Apartemen Baru

Roni mengajak Bayu dan Yuna mengunjungi Apartemen yang telah ia pilihkan untuk Yuna. Bayu meminta tolong kepada Roni untuk membantunya menjaga Yuna selama berada di Kota S. Bayu tidak ingin Yuna bebas dan melakukan hal semaunya selama berada di Kota S. Oleh karena itu, selain memantau, Bayu juga meminta Roni untuk mendidik Yuna menjadi gadis yang mandiri.

Di perjalanan, Roni memperkenalkan semua tempat-tempat yang layak dikunjungi oleh Yuna. Roni juga menunjukkan Kampus, tempat ia kuliah besok.

"Om Roni rektor di International University ya ?" tanya Yuna.

"Iya, memangnya kenapa Ay ?" tanya Roni penasaran.

Mendengar perkataan Roni yang memanggil Yuna dengan kata "Ay" membuat telinga Bayu geli. Pasalnya panggilan Roni ke Yuna seperti panggilan seorang pasangan. Ia pun jadi ingat bahwa Roni adalah bujang lapuk yang hingga saat ini belum menikah.

"Lo panggil anak gue Ay, memangnya Yuna pacar lo ? Jangan sembarangan Ron !!! Lo itu udah tua, ingat umur !!" kata Bayu asal ceplos. Mendengar ucapan Bayu, Roni mengernyitkan dahinya karena bingung.

"Hei.. Lo jangan menghina gue Bay, nama dia Ayuna kan ? Jadi gue pangil Yuna dengan kata Ay yang gue ambil dari dua huruf awal namanya" jelas Roni secara detail.

"Papa gimana sih !!! Sekarang Papa sendiri kan yang malu?" kata Yuna kesal.

"Papa malu sama Roni ???? Tidak mungkin sayang" kata Bayu sambil tertawa sembari menepuk punggung Roni.

"Papa kamu ini seperti bos yang tidak pernah merasa besalah Ay !!" kata Roni dengan logat seakan mengejek Bayu.

Setelah menempuh perjalanan selama satu jam, Bayu, Roni dan Yuna tiba di Apartemen. Jarak Apartemen Yuna dari kampus memang tidak jauh, hanya saja perlu putar balik yang menyebabkan waktu tiba di kampus lebih lama. Roni segera mengajak Bayu dan Yuna masuk ke dalam Apartemen. Ia menunjukan kelebihan dan kekurangan dari apartemen yang ia pilihkan kepada Bayu dan Yuna.

Apartemen Yuna berukuran kecil akan tetapi perabotan di dalamnya tergolong mewah. Terdapat satu ruang tamu sekaligus ruang menonton TV, satu Ruang Tidur dengan kamar mandi di dalam, satu Dapur sekaligus tempat makan dan satu toilet di luar kamar tidur. Tak lupa Roni menunjukkan sepeda listrik kepada Yuna. Yuna pun bingung saat Roni memberikan sepeda listrik kepadanya.

"ini..ini apa maksudnya om ?" tanya Yuna sembari melihat Roni dan Bayu secara bergantian.

"kamu kalau kemana-mana naik sepeda listrik ini Ay.." kata Roni sembari menepuk jok sepeda listrik Yuna.

"Papa bukankah aku punya mobil ? Aku bisa naik mobil kok? Iya kan om ?" kata Yuna mencoba menolak menaiki sepeda listrik.

"Kamu sudah berjanji kepada Papa untuk mengikuti semua syarat-syarat yang Papa ajukan. Salah satunya yaa sepeda listrik ini sayang. Disini banyak kendaraan lalu lalang, akan berbahaya jika kamu menyetir mobil sendiri" jelas Bayu. Yuna hendak mengelak, akan tetapi ia terjebak dengan keputusan yang telah ia sepakati bersama Bayu.

"Bagaimana Ay ? Apakah kamu bisa menerimanya ?" tanya Roni sembari tersenyum dan menaik turunkan kedua alisnya. Yuna terdiam sejenak memikirkan perkataan Bayu saat itu kemudian ia mengangguk menyetujuinya.

Setelah perdebatan tentang kendaraan ke kampus selesai, Bayu berpamitan kepada Yuna untuk pulang ke Kota T. Sedangkan Roni juga berpamitan untuk pergi ke International University. Sebelum pulang, Bayu memberitahu Yuna bahwa selama ia di Kota S, Roni yang akan menjadi walinya. Roni pun dengan senang hati menerimanya.

"Kalau ada apa-apa hubungi Om ya Ay ??" kata Roni sembari tersenyum kepada Yuna. Sedangkan Yuna hanya tersenyum dan mengangguk.

-Dirgantara Group-

Daniel telihat lelah setelah mempelajari semua berkas tentang bisnis yang akan ia jalankan. Ia merasa heran karena tidak ada satupun klien maupun rekan bisnis yang mengajak meeting. Daniel segera memanggil Johan untuk memastikan jadwalnya. Ia menghubungi Johan dengan ponselnya. Panggilan tersambung akan tetapi tidak dijawab oleh Johan. Daniel pun mulai emosi. Ia pun memanggil Johan secara langsung di ruangannnya.

Saat tiba di depan pintu ruangan Johan, terlihat pintu sedikit terbuka. Daniel mendengar suara orang yang merasakan kenikmatan duniawi. Ia pun mengintip dari pintu yang sedikit terbuka. Alangkah terkejutnya Daniel saat menyaksikan Johan sedang bercinta dengan seorang Office Girl di Kantornya. Daniel tidak menyangka jika pamannya bukan hanya orang yang licik, pembohong dan muka dua. Tetapi juga seorang lelaki yang gemar main perempuan.

"Dasar tua bangka br*ngsek !!!! Beraninya Lo mengkhianati tante gue !!! Gue akan bikin perhitungan sama Lo bangs*t !!!" gumam Daniel dengan emosi yang sudah berada di puncak ubun-ubun.

Daniel memotret dan mendokumentasikan aktivitas di dalam ruangan Johan dengan menggunakan ponselnya. Ia akan membongkar kebusukan Johan di saat dan waktu yang tepat didepan keluarga besarnya. Setelah mendokumentasikan, Daniel bergegas pergi meninggalkan ruangan Johan dan pulang ke Mansion Keluarga Dirgantara.

-Apartement-

Yuna mulai menata pakaian dan Apartemennya. Sejenak ia teringat Mamanya hingga membuatnya menangis karena rindu. Akan tetapi ia kembali teringat dengan niatnya datang ke Kota S adalah untuk menimba ilmu agar mampu membantu Bayu memajukan perusahaannya di Kota T. Oleh karena terlalu lelah, Yuna pun tertidur dan melewatkan makan malam.

-Mansion Keluarga Dirgantara-

Hari sudah semakin larut. Akan tetapi Daniel belum juga keluar dari kamarnya sejak pulang dari perusahaan. Padahal Lydia, Mirna, Johan dan Salma sudah menunggu Daniel di ruang makan untuk makan malam bersama.

"Kalian makanlah dulu, saya akan memanggil Daniel untuk makan bersama kita" kata Lydia sembari beranjak dari tempat duduknya. Tanpa membuang waktu, Johan bergegas mengambil makanan.

Lydia memanggil dan mengetuk pintu kamar Daniel. Akan tetapi tidak ada jawaban dari Daniel. Ia pun mencoba membuka pintu kamar Daniel dan ternyata tidak dikunci. Lydia pun segera masuk. Ia terkejut melihat kamar Daniel berantakan. Berkas-berkas pekerjaan berserakan dimana-mana, laptop pun masih menyala. Ternyata Daniel tertidur di meja belajarnya. Lydia tersenyum dan mengelus rambut Daniel dengan lembut.

"kamu bekerja sangat keras putraku. Mama bangga kepadamu. Dulu setiap kali kamu menghadapi kesulitan, pasti kamu cerita ke Mama. Kamu juga sering bertanya kepada Mama bahkan tentang hal yang tidak penting sekalipun. Mama merindukanmu Daniel." batin Lydia.

Air mata Lydia menetes saat tahu putra kesayangannya berjuang sangat keras memajukan perusahaan yang dirintis dari nol oleh Indra Dirgantara, mendiang suaminya. Merasa ada seseorang yang menyentuhnya, Daniel pun segera bangun dari tidurnya. Ia terkejut melihat Lydia menangis disampingnya.

"Mama ?? Mama kenapa menangis?? Siapa yang menyakiti Mama ? Bilang padaku Ma !!" kata Daniel seolah ia merasa trauma untuk kehilangan orang terdekatnya.

"Tidak ada yang menyakiti Mama, Daniel. Mama bangga sama kamu yang tidak pernah mengeluh saat melakukan apapun. Tapi Mama juga merindukan kamu yang selalu bercerita kepada Mama. Rindu kepada kamu yang selalu berbincang dengan Mama" kata Lydia dengan lembut sambil mengelus punggung kekar Daniel.

Daniel bergegas masuk ke kamar mandi tanpa menjawab perkataan Lydia. Daniel pun menangis di dalam kamar mandi.

"hiks...hiks..Maaf Ma, aku belum bisa hiks..hiks.." gumam Daniel dibawah guyuran shower.

...****************...

Terpopuler

Comments

Haura Az Zahra

Haura Az Zahra

🤔🤔🤔

2024-05-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!