2 kali.
*Dilain tempat*
" Kita makan dulu yok sebelum ketempat om dito, aku laper banget tadi sore aku ngga jadi makan gara - gara menemani kamu nangis"
" mau makan dimana?"
" makan gudeg aja mau? Kebetulan Aku lagi pengen gudeg nih "
" gudeg biasa nya kan? "
"iya"
Akhirnya mereka pun makan dengan tenang, setelah itu mereka melanjutkan perjalanan menuju rumah om nya Tyas.
Dirumah om Dito, Tyas mengobrol dengan om nya, mereka membicarakan tentang keluarganya, bersenda gurau bersama, sementara Jingga hanya memperhatikan mereka, tidak ada yang bisa dia bicarakan karena dia baru mengenal dengan keluarga Tyas yang satu ini. Terlebih lagi mood nya masih belum baik.
Akhirnya malam mulai larut mereka pun pamit pulang, karena kos mereka memiliki jam malam, batas mereka diluar kos hanya sampai jam 10 malam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments